Selamat Ginting: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: Karir → Karier using AWB |
profil |
||
Baris 17:
}}
'''Selamat Ginting''' ({{lahirmati|[[Kuta Bangun, Tiga Binanga, Karo|Kuta Bangun]], [[Kabupaten Karo]], [[Sumatera Utara]]|22|4|1923||22|40|1994}}) adalah
Pada masa pemerintahan Presiden [[Soekarno]], Selamat Ginting dikenal sebagai bankir dan ketua umum PERBANAS (1963-1967).
==
Selamat Ginting berperan dalam pergerakan nasional ketika masih berusia remaja, ketika menempuh pendidikan menengah di zaman kolonial (HIS). Setelah menamatkan pendidikan dari HIS, Selamat Ginting meneruskan pendidikan di Sekolah Ekonomi Kayutanam, [[Sumatera Barat]].
Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Ekonomi Kayutanam, Selamat Ginting kemudian pulang ke [[Tanah Karo]]. Tak lama berselang, Perang Pasifik meletus dan [[Jepang]] menginvasi Indonesia. Hal itu menandai berakhirnya era penjajahan [[Kolonial]] [[Belanda]] dan dimulainya masa pendudukan Jepang di nusantara, termasuk di Tanah Karo.▼
==Perjuangan Militer==
Selamat Ginting akhirnya memutuskan untuk turut berjuang menghadapi penjajahan Jepang dengan bergabung ke partai yang dibentuk oleh [[Mohammad Hatta]], yaitu Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Pemerintah Jepang yang melarang segala kegiatan berbau politik pada saat itu, akhirnya membubarkan Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Selamat Ginting kemudian membentuk Pusat Ekonomi Rakyat (Pusra) untuk membantu menggerakkan perekonomian rakyat pada masa itu.▼
▲Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Ekonomi Kayutanam, Selamat Ginting
▲
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], Indonesia masih terus menghadapi fase perang kemerdekaan, ketika Belanda kembali berusaha menduduki nusantara termasuk Tanah Karo. Disini Selamat Ginting kembali terpanggil untuk berjuang demi kemerdekaan penuh Republik Indonesia. Dia kemudian masuk [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) dan sekaligus diangkat menjadi Komandan Sektor III Subteritorium VII Komando Sumatera yang meliputi wilayah Dairi, Tanah Karo, Aceh Tenggara dan Langkat.
Baris 30 ⟶ 33:
Semasa era revolusi, pasukan Selamat dijuluki dengan sebutan ”pasukan halilitar” yang dikenal garang dalam setiap pertempuran melawan Belanda. Pasukan Selamat juga dikenal tidak pernah kompromi dengan musuh karena Selamat memiliki prinsip daripada mundur, lebih baik maju mengejar musuh.
==
Setelah perang kemerdekaan selesai, Selamat Ginting akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari dunia militer, dan memilih berkecimpung di dunia politik melalui partai yang dibentuk [[Soekarno]] pada masa kolonial, [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI). Melalui partai ini, Selamat pernah menduduki jabatan tertinggi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah]] (DPRD) Sumatera Utara pada tahun 1950.
Kiprah politiknya yang cemerlang di daerah mendatangkan keinginan dari pengurus pusat untuk menarik Selamat ke Jakarta. Di Jakarta, Selamat akhirnya diberikan amanat untuk menjabat Ketua Departeman Organisasi DPP PNI pada tahun 1955. Saat Pemilihan Umum pada tahun yang sama, Selamat Ginting juga berhasil meraih satu kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat]] ([[DPR]] [[RI]]) mewakili PNI sejak tahun 1956.<ref>[http://www.berdikarionline.com/tokoh/20121103/selamat-ginting-marhaenis-dari-tanah-karo.html "Selamat Ginting, Marhaenis Dari Tanah Karo"] - Web, diakses 13 Juli 2014.</ref>
== Pengabdian Ekonomi ==
Pada masa pemerintahan Presiden [[Soekarno]], Selamat Ginting dikenal sebagai bankir dan ketua umum PERBANAS (1963-1967).
Berbekal pendidikan dari Sekolah Ekonomi Kayutanam, [[Sumatera Barat]], Selamat Ginting mendirikan Pusat Ekonomi Rakyat (PUSRA). Ia mendirikan bank kerajinan rakyat.
==Keluarga==
|