Nafsu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
tak akurat
Syafrein (bicara | kontrib)
Memasukkan definisi hawa nafsu, asal kata, dan mengedit naskah sebelum untuk diselaraskan. Masih banyak yang harus diperbaiki.
Baris 1:
{{takakurat}}
 
'''Hawa nafsu''' terdiri dari dua perkataan: hawa (الهوى)dan nafsu (النفس).
'''Hawa nafsu''' adalah gejolak jiwa pada diri seseorang yang selalu mngajak seseorang untuk melakukan hal-hal yang negatif,seperti mencuri, berzinah, berbuat curang dan lain sebagainya. Hawa nafsu biasa diistilahkan juga dengan sebutan "syaitan yang bersemayam didalam diri manusia", yang bertugas untuk mengusung manusia kepada kefasikan atau pengingkaran. Dalam pengelihatan [[manusia]] memperturuti hawa nafsu dapat membawanya kepada kebahagian, padahal kerusakan yang akan ditimbulkan oleh pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. hawa nafsu juga dapat merusak potensi diri seseorang, yang mana sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, namun hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud disini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya. Namun karena hambatan nafsu yang ada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya. karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.
 
"Dalam bahasa Melayu 'nafsu' bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan perkataan hawa (=hawa nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan dengan makanan. Nafsu syahwat pula bererti keberahian atau keinginan bersetubuh."
 
"Ketiga-tiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat)berasal dari bahasa Arab:
 
'''Hawa''' (الهوى): sangat cinta; kehendak.
 
'''Nafsu''' (النفس): roh;nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha.
 
Syahwat (الشهوة): keinginan untuk mendapatkan yang lazat; berahi."
 
(Dikutip dengan izin dari buku Nafsu dan Perkahwinan oleh Drs. Syafrein Effendi Usman dan Dra. Norain Ishak, Penerbitan Kintan Sdn Bhd, Kuala Lumpur, 1992)
 
Ada sekolompok orang menganggap hawa nafsu sebagai "syaitan yang bersemayam didalam diri manusia," yang bertugas untuk mengusung manusia kepada kefasikan atau pengingkaran.
 
Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.
 
Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.
 
Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.
 
<!--Bagaimana mengatasi hawa nafsu-->