Shofa dan Marwah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 6:
Dalam tradisi [[Islam]], [[Ibrahim]] diperintah [[Allah]] untuk meninggalkan isterinya [[Siti Hajar]] di gurun bersama puteranya [[Ismail]] yang masih bayi dengan perbekalan sebagai ujian bagi keimanannya. Saat perbekalan tersebut habis, Siti Hajar mencari bantuan. Ia meninggalkan bayinya di tanah yang sekarang menjadi sumur [[Zamzam]]. Berharap untuk dapat memperoleh air ia mendaki bukit terdekat, Shofa, untuk melihat barangkali saja ada pertolongan atau air di dekat situ. Saat ia tidak melihat siapapun di sana, ia pindah ke bukit lainnya, Marwah, agar bisa melihat ke tempat lebih luas. Tetapi dari bukit itu pun tak tampak apa yang dicarinya sehingga ia terus bolak-balik sambil berlari di atas panasnya pasir gurun sampai tujuh kali balikan. Saat ia kembali ke Ismail, ia melihat air telah memancar dari tanah di dekat kaki bayi yang sedang menangis itu.
 
Umat Islam percaya bahwa saat itu Allah telah mengutus malaikat [[Jibril]] untuk memunculkan air di sana. Saat melihat air memancar, Siti Hajar menampungnya dalam pasir dan batu. Namasambil Zamzamberucap yangterhadap berartiair itu "berhentilahberkumpulah, mengalirberkumpulah" yang dalam bahasa Arabnya disebut Zamzam, adalah ungkapan yang diucapkan berulang-ulang oleh Siti Hajar saat berupaya menampung air itu. Daerah di sekitar munculnya air tersebut, yang kemudian berubah menjadi sumur, dijadikan tempat beristirahat bagi para kafilah, dan selanjutnya berkembang menjadi kota Mekkah tempat lahir [[Muhammad|Nabi Muhammad]].
 
== Lokasi ==