Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
k wikify
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Iri hati ({{lang-en|envy}}, {{lang-la|invidia}}) adalah suatu [[emosi]] yang timbul ketika seseorang yang tidak memiliki suatu keunggulan -- baik [[prestasi]], [[kekuasaan]], atau lainnya -- menginginkan yang tidak dimilikinya itu, atau mengharapkan orang lain yang memilikinya agar kehilangannya.<ref name="Parrot,Smith,1993">Parrott, W. G., & Smith, R. H. (1993). "Distinguishing the experiences of envy and jealousy." ''Journal of Personality and Social Psychology'', 64, 906–920.</ref>
 
[[Bertrand Russell]], seorang [[filsuf]] dan peraih [[hadiah Nobel]] [[Sastra]], mengatakan bahwa iri hati adalah salah satu penyebab utama ketidakbahagiaan. Orang yang iri hati tidak hanya menyebabkan ketidakbahagiaan bagi dirinya sendiri, orang tersebut bahkan mengharapkan kemalangan orang lain. Russel berpendapat bahwa ketidakstabilan [[status sosial]] di dunia modern, juga doktrin kesetaraan dari [[demokrasi]] dan [[sosialisme]], sangat berperan memperluas penyebaran iri hati (dalam arti [[kecemburuan]]) dalam suatu kalangan masyarakat. Karena itu iri hati adalah sesuatu yang jahat, namun menurutnya kejahatan ini musti ditanggung demi tercapainya suatu [[sistem sosial]] yang lebih berkeadilan.<ref>{{cite book|last=Russell|first=Bertrand|title=The Conquest of Happiness|publisher=Horace Liveright|location=[[New York]]|year=1930|page=90-91}}</ref>
 
Sementara itu beberapa [[psikolog]] berpendapat bahwa ada dua jenis iri hati, yaitu iri hati yang berbahaya dan iri hati yang jinak; dimana saat ini iri hati jinak sedang diusulkan sebagai suatu jenis kekuatan motivasi yang positif.<ref>{{cite web|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19485619|title=Leveling up and down: the experiences of benign and malicious envy.|author=van de Ven N , et al.|publisher=}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.spring.org.uk/2011/05/why-envy-motivates-us.php|title=Why Envy Motivates Us|publisher=PsyBlog}}</ref> Namun belum ada penelitian ahli yang membuktikan hal tersebut.
Baris 9:
 
== Perbandingan dengan kecemburuan ==
Kata-kata "iri hati" and "[[kecemburuan]]" sering digunakan dengan maksud yang sama dalam penggunaan sehari-hari, namun sebenarnya kedua kata tersebut merujuk pada dua emosi yang berbeda.<ref name="Parrot,Smith,1993" /> Kecemburuan merupakan rasa takut, atau akibat, dari kehilangan sesuatu yang dimilikinya atau orang lain yang melekat padanya (suatu peralihan [[afeksi]] seseorang yang mencintai, atas orang yang dicintainya, dalam bentuk yang umum). Sedangkan iri hati adalah suatu [[kebencian]] yang disebabkan karena orang lain memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya, dan ia menginginkannya bagi dirinya sendiri.<ref name=Neu,1980>Neu, J., 1980, "Jealous Thoughts," in Rorty (ed.) ''Explaining Emotions'', Berkeley: U.C. Press.</ref> Jadi iri hati berkaitan dengan rasa ingin memiliki atas yang tidak dimilikinya, sementara kecemburuan berkaitan dengan rasa takut kehilangan atas miliknya.
 
