Kabupaten Pangandaran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia |
|||
Baris 121:
Pada awalnya [[desa]] [[Pananjung]] [[Pangandaran]] ini dibuka dan ditempati oleh para [[nelayan]] dari [[Suku Sunda]]. Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di [[Pantai Pangandaran]] inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi [[cagar alam]] atau [[hutan lindung]], tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai. Di sinilah para [[nelayan]] menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam [[Bahasa Sunda]] nya disebut andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. [[Pangandaran]] berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama [[desa]] [[Pananjung]], karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam [[bahasa sunda]] ''pangnanjung-nanjungna'' (paling subur atau paling makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan [[kerajaan Galuh]] Pangauban yang berpusat di [[Putrapinggan]] sekitar abad XIV M. setelah munculnya [[kerajaan Pajajaran]] di [[Pakuan]], [[Bogor]]. Nama rajanya adalah [[Prabu Anggalarang]] yang salah satu versi mengatakan bahwa
Pada tahun [[1922]], penjajahan [[Belanda]] oleh [[Y. Everen]] (Presiden Priangan) [[Pananjung]] dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor [[banteng]] jantan, tiga ekor [[sapi]] betina dan beberapa ekor [[rusa]].
Karena memiliki keanekaragaman [[satwa]] dan jenis – jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun [[1934]] [[Pananjung]] dijadikan [[suaka alam dan marga satwa]] dengan luas 530 Ha. Pada tahun [[1961]] setelah ditemukannya [[Bunga]] [[Raflesia padma]] status berubah menjadi [[cagar alam]]. Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun [[1978]] sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan [[Taman Wisata]]. Pada tahun [[1990]] dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai [[cagar alam laut]] (470,0 Ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata Taman Wisata Akam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III [[Jawa Barat]], Kesatuan Pemangkuan Hutan [[Ciamis]], bagian Kemangkuan [[Hutan Pangandaran]].
=== Lambang Daerah ===
Lambang Daerah
==== Perisai dengan warna dasar biru====
Baris 191:
{{Kabupaten Pangandaran}}
{{
{{Jawa Barat}}
{{Indo-geo-stub}}▼
[[Kategori:Kabupaten Pangandaran| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Barat|Pangandaran]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Pangandaran]]
▲{{Indo-geo-stub}}
|