Shorinji Kempo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Doni wirawan (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
ZhongDaochang (bicara | kontrib)
Baris 21:
Metode latihannya berdasarkan pada filosofi "jiwa dan tubuh adalah sebuah kesatuan yang tak terpisahkan"(心身一如: ''shinshin ichinyo'') dan "melatih tubuh dan jiwa" (拳禅一如: ''kenzen ichinyo''). Dengan cara tersebut Shorinji Kempo mempunyai tiga manfaat yaitu: "pelatihan dan pertahanan diri"(護身錬鍛: ''goshin rentan''), "pelatihan mental" (精神修養: ''seishin shuyo'') dan "meningkatkan kesehatan"(健康増進: ''kenko zoshin'').
 
== '''Sejarah Shorinji Kempo — 1947, didirikan oleh Kaisho Doshin So di Jepang ''' ==
== Kempo dan Budhisme ==
[[Berkas:Do sinsho.jpg|thumb|right|175px|Doshin So<br>Pencipta Shorinji Kempo]]
Menurut tradisi,yang membawa teknik-teknik bertarung (kempo India, ''tenjiku nara no kaku'', atau ''ekkin gyo'') adalah Boddhidharma<ref>http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Bodhidharma</ref> (leluhur Zen<ref>http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Zen</ref>) ke Cina 1500 tahun yang lalu setelah ia meninggalkan India untuk menyalurkan pengajaran sejarah Buddha yang benar dan mengakhiri perjalanannya di Kuil Shaolin Songshan<ref>http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Shaolin_Monastery</ref> yang kini dikenal sebagai Propinsi Hainan. Kemudian, teknik-teknik ini melahirkan beragam seni bela diri yang tersebar ke seluruh daratan Cina.
Sekilas orang berkesimpulan bahwa bela diri Kempo berasal dari daratan [[China]]. Anggapan ini tidaklah semuanya benar. Kira-kira tahun 550 SM, pendeta Buddha yang ke-28, [[Dharma Taishi]], pindah dari tempat tinggalnya di Baramon, India ke daratan China. Dia menetap di sebuah kuil yang berada di Bukit Siong San. Kuil itu diberi nama ''Siau Liem Sie'' atau dikenali dengan nama ''Shaolin'' yang terletak di [[Provinsi]] Kwa Nam.<ref name="sejarah kempo">{{cite web|url=http://www.perkemi-kotabogor.or.id/tentang-shorinji-kempo/sejarah-shorinji-kempo.html|title=Sejarah Shorinji Kempo|publisher=perkemi-kotabogor.or.id|accessdate=3 July 2012}}</ref>.
 
Pada tahun 1928, Kaiso melakukan perjalanan ke Cina dengan tujuan yang kuat, dan ia mempelajari teknik-teknik esoterik dari berbagai guru yang ia temui sehubungan dengan ”pekerjaannya yang tidak biasa”.
Dalam perjalanan dan pengembaraannya selama menyebarkan ajaran agama Budha, Dharma Taishi sering mendapatkan tantangan, ancaman dan hinaan, bahkan nyaris hampir merenggut jiwanya. Dari pengalaman-pengalaman tersebut timbulah anggapan dalam dirinya bahwa seorang calon bhiksu sebaiknya juga melatih ketahanan jasmaninya, disamping membersihkan rohaninya untuk mencapai [[nirwana]] setelah bersemedi. Dalam ajaran agama Budha, dikatakan bahwa hidup itu berasal dari "kosong" atau "tiada". Namun oleh Dharma Taishi dilengkapinya, bahwa tidak ada gunanya menjadi "kosong" atau "tiada" atau "suci" jika tidak bisa membela sesama manusia yang ditimpa kemalangan.
 
