Serat Sindujoyo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (6), Beliau → Dia (4) |
||
Baris 1:
'''Sindu Joyo'''
Sebagai nelayan Kyai Sindujoyo tidak seperti nelayan umumnya dalam kerjanya.
Saat melaut ini
Setelah usai melakukan tapa
Perang di Gumeno ini telah menyebabkan kekalahan di pihak Ampel Dento. Pasukan yang dipimpin langsung oleh sang patih pulang dengan membawa kekalahan. Kekuatan kembali disusun lagi untuk menyerang Gumeno, Tapi lagi lagi pasukan Ampel Dento menelan kekalahan. Kekalahan demi kekalahan ampel Dento membuat murka Raja Ampel. Akhirnya disusunlah kekuatan yang jauh lebih besar, tapi tak seorangpun berani menjadi panglima perang. Kemudian Martojoyo mengusulkan kepada sang Raja, agar Kyai Sindujoyo yang berasal dari desa ROOMO agar diperkenankan untuk memimpin pasukan ampel dento. Usul itupun disetujui raja Ampel Dento. Dan Martojoyo diutus untuk memanggil Kyai Sindujoyo agar bersedia menghadap sang Raja.Setelah menghadap raja ampel Dento, Kyai Sindujoyo diajak ke gudang senjata, untuk memilih senjata yang cocok. Dipilihlah tombak yang paling jelek di antara ratusan tombak di gudang.
Dibawah pimpinan Kyai Sindujoyo ternyata ekspedisi ini berhasil merahi kemenangan dan Kyai Sindujoyo berhasil membunuh Kidang Palih. Mendengar berita kekalahan pasukan Gumeno dan kematian Kidang Palih membuat istri Kidang Palih tidak Terima.
Seperti halnya di Surakarta, Kyai Sindujoyo menolak pemberia hadiah dari raja Ampel Dento. Ratusan kerbau itu diberikan pada Rakyat Gumeno yang telah ditinggalkan pemimpinnya, dan
▲Seperti halnya di Surakarta, Kyai Sindujoyo menolak pemberia hadiah dari raja Ampel Dento. Ratusan kerbau itu diberikan pada Rakyat Gumeno yang telah ditinggalkan pemimpinnya, dan beliau memilih satu kerbau untuk dijadikan tempat bertapa. Dari kali Tanggok beliau masuk ke dalam kerbau selama empat puluh hari, dan sampailah bangkai kerbau tersebut di desa KARANG PASUNG sekarang jadi kelurahan KROMAN. Saat keluar dari kerbau Kyai Sindujoyo menjumpai anak buaya yang terjepit akar pohon bakau(Tanjang). Lalu buaya kecil itu diangkat dan dikembalikan ke laut. Kyai Sindujoyo membuka lahan dengan membabat hutan bakau ini untuk membuat rumah yang baru di desa KARANG PASUNG.
|