Desain grafis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SieBot (bicara | kontrib)
Baris 9:
 
==Peralatan desain grafis==
Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah akal, mata, tangan, alat-alat tradisional (seperti pensil atau tinta), dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual. Bagaimanapun, alat yang paling penting dan paling diperlukan dalam desain adalah akal. Pikiran yang kritis, observasional, kuantitif, dan analitik juga dibutuhkan untuk merancang dan merealisasikan ide tersebut. Pikiran yang kritis, observasional, quantitatifkuantitatif dan analitik juga diperlukan untuk mengkomposisi sebuah desain.
 
Apabila sang pendesain hanya mengikuti sketsa, naskah atau instruksi (yang mungkin disediakan oleh sutradara kreatif) maka tidak bisa disebut sebagai desainer. Mata dan tangan sering dibantu dengan penggunaan alat tradisional atau fitur edit gambar digital. Pemilihan cara mengungkapkan ide yang tepat juga merupakan ketrampilan kunci dalam karya desain grafis, dan merupakan faktor penentu dalam perwujudan visualnya.
Tools graphic designers use are the mind, eye, hand, traditional tools, and computers. A creative concept is not usually considered a design unless it is given a tangible or visual form. However, since the design consists of ideas, the most important and only tool that is required in the design process is the mind. Critical, observational, quantitative and analytic thinking are also required for page layout and rendering.
 
Pada pertengahan [[1980]], kedatangan ''[[desktop publishing]]'' serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang (desainer) untuk melihat efek dari ''layout'' atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak ruang.
Apabila sang pendesain hanya mengikuti sketsa, naskah atau instruksi (yang mungkin disediakan oleh sutradara kreatif) maka tidak bisa disebut sebagai desainer. Mata dan tangan sering dibantu dengan penggunaan alat tradisional atau fitur edit gambar digital.
 
Pada umumnya [[komputer]] dianggap sebagai alat yang sangat diperlukan dalam industri desain grafis. Komputer dan aplikasi perangkat lunak umumnya dipandang, oleh para profesional kreatif, sebagai alat produksi yang lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan metode tradisional. Akan tetapi, beberapa perancang grafis melanjutkan penggunaan alat manual dan tradisional dalam berkarya, seperti misalnya [[Milton Glaser]]
If the executor is merely following a sketch, script or instructions (as may be supplied by an art director) they are not usually considered the designer. The eye and the hand are often augmented with the use of external traditional tools or digital image editing features. The selection of the appropriate one to the communication problem at hand is also a key skill in graphic design work, and a defining factor of the rendering style.
 
Ada perdebatan mengenai apakah komputer meningkatkan proses kreatif dalam desain grafis. Produksi yang cepat dari komputer memungkinkan para perancang grafis untuk mengeksplorasi banyak ide secara cepat dan lebih detail dari yang bisa dicapai dengan kerja goresan tangan atau potong-tempel pada kertas. Akan tetapi, dihadapkan pada pilihan yang terbatas semacam ini kadangkala tidak menghasilkan solusi desain yang terbaik dan kadang hanya membuat berputar-putar tanpa hasil yang jelas
In the mid 1980s, the arrival of desktop publishing and the introduction of software applications introduced a generation of designers to computer image manipulation and 3D image creation that had previously been laborious. Computer graphic design enabled designers to instantly see the effects of layout or typographic changes without using any ink in the process, and to simulate the effects of traditional media without requiring a lot of space.
 
Ide-ide baru seringkali datang dengan uji coba pada alat dan metode, baik itu media tradisional maupun digital. Beberapa perancang grafis profesional mengeksplorasi ide menggunakan pensil di atas kertas untuk menghindari keterbatasan komputer, memungkinkan mereka berpikir di luar kotak. Beberapa ide kreatif dari desain grafis diawali serta dikembangkan bahkan sampai mendekati hasil akhir dalam pikiran, sebelum diterapkan baik dengan metode tradisional maupun komputer. Ada juga yang pembentukan visualisasi terbantu dengan penggunaan komputer dengan kemampuan pembuatan gambar yang kompleks dan cepat.
Computers are generally considered to be an indispensable tool used in the graphic design industry. Computers and software applications are generally seen, by creative professionals, as more effective production tools than traditional methods. However, some designers continue to use manual and traditional tools for production, such as Milton Glaser.
 
There is some debate whether computers enhance the creative process of graphic design. Rapid production from the computer allows many designers to explore multiple ideas quickly with more detail than what could be achieved by traditional hand-rendering or paste-up on paper, moving the designer through the creative process more quickly. However, being faced with limitless choices does not help isolate the best design solution and can lead to designers endlessly iterating without a clear design outcome.
 
New ideas often come by way of experimenting with tools and methods, be it traditional or digital media. Some professional designers explore ideas using pencil on paper to avoid creating within the limits of a computer, enabling them to think outside the box. Some creative graphic design ideas are initiated and developed to near completion in the mind, before either traditional methods or the computer is used; while others may augment visualization by utilizing complex and rapid rendering capabilities that computers can provide during the design process.
 
A graphic designer may also use sketches to explore multiple or complex ideas quickly without the potential distractions of technical difficulties from software malfunctions or software learning. Hand rendered comps are often used to get approval of a graphic design idea before investing what would be too much time to produce finished visuals on a computer or in paste-up if rejected. The same thumbnail sketches or rough drafts on paper may be used to rapidly refine and produce the idea on the computer in a hybrid process. This hybrid process is especially useful in logo design where a software learning curve may detract from a creative thought process. The traditional-design/computer-production hybrid process may be used for freeing ones creativity in page layout or image development as well. Traditional graphic designers may employ computer-savvy production artists to produce their ideas from sketches, without needing to learn the computer skills themselves.
 
The use of computers in other design fields is often referred to as CAD (computer aided design), the same abbreviation of computer aided drafting and a homophone of the acronym computer aided design & drafting (CADD) used by engineers. The acronym "CAD" makes no distinction between graphic design and technical drawing. Due to this common misunderstanding, CAD is rarely used to describe computer use in graphic design. The more common term used to describe computer use in graphic design is DTP (desktop publishing). However, DTP is often oversimplified to the narrower scope of graphic design known as page layout and publishing technology.
 
Seorang perancang grafis bisa juga menggunakan [[sketsa]] untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat tanpa pecah konsentrasi karena masalah teknis dari perangkat lunak komputer. ''"Comp"'' ( istilah dalam desain grafis yang merujuk pada rancangan awal untuk diajukan pada klien, kependekan dari ''comprehensive layout''), buatan tangan seringkali dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari sebuah ide desain grafis. Sketsa yang berupa ''[[thumbnail]]'' atau coretan-coretan rancangan kasar pada kertas bisa juga digunakan untuk menghasilkan ide dalam sebuah proses hybrida (gabungan antara penggunaan komputer dan goresan tangan). Proses hybrida semacam ini khususnya berguna pada pembuatan desain [[logo]] di mana masalah teknis dari perangkat lunak seringkali memecahkan konsentrasi. Proses hybrida juga dipakai untuk membebaskan kreativitas seseorang dalam pembuatan layout halaman atau pengembangan image. Seorang perancang grafis tradisional bisa juga mempekerjakan seniman produksi (''production artist'') yang mahir menggunakan komputer untuk mewujudkan ide dari sketsa yang dibuatnya.