Suku Betawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
 
==Profesi==
Di [[Jakarta]], orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dlldan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga kemanggisanKemanggisan.
 
Di kampungKampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung kemandoranKemandoran dimanadi mana tanah tidak sesubur kemanggisanKemanggisan, mandor, bek, jagoan silat banyak dijumpaidi jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. KampungDi kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak jaman belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
 
Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga betawiBetawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini.
 
Dan banyak lagi, namun secara umum hampir semua profesi yang ada biasa dilakukan oleh kaum betawiBetawi juga. Namun karena secara umum warga Betawi bukan warga yang sektarian macam warga daerah lainnya, kaum Betawi adalah kaum yang egaliter, kosmoplitankosmopolitan, modern dalam arti sesungguhnya yaitu menghargai pluralitas baik budaya, ras, kuliner, bahkan agama dan kepercayaan sehingga menonjolkan rasa kedaerahan lebih mengarah pada nilai-nilai Islam yang menjadi dasar way of life-nya mereka.
 
Karena asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dll)dan sehinggalain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar masing-masing.
 
Namun sekarang nilai-nilai kebetawian coba "diangkat" oleh orang-orang non -Betawi, sehingga tata nilai, acuan mereka sangat subyektifsubjektif dan justrujusteru mencerminkan nilai-nilai sektarian, kedaerahan mereka. Mereka lupa, pada dasarnya tidak ada etnis Betawi. yangYang ada adalah orang-orang dari:
1. Kampung Kemanggisan
2. Kampung Rawa Belong
Baris 30:
9. Kampung Tugu
10. Kampung Tomang
11. DLL..Dan lain-lain.
 
Artinya mereka membawa budaya, cara pandang, profesi, gaya bicara, bahasa, kuliner, keyakinan mereka masing-masing yang memang cenderung tidak jauh berbeda meski pada dasarnya berbeda.