== Kempo setelah Perang Dunia Kedua<ref>http://en.wiki-indonesia.club/wiki/World_War_II</ref> ==
Sebelumnya selama di India, Dharma Taishi pernah belajar Indo-Kempo (bela diri India), karena banyaknya tantangan yang dihadapi dalam pengembaraannya di Cina maka ia mempelajari pula berbagai aliran silat China Kuno. Selama bertapa 9 tahun ia bertekad menyusun ilmu bela diri yang akan dimasukkan sebagai syarat dan mata pelajaran bagi calon pendeta Budha. Sejak itu ilmu beladiri yang ditemukannya telah menjadi bagian pendidikan keagamaan yang bersumber pada [[Zen]] [[Agama Buddha|Budhisme]]. Dharma tetap beranggapan bahwa semua pengikutnya haruslah berfisik kuat guna melanjutkan usaha menyebarluaskan ajaran agama Budha yang cukup berat itu.
Pada tahun 1945, dalam keadaan perang di daerah timur laut Cina, Kaiso menyaksikan realita politik internasional yang keras dimana kepentingan-kepentingan negara dan ras mengambil tempat utama, dan hanya yang kuat yang benar. Ditengah situasi ini, Kaiso menyadari bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi sangat dipengaruhi oleh karakter dan cara berpikir orang-orang yang memiliki pengaruh. Kaiso menyatakan realita ini sebagai ”Manusianya, manusianya, manusianya - segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat orangnya”. Ia memperhatikan bahwa “apabila masyarakat diatur oleh orang-orang, maka kedamaian sesungguhnya hanya dapat datang dari pengembangan rasa kasih sayang, keberanian dan rasa keadilan dalam diri sebanyak mungkin orang.” Kemudian Ia memutuskan “mengumpulkan anak-anak muda dengan tujuan yang baik, untuk menerangkan sikap ini kepada mereka, dan menarik pengertian mereka kurang rasa keadilan, menanamkan kepercayaan diri, keberanian dan semangat mereka, serta mendidik orang-orang yang ingin berjuang untuk kebangkitan tanah airnya.
 
Kembali dari Cina, Kaiso mendapatkan kacaunya Jepang karena kekalahan. Nilai moralitas dan kemanusiaan telah hilang, dan masyarakat Jepang saling bermusuhan karena ketidakadilan dan kekerasan yang dilakukan secara terbuka di mata umum. Dalam masyarakatnya ini, mayoritas besar anak-anak muda dan dewasa tidak memiliki harapan akan masa depan dan mengisi hidup dari hari ke hari saja, sepert gembala yang kebingungan. Menanggapi hal ini, Kaiso mememerintahkan dan menyusun teknik teknik yang telah ia pelajari selama berada di Cina, dengan menerapkan sentuhan kreasinya sendiri untuk membuat suatu sistem teknik yang baru yang dapat dinikmati para individu untuk dipelajari. Ia mengubah rumahnya menjadi tempat latihan, dan mengajarkan teknik-teknik serta kata-kata nasehat mengenai pandangan hidupnya dan mengenai dunia. Demikianlah pengembangan individu dimulai melalui teknik-teknik bela diri Dengan bertujuan memperbaiki individu secara fisik dan mental dan mengubah masyarakat melalui cara yang damai. Kaiso menemukan Shorinji Kempo dengan tujuan mengembangkan individu, serta mewujudkan masyarakat yang damai baik secara materi dan spiritual.
Dalam cerita klasik Cina, sering dijumpai nama [[Tat Mo Cowsu]], nama ini tidak lain yang dimaksud adalah Dharma Taishi sendiri, yang menciptakan seni beladiri Shorinji Kempo atau Siauw Liem Sie Kung Fu.<ref name="sejarah kempo"/><ref>[http://www.wattpad.com/689627-bu-kek-kang-sinkang?p=7 ]</ref>
 
Pada bulan Oktober 1947, di kampung halamannya di Tadotsu, Daerah Kagawa, Kaiso mengatur dan menyusun teknik-teknik yang ia pelajari selama berada di Cina, yang ditambah dengan sentuhan kreatifnya sendiri, dan dengan menamakan sistem tersebut '''Shorinji Kempo''' . Tahun berikutnya, Kaiso secara bersamaan membentuk ''Nippon Hoppa Shorinji Kempo Kai ''dan ''Komanji Kyodan'', dan pada bulan Desember 1951, a membentuk ''Kongo Zen Sohonzan Shorinji''. Pada tahun 1956, Kaiso membentuk ''Nihon Shorinji Bugei Semmon Gakko ''(Akademi Budo Shorinji Jepang), dan pada tahun 1957, ''Zen Nihon Shorinji Kempo Remmei ''(Federasi Shorinji Kempo Jepang). Kemudian, pada tahun 1963, ia membentuk organisasi ''Shadan Hojin Nihon Shorinji Kempo Remmei ''(Yayasan Federasi Shorinji Kempo Jepang), yang secara khusus menerapkan usaha untuk pelatihan bagi orang-orang muda.
salah satunya yaitu== Perang Boxer ==
Pada tahun [[1900]]-[[1901]], di Cina meletus perlawanan rakyat menentang masuknya kolonialisme barat. Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya menjadi gerakan nasional yang disokong Ratu Tze Sji, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan Barat.
 
