Martin Heidegger: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k WPCleaner v1.33 - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (DEFAULTSORT dengan spasi di awal) |
JThorneBOT (bicara | kontrib) clean up, removed: {{Link FA|de}} |
||
Baris 22:
notable_ideas = [[Dasein]]{{·}} [[Gestell]]{{·}} [[Heideggerian terminology]]|
}}
[[Berkas:Geburtshaus Heidegger Sonne.JPG|thumb|The Mesmerhaus di [[Meßkirch]], tempat Heidegger tumbuh]]
Baris 33 ⟶ 32:
Heidegger dilahirkan di sebuah keluarga desa di [[Messkirch|Meßkirch]], Jerman, dan diharapkan kelak menjadi seorang pendeta. Di masa remajanya, ia dipengaruhi oleh [[Aristoteles]] yang dikenalnya lewat [[teologi]] Kristen. Konsep tentang [[Ada]], dalam pengertian tradisional ini, yang berasal dari [[Plato]], adalah perkenalan pertamanya dengan sebuah gagasan yang kelak ditanamkannya pada pusat karyanya yang paling terkenal, ''[[Being and Time]]'' (bahasa Jerman: ''Sein und Zeit'') ([[1927]]). Keluarganya tidak cukup kaya untuk mengirimnya ke universitas, dan ia membutuhkan beasiswa. Untuk maksud tersebut, ia harus belajar agama. Heidegger juga tertarik akan matematika. Ketika ia belajar sebagai mahasiswa, ia meninggalkan teologi dan beralih kepada filsafat, karena ia menemukan sumber pendanaan lain untuk studinya. Ia menulis disertasi doktoralnya berdasarkan sebuah teks yang saat itu dianggap sebagai karya [[Duns Scotus]], seorang pemikir etika dan keagamaan [[abad ke-14]], namun belakangan orang menduga itu adalah karya [[Thomas dari Erfurt]].
Heidegger mulanya adalah seorang pengikut [[fenomenologi]]. Secara sederhana, kaum [[fenomenologi|fenomenolog]] menghampiri filsafat dengan berusaha memahami pengalaman tanpa diperantarai oleh pengetahuan sebelumnya dan asumsi-asumsi teoretis abstrak. [[Edmund Husserl]] adalah pendiri dan tokoh utama aliran ini, sementara Heidegger adalah mahasiswanya dan hal inilah yang meyakinkan Heidegger untuk menjadi seorang fenomenolog. Heidegger menjadi tertarik akan pertanyaan tentang "Ada" (atau apa artinya "berada"). Karyanya yang terkenal ''Being and Time'' (Ada dan Waktu) dicirikan sebagai sebuah ontologi fenomenologis. Gagasan tentang Ada berasal dari [[Parmenides]] dan secara tradisional merupakan salah satu pemikiran utama dari filsafat [[Barat]]. Persoalan tentang keberadaan dihidupkan kembali oleh Heidegger setelah memudar karena pengaruh tradisi metafisika dari [[Plato]] hingga [[Descartes]], dan belakangan ini pada [[Masa Pencerahan]]. Heidegger berusaha mendasarkan keberadaan di dalam waktu, dan dengan demikian menemukan hakikat atau makna yang sesungguhnya dalam artian kemampuannya untuk kita pahami.
Demikianlah Heidegger memulai di mana Ada itu dimulai, yakni di dalam filsafat [[Yunani]], dengan membangkitkan kembali suatu masalah yang telah lenyap dan yang kurang dihargai dalam filsafat masa kini. Upaya besar Heidegger adalah menangani kembali gagasan Plato dengan serius, dan pada saat yang sama menggoyahkan seluruh dunia Platonis dengan menantang saripati Platonisme - memperlakukan Ada bukan sebagai sesuatu yang nirwaktu dan transenden, melainkan sebagai yang imanen (selalu hadir) dalam waktu dan sejarah. Hal ini yang mengakibatkan kaum Platonis seperti [[George Grant]] yang menghargai kecemerlangan Heidegger sebagai seorang pemikir meskipun mereka tidak setuju dengan analisisnya tentang Ada dan konsepsinya tentang gagasan Platoniknya.
Meskipun Heidegger adalah seorang pemikir yang luar biasa kreatif dan asli, dia juga meminjam banyak dari pemikiran [[Friedrich Nietzsche]] dan [[Soren Kierkegaard]]. Heidegger dapat dibandingkan dengan [[Aristoteles]] yang menggunakan dialog Plato dan secara sistematis menghadirkannya sebagai satu bentuk gagasan. Begitu juga Heidegger mengambil intisari pemikiran Nietzsche dari sebuah fragmen yang tak terbit dan menafsirkannya sebagai bentuk puncak metafisika barat. Karya Heidegger berupa transkrip perkuliahan selama [[1936]] tentang ''Nietzsche’s Will to Power as Art'' yang dirasa kurang bernilai akademis dibandingkan karyanya sendiri yang lebih asli. Konsep Heidegger tentang kecemasan angst dan das sein berasal dari konsep Kierkegaard tentang kecemasan, pentingnya relasi subjektivitas dengan kebenaran, eksistensi di hadapan kematian, kesementaraan eksistensi, dan pentingnya afirmasi diri dari Ada seseorang di dalam dunia.
