Sekolah alam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adhikabp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adhikabp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
[[Kategori:sekolah]]
 
Sekolah Alam adalah sebuah modelkonsep [[sekolah]]pendidikan<ref>Suhendi didan [[Indonesia]]Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser</ref> yang digagas oleh Lendo Novo berdasarkan keprihatinannya akan biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau oleh masyarakat. Ide membangun sekolah alam adalah agar bisa membuat [[sekolah]] dengan kualitas sangat tinggi tapi murah. Itu dilakukan karena sebagian besar rakyat Indonesia miskin.
 
Ide membangun sekolah alam adalah agar bisa membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tapi murah. Itu dilakukan karena sebagian besar rakyat Indonesia miskin.
 
Paradigma umum dalam dunia pendidikan adalah sekolah berkualitas selalu mahal. Yang menjadikan sekolah itu mahal karena infrastrukturnya, seperti bangunannya, kolam renang, lapangan olahraga, dan lain-lain. Sedangkan yang membuat sekolah itu berkualitas bukan infrastruktur. Kontribusi infrastruktur terhadap kualitas pendidikan tidak lebih dari 10%. Sedangkan 90% kontribusi kualitas pendidikan berasal dari kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Ketiga variabel yang menjadi kualitas pendidikan ini sebetulnya sangat murah, asalkan ada guru yang mempunyai idealisme tinggi. Dari situ Lendo mencoba mengembangkan konsep-konsep sekolah alam. <ref>http://www.perspektifbaru.com/wawancara/695</ref>
Baris 32 ⟶ 30:
 
Ada pula orang tua siswa yang kemudian terlibat dalam pengembangan konsep akhlak dalam sekolah alam seperti Muhammad Ferous. Selain itu, Cahya Zaelani, salah seorang pegiat kepanduan turut membantu dalam konsep pengembangan sifat kepemimpinan melalui metode outbound.
 
== Alam ==
Alam pada kata sekolah alam mempunyai dua makna.
# Alam; dalam arti pengalaman
# Alam; semesta alam, makhluk, dan segala sesuatu yang diciptakan Allah swt
 
Baik alam sebagai makhluk dan alam sebagai ilmu dan pengalaman berasal dari akar kata yang sama. Sekolah alam percaya bahwa alam dan pengalaman adalah guru terbaik. <ref>Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.21</ref>
 
'''Alam dalam arti pengalaman'''
Pendekatan yang dominan digunakan dalam konsep sekolah alam adalah siswa diajak untuk melalui serangkaian kegiatan (pengamalan dan pengalaman), setelah itu distrukturkan. Hal ini berbeda dengan umumnya pendidikan di Indonesia, di mana siswa mempelajari buku pelajaran dulu, baru kemudian diamalkan.
 
Maka, pendidikan yang totalitas (''total education'') menurut sekolah alam akan mampu membawa siswa dalam tahap berikut:
# Tambah pengalaman, tambah pengetahuan (ranah IQ)
# Tambah pengalaman, tambah tangkas (ranah PQ, ''physical/power quotient'')
# Tambah pengalaman, tambah bijak (ranah EI, ''emotional intelligence'')
# Tambah pengalaman, tambah iman (ranah SI, ''spiritual intelligence'') <ref>Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.21-23</ref>
 
'''Alam dalam arti semesta alam'''
Alam semesta memiliki hukum dan konsep tersendiri yang tunduk di bawah kendali-Nya. Misalnya fenomena gravitasi, yang berarti setiap benda yang jatuh pasti menuju ke arah pusat bumi tempat magnet raksasa tersimpan. Sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan semua makhluk hidup. Daur karbon, bitrogen, oksigen, dan air serta fuilditasnya yang bermanfaat bagi kehidupan. Siklus itu terbentuk di bawah kendali Sang Pencipta. <ref>Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.34</ref>
 
Alam mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi-pribadi tangguh yang siap menjemput kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup. Kejadian di alam memberikan contoh dan hikmah kepada kita bagaimana alam dapat mengilhami lahirnya ilmu pengetahuan. Namun tentu semua hanya dapat dimiliki oleh manusia yang mau berpikir dan belajar bersama alam.<ref>Suhendi dan Murdiani, Septriana (2011). "Belajar Bersama Alam". Bogor: SoU Publiser. p.48-50</ref>
 
== Kurikulum ==
Baris 43 ⟶ 62:
 
== Model Pembelajaran ==
Pembelajaran di sekolah alam banyak dilaksanakan di ruang terbuka, dengan memanfaatkan potensi yang ada di dalam lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan metode belajar bersama alam. SekolahPada prinsipnya, sekolah alam jugamenggunakan didasarkanmetode padapatut premisdalam bukanmemilih hanyamodel tentangpembelajaran. alam,Artinya tetapimetode jugaapapun peng-alam-anyang sesuai dapat digunakan. Sehingga metodedi [[experientialsekolah learning]]alam jugayang banyakberbeda digunakankita dapat menemukan model pembelajaran yang berbeda pula.
 
Pada prinsipnya, sekolah alam menggunakan metode patut dalam memilih model pembelajaran. Artinya metode apapun yang sesuai dapat digunakan. Sehingga di sekolah alam yang berbeda kita dapat menemukan model pembelajaran yang berbeda pula.
 
Sekolah alam juga biasanya adalah sekolah inklusi, artinya sekolah yang menyediakan tempat bagi siswa berkebutuhan khusus. Berprinsip pendidikan bagi semua, sekolah alam percaya bahwa dengan menyatukan antara siswa biasa dan siswa berkebutuhan khusus, masing-masing pihak akan dapat saling belajar. Siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan spektrum normal, sementara siswa biasa akan lebih tumbuh rasa empatinya terhadap sesama.
Baris 53 ⟶ 70:
Kebanyakan sekolah alam menggunakan kelas terbuka, tanpa dinding dan jendela. Awalnya, ini dilakukan untuk mengurangi biaya pembangunan infrastruktur sehingga biaya pendidikan lebih terjangkau. Namun kemudian, pembangunan kelas terbuka ini ditujukan agar anak lebih banyak mendapatkan asupan udara segar.
 
Kelas terbuka ini biasa disebut saung (bahasa Sunda) atau dengan sebutan lain mengikutisesuai daerah di mana sekolah itu berada.
 
== Jenjang Pendidikan ==