Pada tahun 1980, Kaiso setelah menghabiskan 33 tahun sejak menciptakan Shorinji Kempo mengajak sejumlah besar anak-anak muda untuk menguatkan tubuh dan pikiran melalui pendekatan ''ken zen ichinyo ''dalam latihan. Namun, pada tangga 12 Mei 1980, Kaiso meninggal dunia karena serangan jantung.
Kolonalisme Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan menggunakan peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan hanya melawan dengan mengandalkan tangan dan kaki saja. Perang yang menelan jutaan korban itu terkenal dengan sebutan '''Perang Boxer'''<ref>{{cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2008/08/23/01341066/dimulai.dari.perang.boxer.berakhir.sampai.ke.bulan|title=Dimulai dari Perang Boxer Berakhir sampai ke Bulan|author=Rene L Pattiradjawane|publisher=kompas.com|accessdate=4 Juli 2012}}</ref>. Penjajah mengejar dan membunuh para pengikut Dharma Taishi kemudian melarang organisasinya dan membakar kuil-kuil shaolin.
 
Kini, berkat Shike Doshin So II, Yuuki So yang mengemban misi Kaiso, Shorinji Kempo tetap berkembang.
Bhiksu-bhiksu yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu mengajarkan aliran Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawa, Taiwan dan Muangthai (sekarang: [[Thailand]]). Karena tidak teroganisasinya kesatuan, maka penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk seni bela diri baru.
 
== Didirikannya Shorinji Kempo ==
Mereka yang melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik Goho<ref name="goho">{{cite web|url=http://www.shorinji.co.uk/kempo/goho.html|title=Shorinji Kempo Goho techniques|publisher=shorinji.co.uk|accessdate=3 July 2012}}</ref> (memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela diri yang ada di negeri tersebut, termasuk [[Muay Thai|Thai Boxing]]. Ajaran Shorinji Kempo, terutama teknik Goho, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di [[Okinawa]], [[Jepang]]. Maka di Okinawa timbullah seni bela diri yang dinamakan ''Okinawate'' yang kemudian dkenal dengan nama [[Karate]].
 
Kaiso memperhatikan bahwa dalam semua ilmu bela diri yang telah dipelajarinya, ada tiga unsur gerakan mendasar — gerakan berputar, lurus dan melambung — dan
Mereka yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepang lainnya dan hanya menguasai teknik Juho <ref name="juho">{{cite web|url=http://www.shorinji.co.uk/kempo/juho.html|title=Shorinji Kempo-Juho techniques|publisher=shorinji.co.uk|accessdate=3 July 2012}}</ref> (lipatan, kuncian dan bantingan) juga mempengaruhi munculnya seni bela diri yang ada di daerah-daerah tersebut antara lain [[Jujutsu]], [[Aikido]] dan [[Judo]].
berdasarkan penggabungan unsur-unsur inii ada 10 metode; metode halus (ju ho): yakni menunduk, melempar, memutar, menekan, mencekik dan membungkuk; serta
metode keras (go ho) memukul, menyerang, menendang dan memotong. Kemudian ia menganalisa dan menyusun gerakan ini dengan prinsip fisik dan fisiologi. Kaiso
bermaksud membuat metoda untuk melatih tubuh dan pikiran secara bersamaan sebagai inti bela diri. Latihan fisik, pendidikan jasmani, dan selanjutnya membantu
menyempurnakan karakter seseorang. Oleh karenanya, ia menggunakan peraturan latihan yang mudah yang dilukiskan pada dinding byaku-eden di Kuil Shaolin dan
menyusunnya kembali ke dalam bentuk yang sesuai dengan masanya. Kemudian ditambah pengalaman bertempur yang berharga yang diperolehnya selama masa
perang, memasukkan elemen ciptaannya sendiri, dan terbentuklah Shorinji Kempo.
 
