Hanindawan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriana08 (bicara | kontrib) artikel baru, rintisan |
Andriana08 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 20:
|website =
}}
'''Hanindawan Sutikno''' atau lebih dikenal dengan nama '''Hanindawan''' ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|4|12|1959}}) adalah tokoh sastra dan teater berkebangsaan [[Indonesia]]. Dia adalah pemimpin Teater Gidag Gidig Solo sejak sejak [[1982]]. Hanindawan merupakan salah satu pelopor berkembangnya kelompok-kelompok teater di Surakarta melalui karya-karyanya. Saat ini, dia tercatat sebagai karyawan di Taman Budaya Jawa Tengah untuk divisi teater. Kemampuannya di bidang teater, menjadikannya dia ditunjuk sebagai pemoles gaya pidato [[presiden]] [[Republik Indonesia]], [[Jokowi]].<ref>[http://www.antaranews.com/video/12957/hanindawan-pemoles-gaya-pidato-jokowi Antara News: Hanindawan, pemoles gaya pidato Jokowi], diakses 22 Februari 2015</ref><ref>[http://www.kelola.or.id/database/theatre/list/&dd_id=18&p=1&alph=p_t Kelola Art: Biografi Hanindawan], diakses 22 Februari 2015</ref>
==Kehidupan pribadi==
Sejak usia mudia, Hanindawan sudah mencintai dunia kesenian. Rumahnya yang tak jauh dari RRI Surakarta, di mana di situ sering diselenggarakan pertunjukan kesenian melecut minatnya untuk selalu menyaksikan. Saat itu, usia Hanin masih SD dan tinggal bersama neneknya, dan memilih tidak ikut pindah ayahnya ke [[Jakarta]].<ref>[http://beritane.com/2012/05/30/hanindawan-teater-di-ruang-keluarga/ Beritane: Teater di ruang keluarga], diakses 22 Februari 2015</ref>
RRI Surakarta, merupakan pusat kegiatan kesenian di Solo. Hampir setiap malam ada pementasan wayang kulit, wayang orang, ketoprak, pembacaan puisi, keroncong dan berbagai kesenian rakyat lainnya. Dalam lingkungan seperti itulah Hanin kecil mengawali perkenalannya dengan kesenian. Dia menonton pertunjukan di panggung RRI dengan cara ''mbludhus'' (masuk sembunyi-sembunyi tanpa membeli tiket) yanya untuk
Saat masuk SMAN 4 Surakarta, [[1977]], atas ajakan seorang teman, dia bergabung dengan kelompok teater remaja yang semua anggotanya siswa SMA setempat. Kelompok itu, Teater Gidag Gidig, didirikan pada 21 Desember 1976, dipimpin oleh Bambang Sugiarto, kakak kelas Hanin, yang juga sutradara. Lulus SMA, 1980, Hanindawan masuk Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra [[Universitas Sebelas Maret]] [[Solo]]. Padahal semasa SMA dia dari jurusan IPA. Sastra Indonesia dipilih karena paling dekat dengan hobinya, berteater.
Di kampus, aktivitas teater Hanin kian menjadi. Namun, dia malah merasa jenuh. Kejenuhan itu timbul, karena dorongan berteater dalam diri yang sangat kuat tapi tak terwadahi dalam ekspresi kelompok yang stagnan. Maka, pada [[1982]], Hanin memutuskan berhenti dari Gidag Gidig. Tapi beberapa bulan kemudian, Bambang Sugiarto justru menghubunginya dan meminta aktif kembali, bahkan ditawari untuk memimpin dan melatih anggota-anggota baru.
|