R.E. Abdoellah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
Dalam susunan pemerintahan [[Kabupaten Bogor]] Darurat Bapak R.E Abdoellah diangkat sebagai Wedana istimewa dengan tugas pokok pengerahan tenaga rakyat untuk perjuangan, pengerahan bahan makanan untuk keperluan perjuangan, menghadapi/ mengikuti perundingan-perundingan dengan Belanda perantaraan KTN (Komisi Tiga Negara), yaitu [[Australia]], [[Amerika]] dan [[Tiongkok]]. Pada Tanggal 22 Desember 1948, seluruh staf Pemerintahan RI, tentara dan unsur-unsur perjuangan lainnya mulai menjalankan [[perang gerilya]]. Ketika itu bapak [[Ipik Gandamana]] ditetapkan sebagai Bupati dan Bapak R.E Abdoellah sebagai [[patih]].
 
Untuk mengenang jasa-jasanya Pemerintah [[Kota Bogor]] mengabadikan namanya dalam sebuah nama jalan di kota Bogor [https://www.google.com/maps/place/Jalan+Re.+Abdullah,+Bogor+Barat,+Kota+Bogor,+Jawa+Barat+16118,+Indonesia/data=!4m2!3m1!1s0x2e69c5a582fd19a1:0xc9625c2e1b855a16?sa=X&ei=QS_NVPueOM2m8AXPv4Fg&ved=0CBoQ8gEwAA Jalan. RE. Abdulah]
 
== Bogor pada masa bersiap (Revolusi Sosial) ==
 
Pada bulan Oktober 1945 merupakan awal terjadinya kekacauan di Bogor. Pada
bulan ini banyak terjadi kasus penculikan terhadap orang-orang Eropa yang dilakukan oleh kaum ''republikein''. Meski pada tahun tersebut otoritas RI sudah berdiri di Bogor, namun mereka tidak menguasai situasi dan kondisi yang sebenarnya. Pengawasan terhadap berbagai aksi kekerasan masih sangat kurang, terutama untuk mencegah kemarahan para pendukung RI yang melampiaskannya emosi mereka pada orang-orang Eropa dan Indo dengan cara yang berlebihan. Dua kamp intemiran (kamp Bersiap) didirikan di Depok dan Bogor.
 
Aksi Ki Nariya dan kawan-kawannya nyaris mendapat pengakuan dari pemerintah RI di Jakarta yang kurang mendapat informasi tentang perkembangan sosial-politik di wilayah sekitar Jakarta-Bogor. Namun setelah menerima
laporan dari Bogor, pimpinan di Jakarta memerintahkan agar pimpinan TKR di wilayah Bogor untuk segera menindak tegas gerakan Ki Nariya-Tje Mamat.
 
Setelah menerima perintah itu, pasukan gabungan dari Resimen Bogor yang terdiri dari Batalyon II pimpinan Mayor Toha, Batalyon III pimpinan Kapten Haji Dasuki Bakri, Polisi Istimewa pimpinan [[Wiranatakusumah V|Muharam Wiranatakusuma]], Lasykar Hizbullah pimpinan E. Affandi, Lasykar Bogor pimpinan Dadang Sapri, Pasukan Jabang Tutuka pimpinan '''R.E. Abdullah''', dan Lasykar Leuwiliang pimpinan Sholeh Iskandar berhasil mengepung dan menyergap Ki Nariya di [[Dramaga, Bogor|Dramaga]]. 
Tje Mamat sendiri berhasil meloloskan diri dari sergapan pasukan gabungan, akhirnya berhasil disergap oleh Lasykar Leuwiliang pimpinan Sholeh Iskandar. Selanjutnya Tje Mamat dengan lasykarnya yang merupakan buronan dari Banten, dikirimkan ke Komandemen I Jawa Barat yang berkedudukan di Purwakarta (Sri Handajani Purwaningsih, 1984: 91).
 
== Keluarga ==
Baris 55 ⟶ 66:
* [http://silsilah-ernimuthalib.blogspot.com/2014/05/silsilah-pangeran-santri-gen01-13-2014.html Silsilah Pangeran Santri] oleh Erni Muthalib
* [http://nanamaulana225-albughury.blogspot.com/2012/01/bupati-bogor-sepanjang-sejarah.html? Bupati Bogor sepanjang masa] Oleh Albughur
*[http://www.bogorheritage.net/2015/01/masa-bersiap-dan-revolusi-sosial-di.html Masa Bersiap dan revolusi sosial di Bogor di tahun 1945] Bogor Heritage
*[http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20161006-RB04R181b-Bogor%20pada%20Masa%20Bersiap.pdf Bogor Masa Persiapan] Universitas Indonesia
 
{{s-start}}