Kesultanan Pajang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 2:
 
==Joko Tingkir dan Arya Penangsang==
Joko Tingkir adalah anak Ki Ageng Pengging, yang menurut ketika dihukum mati oleh Sunan Kudus karena mengikuti ajaran [[Syekh Siti Jenar]]. Setelah ayahnya wafat, Joko Tingkir kemudian dibesarkan oleh pamannya Ki Ageng Tingkir. Setelah dewasa, ia diperintahkan pamannya untuk pergi ke ibukota Kesultanan Demak dan mengabdi ke Sultan yang ketika itu berkuasa, yaitu [[Sultan Trenggono]].
 
Dikisahkan bahwa pada saat ia datang ke Demak, sedang diadakan sayembara untuk menaklukkan ''banteng ketaton'' (banteng mengamuk). Joko Tingkir yang mengikuti sayembara tersebut dapat melumpuhkan banteng tersebut dengan satu kali pukulan saja. Karena kesaktiannya, Joko Tingkir diterima mengabdi dan akhirnya bahkan menjadi menantu Sultan Trenggono.
 
Setelah Sultan Trenggono wafat, anaknya [[Sunan Prawoto]] diangkat menjadi penggantinya. Akan tetapi ia kemudian meninggal terbunuh dalam intrik perebutan kekuasaan dengan keponakannya sendiri yaitu [[Arya Penangsang]], adipati Jipang yang juga adalah murid [[Sunan Kudus]]. Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa Demak, dan selanjutnya terjadilah perlawanan terhadap Arya Penangsang yang dipimpin oleh kadipaten Pajang. Waktu itu, Joko Tingkir telah menjadi adipati Pajang.
 
==Berdirinya Pajang==