Melayu Riau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Putrakeren (bicara | kontrib) |
Putrakeren (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 53:
Disisi lain, orang [[Orang Sakai|Sakai]] dan [[Orang Talang Mamak|Talang Mamak]] masih menganut animisme. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak penduduk Sakai dan Talang Mamak yang sudah memeluk agama Islam. Meski begitu, peralihan kepercayaan itu tak memupus kebiasaan mereka mempraktekkan ajaran nenek moyang mereka.
==
:''Lihat pula: [[Bahasa Melayu]] dan [[Bahasa Indonesia]]''
Baris 61:
Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh [[Raja Ali Haji]], sehingga bahasa ini sudah memiliki standar pada zamannya dan juga sudah banyak dipublikasikan, berupa; buku-buku sastra, buku-buku sejarah dan agama pada era sastra Melayu klasik pada abad-19.
=== Sastra Lisan ===
Riau memiliki berbagai macam subdialek Melayu yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu subdialek Daratan dan subdialek Kepulauan. Subdialek Daratan mempunyai ciri-ciri fonologis yang berdekatan dengan bahasa Melayu Minangkabau, sedang subdialek Kepulauan mempunyai ciri fonologis yang berdekatan dengan bahasa Melayu Malaysia.
Di samping berbagai ciri khas lain, kedua subdialek ini ditandai dengan kata-kata yang dalam bahasa Indonesia merupakan kata-kata yang berakhir dengan vokal /a/; pada subdialek Daratan diucapkan dengan vokal /o/, sedang pada subdialek Kepulauan diucapkan /e/lemah. Beberapa contohnya antara lain: Penyebutan kata /bila/, /tiga/, /kata/ dalam Bahasa Indonesia akan menjadi demikian dalam Bahasa Riau Daratan: /bilo/, /tigo/, /kato/. Sementara dalam Bahasa Riau Kepulauan menjadi: /bile/, /tige/, /kate/.
=== Tulisan ===
== Adat dan budaya ==
|