Upacara ini memiliki kemiripan dengan upacara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat nelayan di Nusantara, seperti [[Hajat laut]] di Pantai [[Pangandaran]], [[Jawa Barat]], festival [[Galesong]] di [[Takalar]], [[SulawasiSulawesi_selatan|Sulawesi Selatan]], [[Petik Laut]] di [[Malang]], [[Jawa Timur]], serta [[Festival Samboja]] di [[Samboja,_Kutai_Kartanegara|Samboja]], [[Kalimantan Timur]]<ref name="Melayu online">http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/176/macceratasi Melayu Online diakses 13 Maret 2015</ref>. Umumnya, rasa syukur para nelayan atas berkah rezeki dari laut diwujudkan dengan upacara melarungkan benda, makanan, atau bagian tubuh hewan (seperti kepala atau darah hewan) ke tengah laut<ref name="Melayu online">http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/176/macceratasi Melayu Online diakses 13 Maret 2015</ref>. Hal ini dilakukan sebagai simbol memberikan ''makanan'' bagi laut, dengan harapan laut akan selalu menjamin rezeki para nelayan yang menggantungkan hidup darinya<ref name="Melayu online">http://melayuonline.com/ind/encyclopedia/detail/176/macceratasi Melayu Online diakses 13 Maret 2015</ref>.