Teungku Chik Pante Kulu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (7)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Perang Aceh: penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 15:
Dalam perjalanan pulang, di atas kapal antara [[Jeddah]] dengan [[Penang]], dia berhasil mengarang sebuah karya sastera yang sangat besar nilainya, yaitu [[Hikayat Prang Sabi]], sebagai sumbangsihnya untuk membangkitkan semangat jihad melawan Belanda. Yang mendorong dia untuk mengarang sajak-riwayat Hikayat Prang Sabi, yaitu kesadaran dia tentang betapa besar pengaruhnya syair-syair penyair Hassan bin Tsabit dalam mengobarkan semangat jihad kepada kaum Muslimin di zaman rasul.
 
[[Berkas:Cik Di Tiro.jpg|thumb|Teungku Chik di Tiro pemimpin [[Perang Aceh]] (1881-1891) di mana pada masa beliaulahdialah Hikayat Prang Sabi karya Tgk. Chik Pante Kulu diciptakan]]
 
Hikayat Prang Sabi yang dikarang Teungku Chik Pante Kulu ini, adalah dalam bentuk puisi yang terdiri dari empat cerita (kissah), yang sekalipun fiktif tetapi berdasarkan sejarah. Keempat kisah tersebut, yaitu Kisah Ainul Mardliyah, Kisah Pasukan Gajah, Kisah Sa'id Salmy dan Kisah Muhammad Amin (Budak Mati Hidup Kembali)