Cixi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link FA|de}}
Baris 24:
Cixi berasal dari keluarga [[Suku Manchu|Manchu]] yang sederhana. Suatu hari ia terpilih menjadi selir [[Kaisar Xianfeng]]. Cixi melahirkan seorang anak laki-laki sebelum kematian kaisar. Ia menjatuhkan menteri-menteri yang ditunjuk oleh kaisar, lalu memerintah dari balik tirai atas nama putranya, [[Kaisar Tongzhi]]. Pada tahun 1875, kematian menuntut nyawa Tongzhi. Cixi lalu menunjuk keponakannya [[Kaisar Guangxu|Guangxu]] sebagai kaisar. Ia berkuasa di Cina selama 47 tahun dari tahun 1861 sampai kematiannya pada tahun 1908.
 
Sang ibusuri adalah pemimpin konservatif yang menolak menerapkan model pemerintahan Barat. Ia menentang pandangan reformis mengenai pemerintahan, bahkan hingga menempatkan Guangxu dalam tahanan rumah karena mendukung para reformis. Akan tetapi, Cixi masih mendukung modernisasi teknologi dan militer Cina.
 
Sejarawan [[Kuomintang]] dan [[Partai Komunis Tiongkok|Komunis]] menggambarkannya sebagai seorang [[despotisme|despot]] dan penjahat yang bertanggung jawab atas jatuhnya Dinasti Qing. Sejarawan lain menyatakan bahwa ia adalah "kambing hitam"<ref>Woo (2002)</ref> dari masalah di luar kemampuannya.
Baris 37:
Secara umum diyakini bahwa ia menghabiskan kehidupan awalnya di provinsi [[Anhui]] sebelum pindah ke [[Beijing]]. Menurut biografi, ayahnya dipecat dari [[pegawai negeri|kepegawaian negeri]] tahun 1853, dua tahun setelah Cixi memasuki [[Kota Terlarang]], karena tidak melawan [[Pemberontakan Taiping]] di [[Anhui]] dan meninggalkan tugasnya.<ref>Chung, S.F, ''The Much Maligned Empress Dowager'', hal. 3.</ref> Beberapa biografi mengklaim bahwa ayahnya dipancung akibat kejahatannya.
 
Pada September 1851, Cixi ikut serta dalam seleksi selir [[Kaisar Xianfeng]] bersama enam puluh perempuan Manchu lainnya. Ia merupakan salah satu yang beruntung. Pada tahun 1855, Putri Yehenara (nama Cixi ketika memasuki Kota Terlarang) telah mengandung, dan pada 27 April 1856 melahirkan [[Kaisar Tongzhi|Tongzhi]], satu-satunya anak laki-laki Kaisar Xianfeng.<ref name="Laidler, Keith 2003">Laidler, Keith (2003), "The Last Empress" (hal. 58), John Wiley & Sons Inc., ISBN 0-470-84881-2.</ref> Berkat kelahiran sang anak, pangkat Cixi dalam keseliran langsung meningkat.<ref> name="Laidler, Keith (2003), "The Last Empress" (hal. 58), John Wiley & Sons Inc., ISBN 0-470-84881-2.</ref>
 
== Kematian Kaisar Xianfeng ==
Baris 137:
 
=== Reformasi Seratus Hari ===
[[Berkas:Empress_Dowager_Cixi_Empress Dowager Cixi (c._1890 1890,_small_version small version)_ -_01 01.jpg|thumb|200px|left|Cixi tetap meneruskan peran sebagai wali pada masa Kaisar Guangxu]]
 
Kaisar Guangxu merupakan orang yang berfaham reformatif, berbeda dengan Cixi yang konservatif. Setelah mengalami kekalahan dalam [[Perang Sino-Jepang Pertama|Perang Tiongkok-Jepang Pertama]] tahun 1894, pemerintah Qing menghadapi tantangan-tantangan baik tantangan internal maupun eksternal. Atas pengaruh [[Kang Youwei]] dan [[Liang Qichao]], Guangxu percaya bahwa dengan mempelajari monarki konstitusional di [[Jepang]] dan [[Jerman]], Tiongkok akan menjadi lebih kuat dalam bidang politik dan ekonomi. Pada Juni 1898, Guangxu memulai [[Reformasi Seratus Hari]] (戊戌变法), yang bertujuan melakukan perubahan di bidang politik, budaya, ekonomi dan pendidikan. Kaisar Guangxu juga mengeluarkan dekret untuk melakukan modernisasi besar-besaran.
Baris 191:
* [http://www.smithsonianmag.com/history-archaeology/da-cixi.html Cixi: The Woman Behind the Throne -- Smithsonian.com]
{{wikiquote}}
 
{{DEFAULTSORT:Cixi}}
 
{{lifetime|1835|1908|}}
 
[[Kategori:Ibu Suri Dinasti Qing]]
{{artikel bagus}}
 
{{Link FA|de}}
{{DEFAULTSORT:Cixi}}
[[Kategori:Ibu Suri Dinasti Qing]]