Keroncong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia |
||
Baris 9:
== Fado, Gereja Protestan dan Musik Keroncong ==
Seperti diketahui bahwa Musik Keroncong <ref>
Pada waktu tawanan Portugis dan budak asal Goa ([[India]]) di Kampung Tugu dibebaskan pada tahun 1661 oleh Pemerintah Hindia Belanda (VOC), mereka diharuskan pindah agama dari Katholik menjadi Protestan, sehingga kebiasaan menyanyikan lagu Fado menjadi harus bernyanyi seperti dalam Gereja Protestan, yang pada ''tangga nada mayor''.
Selanjutnya pada tahun 1880 Musik Keroncong lahir, dan awal ini Musik Keroncong juga dipengaruhi lagu [[Hawai]] yang dalam tangga nada mayor, yang juga berkembang pesat di Indonesia bersamaan dengan Musik Keroncong (lihat Musik ''Suku Ambon'' atau ''The Hawaian Seniors pimpinan Jenderal Polisi Hugeng'').
Baris 32:
* [[flute]] (mengantikan Suling Bambu), pada ''Era Tempo Doeloe'' memakai ''Suling Albert'' (suling kayu hitam dengan lubang dan klep, suara agak patah-patah, contoh orkes Lief Java), sedangkan pada ''Era Keroncong Abadi'' telah memakai ''Suling Bohm'' (suling metal semua dengan klep, suara lebih halus dengan ornamen nada yang indah, contoh flutis ''Sunarno dari Solo'' atau ''Beny Waluyo dari Jakarta'');
* [[selo]]; betot menggantikan kendang, juga tidak pernah berubah sejak dibuat oleh ''Amati'' dan ''Stradivarius'' dari ''Cremona Itali 1600'', hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khas ''dipetik/pizzicato'';
* [[kontrabas]] (menggantikan Gong), juga bas yang dipetik, tidak pernah berubah sejak ''Amati'' dan ''Stradivarius'' dari ''Cremona Itali 1600'' membuatnya;
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan [[akord]]. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Baris 42:
== Perkembangan musik keroncong masa kini ==
Setelah mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di Indonesia (1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun 1661 <ref>
dan ini merupakan '''masa evolusi awal musik keroncong yang panjang (1661-1880)''', hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara ''crong-crong-crong'', sehingga boleh dikatakan '''musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880'''.
Dan akhirnya '''musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun 1880 hingga kini''', dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru (keroncong millenium). Tonggak awal adalah pada tahun 1879 <ref>
Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah<ref>
:(a) Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920),
:(b) Masa keroncong abadi (1920-1960), dan
Baris 93:
* Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
* Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|
* Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
==== Stambul Keroncong: ====
Stambul Keroncong berbentuk (A-B-A-B') x 2 = 16 birama x 2 = 32 birama, merupakan modifikasi Stambul II yang 16 birama menjadi 32 birama (menyesuaikan standar Keroncong Abadi yang 32 birama). Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama ''Komedi stambul''. Nama "stambul" diambil dari [[Istambul]] di [[Turki]].
Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan):
Baris 162:
==== Keroncong Dangdut (Congdut) ====
Keroncong dangdut ([[Congdut]]) adalah jawaban atas derasnya pengaruh musik [[dangdut]] dalam musik populer di Indonesia sejak 1980-an. Seiring dengan menguatnya campur sari di pentas musik populer etnis Jawa, sejumlah musisi, konon dimulai dari [[Surakarta]], memasukkan unsur ''beat'' dangdut ke dalam lagu-lagu [[langgam Jawa]] klasik maupun baru. [[Didi Kempot]] adalah tokoh utama gerakan pembaruan ini.
Lagu-lagu yang terkenal antara lain Stasiun Balapan, Sewu Kuto.
'''Masa Kejayaan''' Musik Keroncong.
Pada Masa Keroncong Modern adalah Masa Kejayaan Musik Keroncong, di mana terdengar di mana-mana musik Langgam Jawa, Keroncong Beat, Campursari, koes Plus dan terakhir dengan Congdut dari Didi Kempot, hingga ke Suriname dan Belanda (2004-2008). Rupa-rupanya ini merupakan puncak kejayaan Musik Keroncong, sehingga Gesang khawatir bahwa Keroncong Akan Mati (2008, ucapan
=== Masa keroncong millenium (2000-kini) ===
Baris 173:
== Tokoh keroncong ==
Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak [[Gesang]]. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah [[Jepang]] karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah(lagu)|Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong. Gesang menyebut irama keroncong pada MASA STAMBUL (1880-1920), yang berkembang di Jakarta (Tugu , Kemayoran, dan Gambir) sebagai Keroncong Cepat; sedangkan setelah pusat perkembangan pindah ke Solo (MASA KERONCONG ABADI: 1920-1960) iramanya menjadi lebih lambat.
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" untuk Gesang berkisar pada lagu ciptaannya, "Bengawan Solo". [[Bengawan Solo]] adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, [[buaya]] memiliki habitat di rawa dan sungai. [[Reptil]] terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
|