Kerajaan Tayan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia, Beliau → Dia (2) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[File:Keraton kerajaan Tayan.jpg|thumb|Keraton kerajaan Tayan]]
{{Sejarah Indonesia}}
'''Kerajaan Tayan''' adalah sebuah kerajaan yang berpusat di [[Tayan_Hilir,_Sanggau|Kecamatan Tayan Hilir]], [[Kabupaten Sanggau]], [[Provinsi Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Data budaya">[http://databudaya.net/index.php/databudaya/databudayaatribut/cabud/id/1870 data budaya] <small>diakses 29 Maret 2015</small></ref>
Pendiri kerajaan Tayan adalah putra [[Brawijaya]] dari [[Kerajaan Majapahit]] yang bernama [[Gusti Likar]]/Lekar.<ref name="Pontianakonline"/> Bersama dengan saudara-saudaranya, Gusti Likar meninggalkan [[kerajaan Tanjungpura]] yang sering terlibat peperangan.<ref name="Pontianakonline">[http://www.pontianakonline.com/sanggau/equatopedia/sejarah/tayan.htm Tayan] <small>diakses 29 maret 2015</small></ref> Pemerintahan kerajaan Tayan kemudian dipegang oleh [[Gusti Ramal]] bergelar ''Pangeran Marta Jaya Yuda Kesuma'', putra [[Pangeran Mancar]] pendiri [[kerajaan Meliau]] yang adalah kemenakan Gusti Likar.<ref name="tempo"/> Mula-mula ibukota kerajaan berlokasi di [[Teluk Kemilun]].<ref name="tempo">[http://www.tempo.co/read/news/2012/05/04/058401694/Kerajaan-Tayan-Kalimantan-Barat-Nobatkan-Raja-Baru kerajaan Tayan Kalimantan Barat Nobatkan Raja Baru] <small>diakses 29 maret 2015</small></ref>
== Asal–usul nama Tayan ==
Terdapat berbagai versi penamaan Tayan, antara lain:<ref name="egi">[http://egivirus91.blogspot.com/2011/10/makalah-sejarah-kerajaan-tayan.html makalah sejarah kerajaan tayan] <small>diakses 29 maret 2015</small></ref>
#Asal kata TA artinya TANAH dan YAN artinya TAJAM (TANAH TAJAM).<ref name="egi"/> Apakah ini dimaksudkan dengan kondisi tanah ujung Tanjung, disitu tempat mulai dibuka atau didirikan kota Tayan;<ref name="egi"/>
#Asal kata TAI artinya BESAR dan AN artinya KOTA (KOTA BESAR).<ref name="egi"/> Sebuah tempayan yang ditenggelamkan di muara Sungai Tayan sebagai tanda mulai berdirinya Kota Tayan.<ref name="egi"/>
== Sejarah ==
Kerajaan Tayan di dirikan oleh Gusti Lekar, anak kedua dari [[Panembahan Dikiri]] (Raja [[Matan]]).<ref name="keraton">[https://keratonpakunegaratayan.wordpress.com/situs-budaya/morfologi-kerajaan-tayan/ Morfologi kerajaan tayan] <small>diakses 29 maret 2015</small></ref> sedangkan anaknya yang pertama bernama [[Duli Maulana Sultan Muhammad Syarifuidin]], menggantikan ayahnya menjadi Raja Matan.<ref name="keraton"/> Sultan Muhammad Syarifudin adalah Raja pertama yang memeluk agama islam oleh tuan [[Syech Syamsuddin]] dan mendapat hadiah dari raja mekah sebuah Qur’an kecil dan sebentuk cincin bermata jamrut merah.<ref name="keraton"/> Kedatangan Gusti Lekar di Tayan semulanya untuk mengamankan upeti dari rakyat daerah itu kepada [[kerajaan matan]], sebelumnya pembawa upeti tersebut selalu mendapat gangguan oleh seseorang yang mengatakan dirinya raja di kuala lebai.<ref name="keraton"/> untuk semuanya itu Gusti Lekar bersama seorang suku [[dayak]] bernama [[Kia Jaga]] dari [[Tebang]] berhasil mengamankan upeti tersebut sampai ke [[kerajaan Matan]].<ref name="keraton"/>