== Pandangan Agama ==
=== KatolikKekristenan ===
Rasa iri dalam hati menyebabkan pelanggaran terhadap perintah kesepuluh dari "[[Sepuluh Perintah Allah]]". [[Kitab Suci]] menggambarkan dengan baik mengenai iri hati dalam [[perumpamaan]] yang disampaikan [[Nabi]] [[Natan]] saat hendak menyadarkan [[Raja Daud]] dari kesalahannya ([[2 Samuel 12]]:1-10); orang kaya dalam perumpamaan tersebut iri akan domba satu-satunya yang dimiliki si miskin dan akhirnya mengambil dombanya --serupa dengan yang dilakukan Raja Daud terhadap [[Uria]] ([[2 Samuel 11]]:1-27). Dan iri hati dapat menghantar seseorang sampai kepada perbuatan-perbuatan terjahat yang dapat dilakukannya ([[Kejadian 4]]:3-8, [[1 Raja-raja 21]]:1-29).
Iri hati adalah suatu kekecewaan atau kecemburuan atas keuntungan orang lain dan menghendakinya untuk dimiliki sendiri dengan cara yang tidak adil. Sehingga seseorang melakukan dosa berat karena menginginkan yang jahat bagi sesamanya. [[Santo]] [[Gregorius Agung]] mengatakan bahwa iri hati menimbulkan [[kedengkian]], [[fitnah]], [[penghujatan|hujat]], [[kebahagiaan|kegirangan]] akan [[kesengsaraan]] orang lain, dan menyesalkan [[keberuntungan]]nya. [[Kebajikan]] yang adalah lawannya yaitu kebaikan hati; namun mengingat [[kesombongan]] adalah 'ibu dosa' maka kerendahan hati mutlak dibutuhkan juga. ([[Katekismus Gereja Katolik|KGK]] #2539-2540)<ref name="ccc32210">{{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a0.htm |title=Catechism of the Catholic Church - The Tenth Commandment |publisher=Holy See}}</ref>
 
[[File:Jheronimus_Bosch_Table_of_the_Mortal_Sins_(Invidia).jpg|thumb|Invidia (Iri hati) dalam "Tujuh Dosa Mematikan dan Empat Hal Terakhir", karya [[Hieronymus Bosch]]]]
==== Katolik ====
IriKarena iri hati adalahmenyebabkan suatutimbulnya kekecewaan[[dosa (kristen)|dosa]]-[[dosa (kristen)|dosa]] lain maka [[Katekismus Gereja Katolik]] (KGK) memasukkannya dalam "[[Tujuh dosa pokok]]". Seseorang yang iri berarti bahwa ia kecewa atau kecemburuancemburu atas keuntungan orang lain dan menghendakinyamenginginkannya secara tidak wajar untuk dimilikidirinya sendiri dengan cara yang tidak adil. Sehingga seseorang melakukan dosa berat karena menginginkan yang jahat bagi sesamanya (Lihat: [[Dosa_(Kristen)#Bobot_Dosa|Bobot Dosa]]). [[Santo]] [[Gregorius Agung]] mengatakan bahwa iri hati menimbulkan [[kedengkian]], [[fitnah]], [[penghujatan|hujat]], [[kebahagiaan|kegirangan]] akan [[kesengsaraan]] orang lain, dan menyesalkan [[keberuntungan]]nya. [[Kebajikan]] yang adalah lawannya yaitu kebaikan hati; namunsementara mengingatSanto [[kesombonganAgustinus]] adalahmemandangnya 'ibusebagai "dosa' makasetani" kerendahan(''diabolical hati mutlak dibutuhkan jugasin''). ([[Katekismus Gereja Katolik|KGK]] #2539-2540)<ref name="ccc32210">{{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a0.htm |title=Catechism of the Catholic Church - The Tenth Commandment |publisher=Holy See}}</ref>
 
St. [[Yohanes dari Damaskus]] -- sebagaimana dikutip oleh St [[Thomas Aquinas]] dalam [[Summa Theologia]] -- mengatakan bahwa iri hati adalah satu jenis penderitaan, dan iri hati adalah penderitaan atas kebaikan orang lain.<ref name="st3036">{{cite web |url=http://www.newadvent.org/summa/3036.htm |title=The Summa Theologica II-II.Q36.A1 (Envy - Whether envy is a kind of sorrow?) |publisher=New Advent |edition=1920, Second and Revised Edition |author=Thomas Aquinas}}</ref> Sehingga [[kebajikan]] yang adalah lawannya yaitu kebaikan hati; namun karena iri hati seringkali timbul akibat [[kesombongan]], karena seseorang yang iri merasa dirinya layak untuk memiliki apa yang tidak dimilikinya, maka setiap orang yang telah di[[baptis]] harus melatih diri untuk hidup dalam [[kerendahan hati]]. (KGK #2540)<ref name="ccc32210"/>
{{cquote|''Apakah engkau ingin melihat Tuhan dimuliakan melalui engkau? Jika ya, bergembiralah atas kemajuan saudaramu dan engkau akan memberi kemuliaan bagi Tuhan. Karena hamba-Nya dapat menaklukkan iri hati dengan bergembira atas jasa-jasa orang lain, Tuhan akan dipuji.''|25px|25px|St. [[Yohanes Krisostomus]]<ref name="ccc32210"/>}}
 
== Referensi ==