Suku Gayo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
|image = [[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Gajo (Aceh) in bruidskleding naar de adat TMnr 10002771.jpg|125px]]
|caption = Pengantin Pria Gayo Jaman dulu
|poptime = 85.0000000<ref>[http://joshuaproject.net/people_groups/11837/ID Gayo people]</ref>
|popplace = [[Bener Meriah]], [[Aceh Tengah]], [[Gayo Lues]]
|langs = [[bahasa Gayo|Gayo]]
Baris 15:
Pada abad ke-11, [[Kerajaan Linge]] didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Makhdum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari [[Kesultanan Perlak]]. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesen dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.
 
Raja Linge I, disebutkan mempunyai 4 orangorangi anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga (Ali Syah), Meurah Johan (Johan Syah) dan Meurah Lingga (Malamsyah).
 
Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah [[Karo]] dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke [[Aceh Besar]] dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lam Krak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamuri atau [[Kesultanan Lamuri]]. Ini berarti Kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, [[Gayo]], yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai [[Kesultanan Daya]] di Pasai. Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wih ni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, [[Aceh Tengah]]. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.