Gusti Lekar wafat di makamkan di sebuah bukit dekat [[Kota Meliau]], karena tempat atau bukit tersebut masih termasuk wilayah Kerajaan Tayan.<ref name="keraton"/> Dengan wafatnya Gusti Lekar ini, maka sebagai penggantinya menjadi raja di Tayan diangkatlah [[Gusti Gagok]] dengan gelar ''Pangeran Manca Ningrat'', beristrikan [[Utin Halijah]] dan memperoleh seorang anak yang diberi nama [[Gusti Ramal]].<ref name="keraton"/> sedangkan saudaranya yang lain, yaitu [[Gusti Manggar]] menjadi Raja di [[Meliau]], Gusti Togok menjadi Raja di [[Sanggau]] dan Utin Peruan kawin dengan abang sebatang hari seorang pangeran di [[Embau Hulu Kapuas]].<ref name="keraton"/>
Sejak itu ibu kota Kerajaan Tayan dipindahkan ke suatu tempat bernama [[Rayang]].<ref name="keraton"/> Ditempat ini masih terdapat peninggalan berupa Makam Raja-raja dan sebuah meriam, yang konon atau menurut cerita meriam ini tidak mau dipindahkan ketempat lain dan pada saat-saat tertentu posisinya dapat berubah sendiri.<ref name="keraton"/> Dengan berakhirnya masa Kerajaan Tayan ini, status keraton dijadikan monumen peninggalan sejarah yang dilindungi (Monumen Ordonansi No. 238 tahun 1931) dan mendapat bantuan biaya pemeliharaan dari Pemerintahan Daerah TK I [[Kalimantan Barat]].<ref name="keraton"/> Peninggalan sejarah lainnya yaitu sebuah [[Masjid Jami']] yang letaknya kurang lebih 100 meter kearah Barat Keraton dan Makam Raja-raja serta puluhan meriam peninggalan [[VOC]].<ref name="keraton"/>
Kerajaan Tayan pertama kali ditempatkan di daerah Tayan, setelah Gusti Lekar wafat dimakamkan disebuah bukit yang tidak jauh keberadaannya dari [[Kota Meliau]], [[Meliau,_Sanggau|Kecamatan Meliau]], [[Kabupaten Sanggau]].<ref name="keraton"/> [[Gusti Lekar]] wafat dan digantikan oleh putranya yang bernama [[Gusti Gagok]] yang bergelar ''Manca Diningrat''.<ref name="keraton"/> Kemudian Gusti Gagok memindahkan Ibukota Kerajaan Tayan ke suatu tempat bernama [[Rayang]].<ref name="keraton"/> Hingga saat ini kawasan Rayang masih didapati peninggalan Kerajaan Tayan berupa makam Raja-Raja beserta kerabat kerajaan dimana dikawasan tersebut ditandai keberadaan sebuah meriam.<ref name="keraton"/> Setelah ''Pangeran Mancadiningrat'' (Gusti Gagok) wafat, Raja Tayan diganti oleh anak pertamanya bernama [[Gusti Ramal]] yang bergelar ''Pangeran Marta Jaya Kusuma''.<ref name="keraton"/>
Sejak pemerintahan [[Gusti Kamaruddin]] yang bergelar ''Pangeran Suma Yuda'' yang menggantikan ayahnya Gusti Ramal menjadi Raja tayan.<ref name="keraton"/> Dalam masa pemerinthannya itu, terjadi peperangan antara Kerajaan Tayan dengan [[Kerajaan Pontianak]].<ref name="keraton"/> [[Kerajaan Sanggau]] dan orang-orang China dari wilayah [[Mentrado Bengkayang]].<ref name="keraton"/> Setelah wafatnya Pangeran Suma Yuda (Panembahan Tua), diangkatlah anaknya yang bernama [[Gusti Mekkah]] yang kemudian bergelar ''Panembahan Natakusuma'' (Panembahan Muda).<ref name="keraton"/> Pada masa pemerintahan Natakusuma inilah tercatat bahwa beliau yang mula-mula mengikat perjanjian dengan [[Nederland Indie Gouverment]] pada bulan November tahun [[1822]].<ref name="keraton"/>
Panembahan Natakusuma mangkat pada tahun [[1825]] dengan tidak meninggalkan seorang putra.<ref name="keraton"/> Maka yang menggantikan menjadi Raja Tayan adalah saudaranya Panembahan Tua yaitu [[Utin Belondo]] yang bergelar ''Ratu Utin Belondo'' (Ratu Tua) sedangkan yang menjalankan pemerintahan kerajaan adalah suaminya [[Gusti Hasan Pangeran Ratu kusuma]] dengan gelar ''Panembahan Mangku Negara Surya Kusuma''.<ref name="keraton"/> Pada tahun [[1855]] Panembahan Mangku Negara Surya Kusuma wafat dan digantikan oleh anaknya yang bernama [[Gusti Inding]] yang bergelar sama dengan ayahnya.<ref name="keraton"/>
