Sufisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 53:
Paham kesatuan wujud adalah paham yang dibawa oleh Ibnu Arabi pada abad ke-3 Hijriah. Tokoh-tokohnya antara lain adalah Ibnu Arabi, Mansur al Hallaj, dan Jalaludin Rumi. Paham ini ditolak oleh Al Ghazali dan Ibnu Taymiah.
 
*** '''SUNTINGAN AJARAN [[SYEKH RUSLAN AD-DIMASYQI]]'''
Ketika tidak ada gerak bagimu untuk dirimu sendiri maka sempurna [[yakin]]mu, dan ketika tidak ada [[wujud]]mu bagimu maka [[sempurna]] [[tauhid]]mu. [http://naskahcirebon.blogspot.com]
Maknanya: ketika kamu [[fana]] dari [[wujud]]mu karena tidak adanya pandanganmu terhadap [[wujud]]mu sama sekali, dengan cara kamu tidak melihat [[wujud]] bagi dirimu beserta [[wujud]] Gusti-mu Yang Maha Agung dan Mulia, maka sempuna [[tauhid]]mu. Hal itu, karena kamu telah menyatakan Gusti-mu dan kamu mempertimbangkan pandanganmu didalamnya. Maka kamu melihat [[wujud]]mu, yaitu semua [[amal]]mu dari Allah swt sebagi [[cipta]]an, maka ketika ini, kamu tidak melihat [[wujud]] kecuali [[Allah]] swt Yang Maha Agung dan Mulia. Maka ketika itu telah sempurna [[tauhid]]mu. Karena hamba selagi melihat [[wujud]] dan amalnya sendiri, maka tidak sempurna tauhidnya menurut para muwahhidiin muhaqqiqiin [[para petauhid sempurna]]. Karena dia masih melihat dirinya dapat beramal yang amal itu keluar dari dirinya. Berbeda dengan muwahhidiin muhaqqiqiin (para petauhid sempurna), dia (mereka) telah hilang dari wujud dirinya yang majazi dan rusak dengan sebab wujud [[Allah]] swt yang Maha Ada yang kekal dan hakiki. Hal itu ketika [[Allah]] swt telah memberikan kenyataan padanya tentang [[hakikat]]-[[hakikat]], lalu dia melihat dengan [[cahaya]] [[Tuhan]]-nya yang telah dititipkan pada [[relung]] [[hati]]nya, bahwa sesungguhnya [[Allah]] swt telah mewujudkan dirinya dengan anugerah-NYA dan menolongnya dengan kasih-NYA, kemudian dia tidak melihat dalam [[wujud]] selain [[Allah]] swt dan tidak melihat kasih selain [[Allah]] swt Yang Maha Agung dan Mulia, maka sempurnalah [[tauhid]]nya. [http://naskahcirebon.blogspot.com]
 
*** Sekilas Paham Tasawuf [[al-Banjari]] [http://naskahcirebon.blogspot.com]***
 
Menurut [[al-Banjari]], kaum [[wujudiyyah]] (orang-orang yang memahami tentang wahdatul wujud) itu ada dua golongan: [[wujudiyyah mulhid]] dan [[wujudiyyah muwahhid]]. [[wujudiyyah mulhid]] termasuk golongan yang sesat lagi [[zindiq]]. [[Wujudiyyah muwahhid]], menurut dia, “yaitu segala ahli sufi yang sebenarnya”, mereka dinamakan kaum [[wujudiyyah]] ”karena bicaranya dan perkataannya dan itikadnya itu pada wujud [[Allah]]”. Ia tidak menjelaskan isi ajaran mereka, tetapi sebagai lawan dari [[wujudiyyah mulhid]] tadi, [[wujudiyyah muwahhid]] tentu tidak menganggap bahwa [[Allah]] tidak “tiada maujud melainkan di dalam kandungan wujud segala makhluk”, atau “bahwa [[Allah]] itu ketahuan zat (esensi)-Nya nyata kaifiat-Nya dari pada pihak ada. Ia waujud pada kharij dan pada [[zaman]] dan [[makan]]”, dan tidak pula membenarkan pernyataan-pernyataan seumpama “tiada wujudku, hanya wujud [[Allah]]”, dan sebagainya, yang mencerminkan pandagan [[wujudiyyah mulhid]] itu. Keterangan [[al-Banjari]] mengenai ajaran kaum [[wujudiyyah mulhid]] itu kelihatan sangat mirip dengan keterangan [[ar-Raniri]], yang dalam abad sebelumnya menyanggah penganut-penganut di [[Aceh]].
Baris 73 ⟶ 70:
Sufisme telah menyumbang cukup banyak puisi dalam [[Bahasa Arab]], [[Bahasa Turki]], [[Bahasa Farsi]], [[Bahasa Kurdi]], [[Bahasa Urdu]], [[Bahasa Punjab]], [[Bahasa Sindhi]], yang paling dikenal mencakup karya dari [[Jalal al-Din Muhammad Rumi]], [[Abdul Qader Bedil]], [[Bulleh Shah]], [[Amir Khusro]], [[Shah Abdul Latif Bhittai]], [[Sachal Sarmast]], [[Sultan Bahu]], tradisi-tradisi dan tarian persembahan seperti [[Sama]] dan musik seperti [[Qawalli]].
 
*** Kesenian Sufi Cirebon [http://naskahcirebon.blogspot.com]***
Di Cirebon, kesenian yang berhubungan dengan Kesenian Sufi ini adalah [[Brai]], [[Gembyung]], [[Terbang]], [[Genjring Santri]], dan lainya. Kebanyakan Jenis Kesenian yang beredar di Cirebon terkait dengan perkembangan paham tasawuf tersebut.
 
Baris 84 ⟶ 80:
 
== Doa Sarmadiyah ==
'''DOA SARMADIYAH''' : Yang orang banyak menyebutnya dengan “Doa Ilmu Cahaya Ilahi” merupakan amalan dari '''Syaikh Abu Hayyullah AL-Marzuki Al-Maliky '''yang di kutib dari kitab''Jawahirul Lama’ah'', dia ini merupakan ulama  ahli hikmah pada abad 7 Hijriah, bermazhab Maliky. Sesuai dengan maksud isi doanya, Insy Allah dengan izinNya akan membukakan hijab gerbang pintu '''''makrifat''''' dan '''''kasyaf''''' (terbukanya tirai) hati anda dan anda dapat dengan mudah menyelami samudara pengertian-pengertian  sir-sir  ilmunya Allah yang maha agung dan luas. untuk mengetahui isi doanya silahkan kunjungi blog beriku di bawah
 
Sumber : http://istana99kupu.blogspot.com/2014/03/cara-membuka-gerbang-pintu-makrifat.html
 
http://doaagarkaya.blogspot.com/
http://www.lesmiserablesmovie.be/sufisme
 
== [[Lihat]] pula ==