Fitoremediasi Merkuri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP58Erika (bicara | kontrib)
BP58Erika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
 
=== '''<span lang="DE">Rekombinasi gen ''mer''A dan ''mer''B pada genom kloroplas</span>''' ===
<span lang="DE">Aktivitas reaksi redoks yang dikatalisis oleh ekspresi gen ''mer''A dan ''mer''B membutuhkan ketersediaan ''nicotinamide adenine dinucleotide phosphate'' (NADPH) dalam jumlah yang banyak sebagaidonor elektron. NADPH dihasilkan oleh reaksi yang terjadi dalam kloroplas, yaitu fotosistem 1. Kebutuhan akan NADPH yang tinggi menyebabkan kebergantungan enzim (MerA) terhadap keberadaan kloroplas. Senyawa organomerkuri (senyawa
organik yang mengandung merkuri) bersifat sangat toksik bagi kloroplas. Oleh sebab itu, modifikasi genetik pada genom kloroplas diperlukan agar tercipta kondisi yang mendukung fungsi kerja enzim untuk mendetoksifikasi merkuri yang disandikan oleh gen ''mer''A dan ''mer''B (Hussein ''et al''. 2007).</span>
adenine dinucleotide phosphate'' (NADPH) dalam jumlah yang banyak sebagai
donor elektron. NADPH dihasilkan oleh reaksi yang terjadi dalam kloroplas,
yaitu fotosistem 1. Kebutuhan akan NADPH yang tinggi menyebabkan kebergantungan
enzim (MerA) terhadap keberadaan kloroplas. Senyawa organomerkuri (senyawa
organik yang mengandung merkuri) bersifat sangat toksik bagi kloroplas. Oleh
sebab itu, modifikasi genetik pada genom kloroplas diperlukan agar tercipta
kondisi yang mendukung fungsi kerja enzim untuk mendetoksifikasi merkuri yang
disandikan oleh gen ''mer''A dan ''mer''B (Hussein ''et al''. 2007).</span>
 
<span lang="DE">Untuk mendapatkan tingkat resistensi yang lebih tinggi (> 5–10 </span>μ<span lang="DE">M PMA), kloroplas memerlukan proteksi terhadap toksik merkuri, karena kloroplas merupakan target utama racun Hg. Toksik merkuri dapat menginhibisi kinerja kloroplas, seperti transpor elektron, reaksi Hill, fotofosforilasi, fotosintesis, metabolisme sulfur atau nitrogen, dan sintesis pati, asam amino, asam lemak, pigmen, serta vitamin.
Rekombinasi genetik kloroplas keuntungan, yaitu dapat dikembangakan pada tanaman transgenik yang membutuhkan ekspresi multiple gen untuk meningkatkan
kloroplas merupakan target utama racun Hg. Toksik merkuri dapat menginhibisi kinerja kloroplas, seperti transpor
efektivitas fitoremediasi. Dengan transformasi kloroplas, beberapa jalur biosintesis dapat dikembangkan dalam satu transformasi, tanpa membutuhkan ''backcross'' dengan galur tertentu. Keuntungan lainnya adalah mampu menutupi kekurangan dari transformasi inti, seperti ''gene silencing'' dan efek posisi. Tingkat ekspresi gen yang tinggi dapat diperoleh karena setiap sel tanaman transgenik memiliki lebih dari 10.000 kopi gen (Ruiz & Daniell
elektron, reaksi Hill, fotofosforilasi, fotosintesis, metabolisme sulfur atau
nitrogen, dan sintesis pati, asam amino, asam lemak, pigmen, serta vitamin.
Rekombinasi genetik kloroplas keuntungan, yaitu dapat dikembangakan pada
tanaman transgenik yang membutuhkan ekspresi multiple gen untuk meningkatkan
efektivitas fitoremediasi. Dengan transformasi kloroplas, beberapa jalur
biosintesis dapat dikembangkan dalam satu transformasi, tanpa membutuhkan ''backcross'' dengan galur tertentu.
Keuntungan lainnya adalah mampu menutupi kekurangan dari transformasi inti,
seperti ''gene silencing'' dan efek
posisi. Tingkat ekspresi gen yang tinggi dapat diperoleh karena setiap sel
tanaman transgenik memiliki lebih dari 10.000 kopi gen (Ruiz & Daniell
2009).</span>
 
