Rateka Winner Lee: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
saya tidak bisa menambahkan referensi. |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11:
== Kontroversi ==
Nama Rateka mulai dikenal publik saat ia membuat dan memublikasikan video tentang kegiatan [[Kristenisasi]] terselubung di [[Hari bebas kendaraan bermotor|Hari Bebas Kendaraan Bermotor]] (Car Free Day) Jakarta, pada tanggal 2 November 2014. Kebanyakan pemirsa menganggap bahwa itu memang merupakan penyebaran agama dengan cara terselubung, namun banyak juga yang tidak sependapat dan menganggap video itu sebagai akal-akalan dan cara yang digunakan Rateka untuk mengangkat pamor kanalnya dan mendapatkan uang dari [[Google]]. Berbagai pihak angkat bicara mengenai kasus video ini, mulai dari [[Felix Siauw]] [http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/11/10/neu1bs-soal-pemurtadan-ini-yang-paling-berbahaya-menurut-felix-siauw] [http://www.kiblat.id/2014/11/11/kristenisasi-di-car-free-day-felix-siauw-kaum-kafir-memalingkan-kita-dari-kebenaran-secara-sistematis/], Ketua PP Muhammadiyah [[Yunahar Ilyas]], [http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/11/11/nev963-kristenisasi-di-tempat-publik-langgar-skb-tiga-menteri] Wakil Sekretaris Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pimpinan [[Majelis Ulama Indonesia]] H. M. Luthfie Hakim, S.H., M.H., hingga Menteri Agama [[Lukman Hakim Saifuddin]] [http://www.islamedia.co/2014/11/menteri-agama-akhirnya-bersuara-terkait.html] [http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/11/11/33071/soal-isu-kristenisasi-car-free-day-menag-ingatkan-pedoman-penyiaran-agama.html].
Cerita berawal ketika Rateka menunjukkan sejumlah barang yang diperoleh dari pengunjung CFD. Barang-barang tersebut meliputi kalung bergambar merpati, biskuit, permen, pin bertuliskan I'm Saved (Saya terselamatkan) dan sejumlah barang lain. Menurut Rateka, barang-barang itu disebarkan oleh sukarelawan sebuah komunitas yang mengedepankan semangat kebangsaan. Setelah itu, Rateka melakukan perjalanan dan menyambangi sejumlah orang, baik itu anak-anak, dewasa hingga manula, yang baru memperoleh barang-barang dari komunitas tersebut. Semisal, empat orang bocah bersepeda yang diberi kalung bergambar merpati dan syal. Bocah-bocah itu mengaku tidak mengerti maksud simbol tersebut. Pun dengan seorang remaja tanggung beserta rekannya yang berjilbab. Keduanya pun tak memahami makna kalung tersebut.
|