Fitoremediasi Merkuri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP58Erika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
BP58Erika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 74:
membutuhkan gen ''mer''T'' ''untuk translokasi Hg<sup>2+</sup>, sehingga diyakini ''mer''P'' ''mengurung Hg pada membran sel yang menyebabkan sitoplasma terlindungi. Gen ''mer''A'' ''dapat ditambahkan dalam modifikasi untuk memanfaatkan kemampuan ketiga gen sebelumnya dalam mekanisme transpor, sehingga dapat diperoleh resistensi terhadap Hg (Ruiz & Daniell 2009).
 
Alternatif lain dapat berupa pemasangan ''mer''C dengan gen pengkelat seperti polifosfat kinase atau metalotionein untuk mengembangkan tanaman transgenik yang dapat mengakumulasi Hg. Alternatif berikutnya adalah dengan merekayasa genetik kloroplas. Protein membran dapat ditargetkan ke membran amplop dalam kloroplas dan terakumulasi pada tingkat yang sangat tinggi, sehingga membuka kemungkinan transformasi pada genom kloroplas yang dapat meningkatkan akumulasi atau fitoremediasi Hg (Ruiz & Daniell 2009).__PAKSADAFTARISI__
 
== '''Kelebihan dan Kekurangan''' ==
 
== '''Daftar Isi''' ==
Hussein HS, Ruiz ON, Terry N, Daniell H. 2007. Phytoremediation of mercury and organomercurials in chloroplast transgenic plants: enhanced root uptake. Translocation to shoot, and volatilization. ''Environ Sci Technol'' 41(24):8439-8446.
 
Ruiz ON, Daniells H. 2009. Genetic engineering to enhance mercury phytoremediation. ''Curr Opin Biotechnol'' 20(2):213-219.
 
Sherameti I, Varma A. 2011. ''Detoxification of Heavy Metal''. New York: Springer.
 
Surriya O, Saleem SS, Waqar K, Kazi AG. 2015. Phytoremediation of soils: prospects and challenges. Di dalam: Hakeem K, Sabir M, Ozturk M, Mermut AR, editor. ''Soil Remediation and Plants: Prospects and Challenges''. London: Elsevier. hlm 1-36.__PAKSADAFTARISI__