Wibisana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AlleborgoBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: th:พิเภก
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Wibisana]] ([[bahasa Sansekerta|Sansekerta]]: '''विभीषण''', {{IAST|''vibhīshaṇaVibhīshaṇa''}}) adalah tokoh [[protagonis]] daripadadalam [[wiracarita]] [[Ramayana]]. Ia adalah adik kandung [[RawanaRahwana]]. MeskipunWibisana iamerupakan adalahputera adikbungsu dari Resi [[Wisrawa]], putera Resi [[Pulatsya]], dengan seorang puteri [[Detya]] bernama Kekasi. Wibisana memiliki tiga saudara kandung, bernama [[RawanaRahwana]], ia[[Kumbakarna]], berupadan [[manusiaSurpanaka]]. Di antara saudaranya, Wibisana adalah anak yang paling baik. Sifatnya tidak seperti kakaknya[[rakshasa]] pada umumnya meskipun ia merupakan keturunan rakshasa. Karakternya mirip dengan [[Prahlada]] yang berupadilahirkan sebagai keturunan [[raksasaasura]], namun menjadi pemuja [[Wisnu]] yang setia.
 
==Kepribadian==
Dalam kisah [[Ramayana]], setelah gagal membujuk kakaknya untuk mengembalikan [[Sita]] kepada [[Rama]], Wibisana memutuskan untuk berpihak pada [[Rama]] yang diyakininya sebagai pihak yang benar. Hal ini berarti dia harus melawan kakaknya sendiri ([[Rawana]]) demi membela kebenaran. Menarik untuk dilihat bahwa [[Kumbakarna]] (yang juga masih saudara kandung dengan Wibisana dan [[Rawana]] ) mengambil sikap yang berlawanan, dimana [[Kumbakarna]] tetap membela tanah air dan kakaknya, walaupun menyadari bahwa dia berada di pihak yang salah.
 
Wibisana menghabiskan masa mudanya dengan bertapa dan memuja [[Wisnu]]. Ketika [[Rahwana]] dan [[Kumbakarna]] bertapa memuja [[Brahma]], Wibisana juga berbuat demikian. Saat Dewa Brahma memberi kesempatan kepada Wibisana untuk memohon anugerah, Wibisana meminta agar ia selalu berada di jalan kebenaran atau [[dharma]]. Sikapnya tidak seperti kakaknya yang meminta kekuatan untuk menaklukkan para [[Dewa (Hindu)|dewa]].
Wibisana merupakan tokoh yang menunjukkan pada kita bahwa kebenaran itu menembus batas-batas nasionalisme, bahkan ikatan persaudaraan, Sehingga jika pada masa sekarang ini banyak orang Indonesia yang tak mau kembali ke negerinya, mungkin mereka masih menjadi Wibisana. Karena kelak, saat pertempuran berakhir, Wibisana adalah Raja [[Alengka]].
 
==Peran di Alengka==
 
Dalam kisah [[Ramayana]], setelah gagal membujuk kakaknya untuk mengembalikan [[Sita]] kepada [[Rama]], Wibisana memutuskan untuk berpihak pada [[Rama]] yang diyakininya sebagai pihak yang benar. Hal ini berarti dia harus melawan kakaknya sendiri ([[RawanaRahwana]]) demi membela kebenaran. Menarik untuk dilihat bahwa [[Kumbakarna]] (yang juga masih saudara kandung dengan Wibisana dan [[Rawana]] ) mengambil sikap yang berlawanan, dimana [[Kumbakarna]] tetap membela tanah air dan kakaknya, walaupun menyadari bahwa dia berada di pihak yang salah. Wibisana merupakan tokoh yang menunjukkan bahwa kebenaran itu menembus batas-batas nasionalisme, bahkan ikatan persaudaraan.
 
==Wibisana memihak Rama==
 
Karena merasa tidak mendapat tempat di [[Alengka]], Wibisana pergi bersama empat rakshasa yang baik dan menghadap [[Rama]]. Dalam perjalanan ia dihadang oleh [[Sugriwa]], raja [[wanara]] yang mencurigai kedatangan Wibisana dari Alengka. Setelah Rama yakin bahwa Wibisana bukan orang jahat, Wibisana menjanjikan persahabatan yang kekal. Dalam misi menghancurkan [[Rahwana]], Wibisana banyak memberi tahu rahasia Alengka dan seluk-beluk setiap rakshasa yang menghadang Rama dan pasukannya. Wibisana juga sadar apabila ada mata-mata yang menyusup ke tengah pasukan [[wanara]], dan melaporkannya kepada Rama. Saat pasukan wanara berhasil dikelabui oleh [[Indrajit]], Wibisana adalah orang yang tanggap dan mengetahui akal Indrajit yang licik.
 
Ketika [[Kumbakarna]] maju menghadapi [[Rama]] dan pasukannya, Wibisana memohon agar ia diberi kesempatan berbincang-bincang dengan kakaknya itu. Rama mengabulkan dan mempersilakan Wibisana untuk bercakap-cakap sebelum pertempuran meletus. Saat bertatap muka dengan Kumbakarna, Wibisana memohon agar Kumbakarna mengampuni kesalahannya sebab ia telah menyeberang ke pihak musuh. Wibisana juga pasrah apabila Kumbakarna hendak membunuhnya. Melihat ketulusan adiknya, Kumbakarna merasa terharu. Kumbakarna tidak menyalahkan Wibisana sebab ia berbuat benar. Kumbakarna juga berkata bahwa ia bertempur karena terikat dengan kewajiban, dan bukan semata-mata karena niatnya sendiri. Setelah bercakap-cakap, Wibisana mohon pamit dari hadapan Kumbakarna dan mempersilakannya maju untuk menghadapi Rama.
 
==Raja Alengka==
 
Setelah [[Kumbakarna]] dan [[Rahwana]] dibunuh oleh [[Rama]], Wibisana dan para sahabatnya menyelenggarakan upacara pembakaran yang layak bagi kedua ksatria tersebut. Kemudian ia dinobatkan menjadi Raja [[Alengka]] yang sah. Ia merawat [[Mandodari]], janda yang ditinggalkan Rahwana, dan hidup bersama dengan permaisurinya yang bernama Sarma. Wibisana memerintah Alengka dengan bijaksana. Ia mengubah Alengka menjadi kota yang berlandaskan [[dharma]] dan kebajikan, setelah sebelumnya rusak karena pemerintahan Rahwana.
 
 
{{ramayana}}
 
{{stub}}
 
[[kategori:Tokoh Ramayana]]