<span lang="DE">Di samping beberapa keuntungan yang telah disebutkan, ada beberapa kekurangan pada metode transformasi kloroplas, yaitu membutuhkan vektor spesifik spesies, sehingga sekuens genom kloroplas perlu diketahui, khususnya pada bagian ''intergenic spacer'' dan ''endogenous
regulatory sequences'' (promotor, 5′UTR, 3′UTR), untuk merancang vektor spesifik spesies. Kekurangan lainnya adalah ''homoplasmy''
kekurangan pada metode transformasi kloroplas, yaitu membutuhkan vektor
(integrasi gen ke dalam setiap genom kloroplas dan mengeliminasi genome kloroplas nontransforman). Fitoremediasi melalui genom kloroplas berlangsung dengan baik, karena merkuri, khususnya dalam bentuk organik, ditargetkan pada kloroplas. Merkuri ion reduktase berfungsi dengan baik di dalam kloroplas karena NADPH yang berlimpah. Keberhasilan fitoremediasi juga ditandai melalui efisiensi volatilitas Hg<sup>0</sup>, yang disebabkan oleh aktivitas merkuri ion redukase dan organomerkuri l</span>i<span lang="DE">ase pada kloroplas transgenik (Ruiz & Daniell 2009).</span>
spesifik spesies, sehingga sekuens genom kloroplas perlu diketahui, khususnya
pada bagian ''intergenic spacer'' dan ''endogenous
regulatory sequences'' (promotor, 5′UTR, 3′UTR), untuk merancang vektor spesifik
spesies. Kekurangan lainnya adalah ''homoplasmy''
(integrasi gen ke dalam setiap genom kloroplas dan mengeliminasi genome kloroplas
nontransforman). Fitoremediasi melalui genom kloroplas berlangsung dengan baik,
karena merkuri, khususnya dalam bentuk organik, ditargetkan pada kloroplas.
Merkuri ion reduktase berfungsi dengan baik di dalam kloroplas karena NADPH
yang berlimpah. Keberhasilan fitoremediasi juga ditandai melalui efisiensi
volatilitas Hg<sup>0</sup>, yang disebabkan oleh aktivitas merkuri ion redukase
dan organomerkuri l</span>i<span lang="DE">ase pada kloroplas transgenik (Ruiz & Daniell 2009).</span>
 
=== '''<span lang="DE">Konstruksi vektor kloroplas yang terdiri dari gen ''mer''A dan ''mer''B</span>''' ===
<span lang="DE">Gen ''mer''A dan ''mer''B, yang berasal dari bakteri, diklon pada vektor transformasi kloroplas. Dengan vektor ini, gen yang akan
<span lang="DE">Gen ''mer''A
ditransformasi dapat berintegrasi secara ''site-specific'' pada situs pengulangan genom kloroplas, di antara ''trn''I dan ''trn''A. Promotor konstitutif Prrn, mengatur proses transkripsi pada ''downstream'', termasuk ''aad''A (gen ''aminoglycoside'' 3′- ''adenylyltransferase'') yang menyandikan gen resistensi ''spectinomycin'', dan operon ''mer''AB (Hussein ''et al''. 2007).</span>
dan ''mer''B, yang berasal dari bakteri,
diklon pada vektor transformasi kloroplas. Dengan vektor ini, gen yang akan
ditransformasi dapat berintegrasi secara ''site-specific''
pada situs pengulangan genom kloroplas, di antara ''trn''I dan ''trn''A. Promotor
konstitutif Prrn, mengatur proses transkripsi pada ''downstream'', termasuk ''aad''A
(gen ''aminoglycoside'' 3′- ''adenylyltransferase'') yang menyandikan gen resistensi ''spectinomycin'', dan operon ''mer''AB
(Hussein ''et al''.
2007).</span>
 
<span lang="DE">Ada dua metode pembuatan vektor transformasi kloroplas. Pada metode pertama, 3′''untranslated region'' (3′UTR) dari gen ''pssb''A kloroplas diinsersi pada ''downstream'' operon ''mer''AB, sehingga proses transkripsi berlangsung dengan stabil.'' ''Pada metode kedua, vektor tidak memiliki ''psbA ''3′UTR. Vektor yang digunakan adalah pLDR-MerAB-3′UTR dan pLDR-MerAB (Hussein ''et al''. 2007).</span>
<span lang="DE">Ada dua metode pembuatan vektor transformasi kloroplas. Pada metode
pertama, 3′''untranslated region'' (3′UTR) dari gen ''pssb''A kloroplas
diinsersi pada ''downstream'' operon ''mer''AB, sehingga proses transkripsi
berlangsung dengan stabil.'' ''Pada
metode kedua, vektor tidak memiliki ''psbA ''3′UTR. Vektor yang digunakan adalah pLDR-MerAB-3′UTR dan pLDR-MerAB (Hussein ''et al''. 2007).</span>
 
