Dalam [[Mahabharata]], '''Arya Basuketi''' dalam dunia perwayangan adalah putraputera [[Basupati|Prabu Basupati]]/ alias [[Basupati|Basuparicara]], raja negara [[Kerajaan Wirata|Wirata]] dengan permaisuri Dewi Anganti/ alias Dewi Girika, putri [[Bagawan Kolagiri]] dengan Dewi Suktimati. Ia mempunyai dua orang saudara kandung bernama; [[Arya Basunanda]] dan [[Arya Basumurti]].
Arya Basukesti menjadi raja negara [[Kerajaan Wirata|Wirata]] menggantikan kedudukan kakaknya, [[Prabu Basunanda]] yang mengundurkan diri hidup sebagai [[brahmana]]. Atas kemurahan hatinya, Prabu Basukesti mengijinkan dan menyerahkan puncak gunung Retawu di kawasan gunung Saptaarga kepada Manumayasa, putra BatharaBatara Parikenan dengan Dewi Brahmananeki, membagun sebuah ''padepokan/'' atau pertapaan.
Prabu Basukesti pernah meninggalkan tahta [[kerajaan Wirata]] dan pergi bertapa sebagai [[''ruwat]]'' atas nasibnya, karena setiap memiliki permaisuri selalu saja meninggal. Untuk sementara tahta kerajaan diserahkan kepada Arya Basumurti. Beberapa tahun kemudian, Prabu Basukesti kembali ke istana dan mendapat permaisuri bernama [[Dewi Adrika]]/ alias Dewi Pancawati. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh tiga orang putra masing-masing bernama ; [[Dewi Basuwati]], [[Dewi Basutari]] dan [[Basukisrawa|Arya Basukiswara]].
Prabu Basukesti meninggal dalam usia lanjut. Sebagai penggantinya, [[Basukisrawa|Arya Basukiswara]] diangkat menjadi raja negara Wirata.