Pengguna:Wanniee/Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wanniee (bicara | kontrib)
tambah
Wanniee (bicara | kontrib)
Baris 240:
 
=== Etnis ===
Sensus Malaysia pada tahun 2010 melaporkan bahwa Kuching memiliki populasi 325,132. Populasi kota (Utara dan Selatan) terdiri dari [[EtnisOrang Melayu|Melayu]] (146.580), [[Etnis Tionghoa|Tionghoa]] (120,860), [[Iban]] (28,691), [[Bidayuh]] (13.681), bukan warga Malaysia (7,216), Bumiputra lainnya (3,250), [[Melanau]] (2,078), India (1,626) dan lain-lain (1,140).<ref name=PBTSarawak>{{cite web|url=http://www.statistics.gov.my/portal/download_Population/files/population/04Jadual_PBT_negeri/PBT_Sarawak.pdf|title=Population Distribution by Local Authority Areas and Mukims, 2010|date=Desember 2011|publisher=Statistics Department, Malaysia|accessdate=19 Juli 2013}}</ref> Etnis Tionghoa terdiri dari Hokkien di daerah kota dan Hakka di pinggiran kota.<ref>{{cite book|title=Southeast Asian Exports Since the 14th Century: Cloves, Pepper, Coffee, and Sugar|url=http://books.google.com/books?id=0q_r9aYSF_MC&pg=PA68|accessdate=19 Juli 2013|date=1 Januari 1998|publisher=Institute of Southeast Asian|isbn=978-981-3055-67-4|pages=68–}}</ref> Etnis Tionghoa lainnya terdiri dari Foochow (orang Fuzhou), Teochew, orang Hainan, orang Kanton, orang Henghua dan lain-lain. Sebagian besar orang Melayu dan Melanau beragama Islam, Tionghoa mempraktekkan baik [[Buddhisme]], [[Taoisme]] atau [[Kristen]] sementara Iban dan Bidayuh mayoritasnya Kristen dengan beberapa dari mereka masih mempraktekkan [[Animisme]]. Sejumlah umat [[Agama Hindu|Hindu]], [[Sikhisme|Sikh]] dan sejumlah kecil [[Sekularisme|sekularis]] juga wujud di sekitar kota.
 
Sebagian dari mereka yang bukan warga Malaysia berasal dari daerah-daerah Indonesia di Kalimantan karena kedekatan negara, mereka terdiri dari buruh migran.<ref>{{cite book|author=Tim Huxley|title=Disintegrating Indonesia?: Implications for Regional Security|url=http://books.google.com/books?id=zUfcAAAAQBAJ&pg=PA79|date=13 September 2013|publisher=Routledge|isbn=978-1-136-04928-6|pages=79–}}</ref><ref>{{cite web|url=http://news.google.com/newspapers?nid=1309&dat=19861022&id=XNRHAAAAIBAJ&sjid=vY4DAAAAIBAJ&pg=3723,1524809|title=Keeping tabs on illegal immigrants|publisher=[[New Straits Times]]|date=22 Agustus 1986|accessdate=5 Juni 2014|pages=6}}</ref> Sejak periode Inggris, populasi kecil dari [[Asia Selatan]] terutama etnis Pakistan telah wujud di sekitar kota dengan mayoritasnya menjalankan bisnis dalam menjual pakaian dan [[rempah|rempah-rempah]].<ref>{{cite book|author=Judith M. Heimann|title=The Most Offending Soul Alive: Tom Harrisson and His Remarkable Life|url=http://books.google.com/books?id=VXuABpZbvzAC&pg=PA270|year=1998|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2199-9|pages=270–}}</ref> Migran lainnya termasuk juga orang-orang [[Bugis]] dari [[Hindia Belanda]] dan ras lain dari tetangga Belanda Kalimantan.<ref>{{cite book|author=Alex Ling|title=Golden Dreams of Borneo|url=http://books.google.com/books?id=wqjUnnewzIMC&pg=PA63|publisher=Xlibris Corporation|isbn=978-1-4797-9170-5|pages=63–}}</ref> [[Pernikahan antar-ras]] di antara mereka dari latar belakang etnis yang berbeda bukan hal yang luar biasa di Kuching, karena kota itu sendiri adalah rumah bagi 30 kelompok etnis yang berbeda.<ref>{{cite book|author=Damian Harper|title=Malaysia, Singapore & Brunei. Ediz. Inglese|url=http://books.google.com/books?id=9a02sRJKFhMC&pg=PA339|accessdate=19 Juli 2013|year=2007|publisher=Lonely Planet|isbn=978-1-74059-708-1|pages=339–}}</ref><ref>{{cite web|url=http://investvine.com/seeing-tourism-through-the-eyes-of-sarawaks-big-village/|title=Tourism through the eyes of Sarawak’s ‘big village’|author=Justin Calderon|publisher=Investvine|date=14 April 2013|accessdate=20 Juli 2013}}</ref>