=== '''Efek ekspresi ''mer''A dan ''mer''B terhadap pertumbuhan dan toleransi merkuri''' ===
Hg organik merupakan logam yang sangat toksik karena sifatnya yang hidrofobik sehingga memfasilitasi pergerakannya melalui membran dan akumulasinya pada membran yang terikat organel. Hal ini menghambat proses oksidasi dan fotosintesis pada tanaman karena akumulasinya dapat mengganggu reaksi transport elektron, evolusi oksigen, fotofosforilasi, reaksi Hill, dan fluoresensi klorofil. Hg dalam bentuk ion juga dapat merusak membran transporter seperti aquaporin sehingga mengganggu transportasi air dan nutrisi pada tanaman. Semua ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan akhirnya menyebabkan kematian. Rekayasa genetik dengan gen ''mer''A (''mercuric ion reductase'') dan ''mer''B (''organomercurial lyase'') menyebabkan tanaman dapat mentoleransi kadar Hg yang tinggi dan memiliki pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan, ''organomercurial lyase'' memiliki aktivitas protonolisis untuk mengubah Hg organik (bentuk yang sangat berbahya) menjadi Hg<sup>2+</sup>, sedangkan ''mercuric ion reductase''
Hg
memiliki aktivitas untuk mengubah Hg<sup>2+</sup> menjadi Hg<sup>0</sup> yang kemudian menguap dari tanaman (Ruiz & Daniell 2009).
organik merupakan logam yang sangat toksik karena sifatnya yang hidrofobik
sehingga memfasilitasi pergerakannya melalui membran dan akumulasinya pada
membran yang terikat organel. Hal ini menghambat proses oksidasi dan
fotosintesis pada tanaman karena akumulasinya dapat mengganggu reaksi transport
elektron, evolusi oksigen, fotofosforilasi, reaksi Hill, dan fluoresensi
klorofil. Hg dalam bentuk ion juga dapat merusak membran transporter seperti
aquaporin sehingga mengganggu transportasi air dan nutrisi pada tanaman. Semua
ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan akhirnya menyebabkan kematian.
Rekayasa genetik dengan gen ''mer''A (''mercuric ion reductase'') dan ''mer''B (''organomercurial lyase'') menyebabkan tanaman dapat mentoleransi kadar
Hg yang tinggi dan memiliki pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan, ''organomercurial lyase'' memiliki aktivitas
protonolisis untuk mengubah Hg organik (bentuk yang sangat berbahya) menjadi Hg<sup>2+</sup>,
sedangkan ''mercuric ion reductase''
memiliki aktivitas untuk mengubah Hg<sup>2+</sup> menjadi Hg<sup>0</sup> yang
kemudian menguap dari tanaman (Ruiz & Daniell 2009).
 
=== '''Rekayasa ''mer''AB melalui genom inti ''' ===
Berbagai studi fitoremediasi memanfaatkan gen ''mer''A atau ''mer''B'' ''untuk memodifikasi tanaman melalui genom inti. Gen ''mer''A mengkodekan merkurik ion reduktase yang berperan dalam detoksifikasi merkuri (Hg<sup>2+</sup> menjadi Hg<sup>0</sup>, yang akan diuapkan dari tanaman), sementara ''mer''B merupakan gen yang berperan untuk memotong merkuri organik menjadi bentuk yang kurang toksik seperti metan dan merkuri ionik. Penggunaan ''mer''A'' ''pada awalnya menemui beberapa kegagalan karena gen tersebut gagal mengekspresikan merkurik ion reduktase, seperti yang diujicobakan pada ''A. thaliana''. Penggunaan ''mer''B'' ''pada tanaman serupa, resistensi terhadap merkuri meningkat sebanyak 1 µM fenilmerkurik asetat (PMA), yang berarti sangat rendah. Penggunaan ''mer''A'' ''dan ''mer''B'' ''secara bersamaan atau dengan rekombinasi menyebabkan resistensi pada ''A. thaliana'' transgenik meningkat hingga 5 µM PMA dan 10 µM CH<sub>3</sub>Hg'', ''yang berarti lima kali lebih efektif daripada penggunaan ''mer''B'' ''saja (Ruiz & Daniell 2009).
Berbagai studi fitoremediasi memanfaatkan gen ''mer''A atau ''mer''B'' ''untuk memodifikasi tanaman melalui genom inti. Gen ''mer''A mengkodekan merkurik ion reduktase yang berperan dalam detoksifikasi
merkuri (Hg<sup>2+</sup> menjadi Hg<sup>0</sup>, yang akan diuapkan dari
tanaman), sementara ''mer''B'' ''merupakan gen yang berperan untuk
memotong merkuri organik menjadi bentuk yang kurang toksik seperti metan dan
merkuri ionik. Penggunaan ''mer''A'' ''pada awalnya menemui beberapa kegagalan
karena gen tersebut gagal mengekspresikan merkurik ion reduktase, seperti yang
diujicobakan pada ''A. thaliana''. Penggunaan ''mer''B'' ''pada tanaman serupa, resistensi terhadap merkuri meningkat
sebanyak 1 µM fenilmerkurik asetat (PMA), yang berarti sangat rendah. Penggunaan ''mer''A'' ''dan ''mer''B'' ''secara bersamaan atau dengan rekombinasi menyebabkan resistensi pada ''A. thaliana'' transgenik meningkat hingga 5 µM PMA dan 10 µM CH<sub>3</sub>Hg'', ''yang berarti lima kali lebih efektif daripada penggunaan ''mer''B'' ''saja (Ruiz & Daniell 2009).
 