Dalam tahun [[1858]] oleh pemerintahan Belanda (Gouverment Hindia Belanda) gelar beliau diganti menjadi ''Panembahan Anom Pakunegara Surya Kusuma''.<ref name="keraton"/> Pada masa itu terjadi peperangan antara kerajaan Tayan dengan [[Kerajaan Landak]] ([[Ngabang]]).<ref name="keraton"/> Oleh karena beliau sudah sangat tua, maka roda pemerintahannya diserahkan kepada adiknya yang bernama [[Gusti Karma]].<ref name="keraton"/> Beliau meninggal dunia pada tanggal 23 November [[1873]] (1290 H) di [[Batang Tarang]].<ref name="keraton"/> Gusti Karma kemudian diangkat menjadi Raja Tayan dan diberi gelar ''Panembahan Adi Ningrat Kusuma Negara'' dan beliau memerintah hingga tahun [[1880]] yang kemudian digantikan anaknya bernama [[Gusti Muhammad Ali]] disebut pula dengan nama ''Gusti Indung'' bergelar ''Panembahan Pakunegara Kusuma'' dinobatkan menjadi Raja tayan di [[Rayang]].<ref name="keraton"/> Beliau beristrikan [[Utin fatimah]] dan memperoleh 12 anak.<ref name="keraton"/>
Dalam masa pemerintahan beliau, mengikat kontrak baru dengan pemerintahan belanda yaitu ''Akte Van Verband en Bekrachting'' di Rayang, 2 April [[1880]], [[Goedgekeurd]] 23 April [[1883]] Nomor 12.<ref name="keraton"/> Dalam masa pemerintahannya Ibukota tempat kedudukan Raja dipindahkan dari Istana Rayang ke Tayan (berawal di kawasan [[Teluk Kemilun]] dan kemudian berpindah ke [[Desa Pedalaman]] hingga saat ini) dan sekaligus membangun istana/keraton baru yang dibangun oleh rakyat Tayan untuk Raja Tayan.<ref name="keraton"/> Keraton ini hingga pada saat ini masih berdiri dan ditempati oleh para ahli warisnya.<ref name="keraton"/> Pada tanggal 26 Februari [[1890]] oleh ''Gouverment Hindia Nederland'', [[Kerajaan Meliau]] dimasukkan kedalam wilayah/daerah Kerajaan Tayan.<ref name="keraton"/> Panembahan [[Gusti Muhammad Ali]] memegang jabatan selama 15 tahun ([[1890]] s/d [[1905]]), beliau wafat dan dimakamkan dikompleks Makam Raja-Raja Tayan di [[desa kawat]].<ref name="keraton"/>
Sejak dipindahkan pusat kerajaan dari Rayang ke tempat yang baru, dan bertempat tinggal diistana/keraton tersebut telah sempat memerintah 4 orang Panembahan, yaitu :<ref name="keraton"/>
#[[Gusti Muhammad Ali]] (''Panembahan Pakunegara Kusuma'') [[1875]] – [[1905]] M;<ref name="keraton"/>
#[[Gusti Tamdjid]] (''Panembahan Anom Pakunegara'') [[1905]] – [[1929]] M;<ref name="keraton"/>
#[[Gusti Djafar]] (''Panembahan Anom Adi Negara'') [[1929]] – [[1943]] M;<ref name="keraton"/>
#[[Gusti Ismail]] (''Panembahan Anom Pakunegara'') [[1946]] – [[1967]].<ref name="keraton"/>
Zaman pemerintahan Gusti Ismail tetap menjadi Raja Tayan sampai pada masa pemerintahan [[Swapraja]] diserahkan pada tahun [[1960]].<ref name="keraton"/> Tetapi beliau masih bekerja terus sebagai [[Wedana]] Tayan.<ref name="keraton"/> Dalam kedudukan sebagai Wedana Tayan, Gusti Ismail dipindahkan dan diperbantukan dikantor Bupati Kepala daerah [[Kabupaten Sanggau]].<ref name="keraton"/> Sekarang bekas ibukota Kerajaan Tayan menjadi Ibukota [[Tayan_Hilir,_Sanggau|Kecamatan Tayan Hilir]], [[Kabupaten Sanggau]].<ref name="keraton"/> Raja-raja tersebut dimakamkan di kompleks makam Raja-Raja Tayan, serta makam [[Utin Belondo]] atau Ratu Utin Belondo di [[desa Kawat]].<ref name="keraton"/>
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Kerajaan di Kalimantan}}▼
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
|