Martin Heidegger dianggap sebagai salah satu filsuf terbesar dari [[abad 20]]. Arti pentingnya hanya dapat disaingi oleh [[Ludwig Wittgenstein]]. Gagasannya merasuki berbagai bidang penelitian yang luas. Karena diskusi Heidegger tentang ontologi maka dia kerap dianggap salah satu pendiri eksistensialisme dan gagasannya kerap mewarnai banyak karya besar filsafat seperti karya [[Jean-Paul Sartre|Sartre]] yang mengadopsinya banyak gagasannya, meskipun Heidegger bersikeras bahwa Sartre salah memahami gagasannya. Gagasannya diterima di seluruh Jerman, Perancis, dan Jepang hingga banyak pengikut di Amerka Utara sejak [[1970]]-an. Meskipun demikian, gagasannya dianggap sebagai tak bernilai oleh beberapa pemikir kontemporer seperti mereka yang di dalam [[Lingkaran Wina]],[[Theodor Adorno]], dan filsuf Inggris [[Bertrand Russell]] dan [[Alfred Ayer]].
Penolakan Heidegger akan konsep seperti pembedaan fakta dan nilai, penambahan komponen etis pada filsafatnya, kekritisannya terhadap sains dan [[teknologi]] modern, dan klaimnya akan kesalahpahaman akan pikirannya kerap membingungkan para filsuf lain. Serangan terhadap gagasannya nampak menjadi satu-satunya kemungkinan yang dapat dilakukan, terlebih ditambah dengan tingkah laku pribadinya yang tampak secara moral dan politik ambigu.
Baris 49 ⟶ 48:
Karya terpenting Heidegger adalah ''[[Being and Time]]'' ([[German (language)|German]] ''Sein und Zeit'', [[1927]]). Meskipun karya yang terbit hanyalah sepertiga dari total rencana keseluruhan sebagaimana tampak dalam pengantarnya namun karya ini menunjukkan satu titik balik dalam filsafat kontinental. Karya ini berpengaruh besar dan luas serta masih menjadi salah satu karya yang paling banyak dibicarakan pada abad ke-20. Banyak paham filsafat, seperti eksistensialisme dan dekonstruksi, yang berhutang banyak pada ''Being and Time''.
Dalam karya ini, Heidegger memepertanyakan makna dari ''ada'': apa maknanya bila sesuatu entitas dikatakan ''ada''? Pertanyaan ini adalah satu pertanyaan mendasar dalam caakupan wilayah ontologi. Dalam pendekatannya Heidegger terpisah dari tradisi Aristotelian dan Kantian yang mendekati pertanyaan itu dari sudut pandang logika. Secara implisit mereka mengatakan bahwa pengetahuan teoritis mewakili relasi mendasar antara individu dan ''ada'' di dunia sekitarnya (mencakup juga dirinya sendiri).
Heidegger menolak tesis ini dengan mengawali pendekatannya dari fenomena keterlibatan yang disebutnya sebagai ''sorge''. Perilaku manusia adalah sebuah keterlibatan secara aktif dengan objek keseharian di sekelilingnya. Dia bukan seorang pengamat pasif yang mengambil jarak dari dunianya. Pendapatnya ini sekaligus sebuah kritik bagi pemikiran Cartesian yang mengagungkan "aku" sebagai objek berpikir murni yang terpisah dari dunianya. Heidegger mengritik pernyataan terkenal Descartes ''aku berpikir maka aku ada'' yang terlalu menekankan pada aku berpikir dan lupa bahwa seharusnya aku ada terlebih dahulu barulah kemudian aku bisa berpikir. Fakta mendasar dari eksistensi manusia adalah bahwa kita telah 'ada di dalam dunia'. Dunia adalah karakter dari ada di dalam dunia, yang selanjutnya disebut dengan das sein.
Selanjutnya Heidegger menolak kategori subjek-ojek yang kerap dikenakan oleh filsuf pasca Descartes. Sesuatu bermakna bagi kita hanya dalam penggunaannya pada konteks tertentu yang telah ditetapkan oleh norma sosial.
Namun, semua norma-norma secara radikal kontingen. Kontingensi mereka terungkap dalam fenomena dasar Angst, di mana semua norma murtad dan makhluk muncul sebagai tidak ada yang khusus, dalam kesia penting mereka. (Berlawanan dengan beberapa interpretasi eksistensialis Heidegger, ini tidak berarti bahwa keberadaan semua tidak masuk akal, melainkan berarti keberadaan yang selalu memiliki potensi untuk absurditas.) Pengalaman Angst mengungkapkan keterbatasan penting dari manusia.
Baris 169 ⟶ 168:
* [Http://www.egwald.com/ubcstudent/theory/heidegger.php Mendengar Heidegger dan Saussure] oleh Wiens Elmer G..
* [Http://www.waste.org/~~V ~ buletin / tulisan / thesis.htm "Power Melihat di Heidegger dan Levinas"] Cowen oleh Mitchell Verter
{{Jerman-bio-stub}}▼
{{DEFAULTSORT:Heidegger, Martin}}▼
{{Link FA | de}}▼
[[Menjadi: Марцін Хайдэгер]]
Baris 179 ⟶ 173:
[[Sederhana: Martin Heidegger]]
▲{{DEFAULTSORT:Heidegger, Martin}}
[[Kategori:Filosuf Jerman]]
▲{{Jerman-bio-stub}}
▲{{Link FA | de}}
|