== '''Akumulasi Total Merkuri dan Volatilisasi Merkuri''' ==
Tanaman tembakau yang belum ditransformasi memiliki kemampuan untuk mengakumulasi merkuri hingga konsentrasi 500 µg/g dan terkena efek samping berupa penurunan pertumbuhan secara signifikan. Namun tanaman tembakau hasil transformasi mampu mengakumulasi merkuri pada jaringan akar hingga konsentrasi 2000 µg/g. Tembakau transforman ini juga dapat terus tumbuh tanpa hambatan dari sifat beracun merkuri. Kemampuan akumulasi tembakau transgenik terhadap merkuri organik lebih tinggi dibandingkan merkuri inorganik. Kemampuan akumulasi merkuri oleh tembakau transgenik juga tidak menunjukkan titik jenuh seperti pada tembakau biasa. Transfer akumulasi merkuri ke bagian tunas juga dapat dilakukan oleh tembakau transgenik secara lebih baik dibandingkan tembakau biasa yang hanya dapat mentransfer kurang dari 0.2% merkuri ke bagian tunas (Hussein ''et al''. 2007).
Tanaman tembakau yang
belum ditransformasi memiliki kemampuan untuk mengakumulasi merkuri hingga konsentrasi 500 µg/g dan terkena efek samping berupa penurunan pertumbuhan secara signifikan. Namun tanaman tembakau hasil transformasi mampu mengakumulasi merkuri pada jaringan akar hingga konsentrasi 2000 µg/g. Tembakau transforman ini juga dapat terus tumbuh tanpa hambatan dari sifat beracun merkuri. Kemampuan akumulasi tembakau transgenik terhadap merkuri organik lebih tinggi dibandingkan merkuri inorganik. Kemampuan akumulasi merkuri oleh tembakau transgenik juga tidak menunjukkan titik jenuh seperti pada tembakau biasa. Transfer akumulasi merkuri ke bagian tunas juga dapat dilakukan oleh tembakau
transgenik secara lebih baik dibandingkan tembakau biasa yang hanya dapat
mentransfer kurang dari 0.2% merkuri ke bagian tunas (Hussein ''et al''. 2007).
 
Volatilisasi merkuri adalah tahap akhir dalam jalur detoksifikasi merkuri organik. Insersi gen ''mer''A dan ''mer''B pada tembakau transgenik dapat meningkatkan volatilisasi secara signifikan. Proses volatilisasi merkuri dapat diukur dengan ''chamber'' khusus yang kedap udara. Laju volatilisasi tembakau transgenik yang diberikan merkuri organik akan mencapai puncak pada hari ke-2, namun menurun pada hari ke-5 karena proses detoksifikasi
Volatilisasi merkuri
telah berjalan sempurna. Bila diberikan merkuri inorganik, maka laju volatilisasi akan mencapai puncak pada hari ke-3, namun menuru pada hari ke-6.
adalah tahap akhir dalam jalur detoksifikasi merkuri organik. Insersi gen ''mer''A dan ''mer''B pada tembakau transgenik dapat meningkatkan volatilisasi
Tanaman tembakau alami tidak menunjukkan proses volatilisasi yang signifikan sehingga tidak dapat diukur. Tembakau alami juga mengalami klorosis dan
secara signifikan. Proses volatilisasi merkuri dapat diukur dengan ''chamber'' khusus yang kedap udara. Laju volatilisasi tembakau transgenik yang diberikan merkuri organik akan mencapai
kematian jaringan akibat sifat beracun merkuri, sedangkan pada tembakau transgenik terdapat ekspresi gen ''mer''A dan ''mer''B yang melindungi tanaman
puncak pada hari ke-2, namun menurun pada hari ke-5 karena proses detoksifikasi
telah berjalan sempurna. Bila diberikan merkuri inorganik, maka laju
volatilisasi akan mencapai puncak pada hari ke-3, namun menuru pada hari ke-6.
Tanaman tembakau alami tidak menunjukkan proses volatilisasi yang signifikan
sehingga tidak dapat diukur. Tembakau alami juga mengalami klorosis dan
kematian jaringan akibat sifat beracun merkuri, sedangkan pada tembakau
transgenik terdapat ekspresi gen ''mer''A
dan ''mer''B yang melindungi tanaman
(Hussein ''et al''. 2007).
 
