Aritonang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 16:
Karena suatu masalah dalam keluarga besar keturunan Rajagukguk di masa lalu, telah menyebabkan salah seorang generasi keturunannya memisahkan diri. Mereka membentuk marga sendiri khusus untuk keturunannya, yakni [[Marga Haro]] (Rajagukguk). Meski tidak banyak, namun status marga ini juga sudah semi independent dan diakui oleh kalangan marga-marga Batak lainnya.
Catatan : Marga Haro (Rajagukguk) ini berbeda dengan Marga Haro (Munthe), salah satu marga keturunan dari Kelompok Besar [[Nai Ambaton]] [[(PARNA)]] yang juga keturunan dari Si Raja Batak.
Karena itulah saat ini kerap ditemukan para keturunan Marga Aritonang dalam kesehariannya menggunakan nama marga yang bervariasi, yaitu :
* [[Marga Aritonang]],
* [[Marga Ompusunggu]],
* [[Marga Rajagukguk]],
* [[Marga Simaremare]].
Di beberapa tempat masih ditemukan mereka yang menggunakan nama [[Marga Haro]]
Meski begitu, dalam berbagai acara adat mereka umumnya tetap digolongkan ke dalam Rajagukguk ataupun Aritonang secara umum. Di daerah Muara, ketiga belahan marga Aritonang ini telah saling menikahi. Karena di daerah Muara mayoritas penduduknya bermarga Aritonang, sehingga sulit mendapatkan jodoh yang berbeda marganya. Hal ini sudah umum terjadi dan sudah diakui secara adat. Namun khusus untuk 1 belahan anak marga yang sama, tetap tidak diperbolehkan dilakukan pernikahan. Begitu pula terhadap Marga Haro (Rajagukguk) dengan Rajagukguk tetap dianggap 1 marga, sehingga tidak diperbolehkan saling menikahi.
|