Halim HD: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriana08 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Andriana08 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 20:
|website =
}}
'''Halim HD''' (lahir di {{lahirmati|[[Serang]], [[Banten]], |25|6|[[1951]]}}) yang memiliki nama asli '''Liem Goan Lay''' adalah ''networker'' kebudayaan berkebangsaan [[Indonesia]]. Sejak kecil sudah mengakrabi bacaan-bacaan yang membawanya menjadi penulis, kritikus sastra, dan kebudayaan di berbagai jurnal dan media massa. Ia telah membangun jaringan kebudayaan di berbagai kota di Indonesia dan manca negara. Ia juga tercatat pernah menjadi pembicara dalam Konferensi Studi Indonesia-Asia di [[Melbourne]], [[Australia]] ([[1998]]).<ref>[http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/halim.html Website resmi Taman Ismail Marzuki], diakses 27 Februari 2015</ref>
 
==Latar belakang==
Baris 27:
Meskipun kehidupannya di dunia seni bukanlah tujuannya sejak awal, ia mantap menjalaninya. Dorongan inilah yang memberinya kekuatan mengayuh sepeda sepanjang 30-an kilometer dari Yogyakarta ke [[Parangtritis]] demi melihat acara Kaum Urakan untuk melihat aksi [[W.S. Rendra]] dan [[Arief Budiman]] yang dikenalnya lewat majalah ''Horison''. Tahun 1980-an ia sering menyambangi [[Ariel Heryanto]] dan Arief Budiman di [[Salatiga]] untuk berbagi pengalaman. Ketika itu Halim aktif mengorganisasikan sebuah koperasi untuk buruh.
Bersama Arief Budiman dan Ariel Heryanto, Halim menyelenggarakan sarasehan kesenian bertajuk ''Sastra Kontekstual'' di Taman Budaya Jaa Tengah (TBJT), [[Oktober]] [[1984]]. Acara ini, sebelumnya memunculkan tentangan dari Akademi Seni Karawitan Indonesia yang khawatir jika dua tokoh itu hadir, mengingat saat itu [[Orde Baru]] sedang mengincar Arief Budiman dan Ariel Heryanto. Akhirnya, [[Murtidjono]] sebagai pemimpin TBJT memindahkan sarasehan di Monumen Pers.
Halim sendiri juga sering menjadi incaran aparat. Banyak surat untuk dirinya yang tidak sampai ke rumahnya, atau mampir dulu di kantor sejumlah instansi. Ia sering dipanggil dan diinterogasi. Namun, rintangan dari aparat tidak mengendurkan aktivitasnya di dunia seni. Ia terus mengembara tak hanya sekadar menonton pertunjukan, ia juga kerap ikut memprovokasi kawan-kawannya agar bersemangat melakukan kegiatan seni.<ref>[https://senirupamakassar.wordpress.com/tag/halim-hd/ Senirupa Makassar], diakses 27 Februari 2015</ref>
Baris 36:
* [[Taman Ismail Marzuki]]
* [[Emha Ainun Nadjib]]
* [[Murtidjono]]
 
==Referensi==