Maliran, Ponggok, Blitar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agus zhero4 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: Beliau → Dia
Baris 29:
Akhirnya pemerintah Belanda dapat menangkap Pangeran Diponegoro dengan tipu muslihat. Ia kemudian diasingkan ke Menado lalu dipindahkan di benteng Rotterdam di Makasar (Ujung Pandang). Diponegoro pun mati dalam pengasingannya pada tahun 1855, dengan demikian berakhirlah perang Diponegoro.
 
Akibat perang Diponegoro
 
Setelah perang berakhir para sisa prajurit Diponegoro menyelamatkan diri dari pemerintah Belanda. Mereka bergerak dari daerah Jawa Tengah menuju berbagai daerah di Jawa Timur, mereka bersembunyi di hutan-hutan dan membuka lahan untuk dijadikan sebuah desa.
Baris 50:
Tradisi Desa Maliran
Pengertian Tradisi
 
 
Pengertian tradisi menurut KBBI adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.
Baris 59 ⟶ 58:
Dari hasil wawancara dengan mbah Wantah selaku sesepuh desa, belum diketahui secara pasti sejarah adanya Punden tersebut. Akan tetapi ungkapannya ini berdasarkan cerita yang diteruskan dari keturunan yang terlebih dahulu tinggal di Desa Maliran.
 
Awal mula desa ini bukanlah bernama Maliran. BeliauDia mengatakan bahwa yang babad desa/pendiri desa adalah Nyi Gadung Melati yang konon berasal dari Kerajaan Mataram.
 
Nyi Gadung Melati bersama beberapa orang-orang yang tidak mau tunduk kepada pemerintahan Belanda kala itu, berjalan kaki mencari tempat aman karena bagi orang-orang pemberontak Belanda akan dibunuh secara kejam oleh prajurit Belanda.
Baris 164 ⟶ 163:
tahun : 2007-sekarang (2 periode)
alamat : Dusun maliran desa maliran kecamatanm ponggok kabupaten blitar
 
 
sumber "djaloe"