== KempoNama setelahShorinji Perang Dunia KeduaKempo ==
Shorinji Kempo mulai dikembangkan di [[Jepang]] setelah usainya [[Perang Dunia Kedua]]. Berawal dari seorang pemuda Jepang yang bernama '''Doshin So'''. Pada tahun [[1928]] Doshin dikirim ke Cina dalam pasukan ekspedisi tentara Jepang ke [[Manchuria]]. Karena ia tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari pasukannya dan mengembara di daratan [[Tiongkok]].
 
Nama Shorinji Kempo timbul dari kenyataan bahwa suhu Kaiso, Tai Zong Wen, biarawan Kuil Shaolin, menyalurkan warisan Giwamon ken(義和門拳) kepada Kaiso di Kuil Shaolin.
Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia dibawa ke Kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi. Di kuil ini Doshin So mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah asuhan mahaguru (sihang) ke-20 yaitu '''Wen Tay Sun''. Karena kesetiaannya dan penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka Doshin So dipercaya menjadi mahaguru ke-21 dan ia memperoleh ijin untuk meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepang.
Kaiso ingin melanjutkan nama Shorinji dan kaitan-kaitannya dengan suhu penemu Zen- Boddhidharma serta menghormati pembentukan kembali latihan teknik bela diri sebagai
 
gyo. Sejak zaman dahulu di Cina dan Jepang, seni bela diri yang mekar di Kuil Shaolin Songshan di Propinsi Hainan Cina telah dikenal sebagai seni bela diri Shaolin (shorin
Tahun [[1945]], Doshin So kembali ke Jepang dan membuka Dojo (tempat latihan) tersendiri. Ia memilih kota Tadotsu, yang terletak di [[Provinsi]] [[Prefektur Kagawa|Kagawa]] di [[Pulau]] [[Shikoku]]. Saat ini dikenal sebagai pusat Shorinji Kempo dunia.
bujutsu), diantara gaya-gaya tanpa senjata ini dikenal sebagai Pukulan Shaolin (shorin ken) atau Seni Pukulan Shaolin (shorin Kenjutsu).
 
Sebaliknya, '''”Shorinji Kempo” merupakan versi bela diri baru sejak pasca perang Jepang.''' Ia dibentuk oleh Kaiso berdasarkan teknik-teknik yang ia pelajari pada masa
Doshin So menggembleng murid-muridnya dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik penggemlengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni beladiri ini sebagai pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para pengikutnya. Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan simbol agama Budha, yaitu [[:en:Swastika|Manji]], semacam tanda [[swastika]] yang berputar ke kiri, yang berarti "kasih sayang dan kekuatan" yang sesuai dengan doktrin Shorinji Kempo.
mudanya, kemudian disusun kembali sesuai dengan masa sekarang dan dikembangkan dengan unsur-unsur ciptaannya sendiri.
 
Dalam tindakan sehari-hari sering diartikan sebagai berikut:
{{cquote|''Di mana ada kekuatan harus ada kebijaksanaan, dan kebijaksanaan harus disertai kekuatan''.}}
 
== Falsafah Kempo ==
Baris 59 ⟶ 62:
Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu kempo itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan apabila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan.
 
Bentuk yang pertama dikenal sebagai '''Juho'''<ref name="juho">{{cite web|url = http://www.shorinji.co.uk/kempo/juho.html|title = Shorinji Kempo-Juho techniques|publisher = shorinji.co.uk|accessdate = 3 July 2012}}</ref> dan yang berikutnya sebagai '''Goho'''<ref name="goho">{{cite web|url = http://www.shorinji.co.uk/kempo/goho.html|title = Shorinji Kempo Goho techniques|publisher = shorinji.co.uk|accessdate = 3 July 2012}}</ref>. Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik Goho (keras) dan Juho (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan kuncian.
 
== Lambang Shorinji Kempo ==