== '''MekanismeLain untuk Fitoremediasi Merkuri''' ==
Fitoremediasi oleh tanaman bergantung pada kominasi berbagai gen untuk memacu prosesnya. Tanaman tidak dapat mengkonversi merkuri menjadi wujud lain yang tidak beracun. Namun, fitoremediasi dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa genetika, sehingga tanaman dapat mereduksi toksisitas merkuri pada lingkungan. Operon ''mer'' miliki tiga gen pentranspor antar membran yang terlibat dalam proses translokasi Hg<sup>2+</sup> ke dalam sel, yaitu ''mer''C, ''mer''P, dan ''mer''T (Ruiz & Daniell 2009).
Fitoremediasi oleh
tanaman bergantung pada kominasi berbagai gen untuk memacu prosesnya. Tanaman
tidak dapat mengkonversi merkuri menjadi wujud lain yang tidak beracun. Namun,
fitoremediasi dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa genetika, sehingga
tanaman dapat mereduksi toksisitas merkuri pada lingkungan. Operon ''mer'' miliki tiga gen pentranspor antar
membran yang terlibat dalam proses translokasi Hg<sup>2+</sup> ke dalam sel, yaitu ''mer''C, ''mer''P, dan ''mer''T (Ruiz &
Daniell 2009).
 
Gen ''mer''C dapat meningkatkan hipersensitivitas terhadap konsentransi subletal HgCl<sub>2</sub>, sehingga tanaman dapat dimodifikasi secara genetik dengan transporter metal untuk meningkatkan daya serap logam. Gen ''mer''P'' ''dapat meningkatkan resistensi hingga 10 µM HgCl<sub>2</sub>, namun
membutuhkan gen ''mer''T'' ''untuk translokasi Hg<sup>2+</sup>, sehingga diyakini ''mer''P'' ''mengurung Hg pada membran sel yang menyebabkan sitoplasma terlindungi. Gen ''mer''A'' ''dapat ditambahkan dalam modifikasi untuk memanfaatkan kemampuan ketiga gen sebelumnya dalam mekanisme transpor, sehingga dapat diperoleh resistensi terhadap Hg (Ruiz & Daniell 2009).
untuk meningkatkan daya serap logam. Gen ''mer''P'' ''dapat meningkatkan resistensi hingga 10 µM HgCl<sub>2</sub>, namun
membutuhkan gen ''mer''T'' ''untuk translokasi Hg<sup>2+</sup>, sehingga diyakini ''mer''P'' ''mengurung Hg pada membran sel yang
menyebabkan sitoplasma terlindungi. Gen ''mer''A'' ''dapat ditambahkan dalam modifikasi
untuk memanfaatkan kemampuan ketiga gen sebelumnya dalam mekanisme transpor,
sehingga dapat diperoleh resistensi terhadap Hg (Ruiz & Daniell
2009).
 
Alternatif lain dapat berupa pemasangan ''mer''C dengan gen pengkelat seperti polifosfat kinase atau metalotionein untuk mengembangkan tanaman transgenik yang dapat mengakumulasi Hg. Alternatif berikutnya adalah dengan merekayasa genetik kloroplas. Protein membran dapat ditargetkan ke membran amplop dalam kloroplas dan terakumulasi pada tingkat yang sangat tinggi, sehingga membuka kemungkinan transformasi pada genom kloroplas yang dapat meningkatkan akumulasi atau fitoremediasi Hg (Ruiz & Daniell 2009).__PAKSADAFTARISI__
dengan merekayasa genetik kloroplas. Protein membran dapat
ditargetkan ke membran amplop dalam kloroplas dan terakumulasi pada tingkat
yang sangat tinggi, sehingga membuka kemungkinan transformasi pada genom
kloroplas yang dapat meningkatkan akumulasi atau fitoremediasi Hg (Ruiz &
Daniell 2009).__PAKSADAFTARISI__