Batik Besurek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah batk besurek
Ign christian (bicara | kontrib)
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 103.23.224.164) dan mengembalikan revisi 8349979 oleh Relly Komaruzaman: sumber?
Baris 1:
[[Berkas:Batik Besurek.png|300px|right|thumb|[[Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] mengenakan Batik Besurek dalam ajang [[Hari Pers Nasional]] yang dilaksanakan di Bengkulu pada tanggal 1 - 10 Februari 2014.]]
'''Batik Besurek''' adalah [[batik]] khas [[Bengkulu]] yang bermotif [[kaligrafi Arab]]. Pada umumnya, batik ini berciri khas kaligrafi dengan perpaduan [[rafflesia]] sebagai motifnya yang merupakan simbol khas Bengkulu. Pada mulanya, batik besurek tidaklah ada. Yang ada adalah kain besurek atau kain yang bertulisan ayat-ayat Al-Quran yang sering digunakan sebagai penutup keranda. Kain ini sering digunakan dalam prosesi tabuk yang merupakan acara rutin masyarakat Bengkulu pada setiap bulan Muharam dalam rangka memperingati terbunuhnya cucu Nabi Muhammad yang bernama Hasan dan Hussein. Kain besurek juga digunakan untuk menutup keranda. Seiring dengan adanya batik, maka masyarakat Bengkulu memproses kain yang bersurat (besurek) menjadi motif kain batik dengan ciri khas adanya surek (tulisan Arab) yang tidak terbaca.
 
==Etimologi==
Baris 6:
 
==Sejarah==
# Batik Besurek diperkenalkan pedagang [[Arab]] dan pekerja asal [[India]] pada [[abad ke-17]] kepada masyarakat di Bengkulu. Seiring dengan perkembangannya, seni dalam membuat motif pada kain tersebut dipadukan dengan tradisi Indonesia yang berciri khas Bengkulu. Pandangan ini lemah karena orang Arab dan India tidak mengenal batik. Kemungkinan mereka memperkenalkan kain-kain bertulisan kaligrafi Arab.
Sejarah batik bersurek tiudaklah jelas, tetapi dari data-data yang ada setidaknya ada tiga versi sejarah munculnya kain batik besurek.
# Batik besurek berasal dari tradisi batik Demak ketika penyebaran Islam dari Jawa ke wilayah Bengkulu. Dalam tradisi Islam memang ditemukan kain-kain yang ditulisi ayat-ayat Al-Quran sebagai penghias rumah atau sebagai pengingat. Tulisan ini sering disebut kaligrafi. Masa ini belum disebut batik, tetapi kain besurek.
# Batik Besurek diperkenalkan pedagang [[Arab]] dan pekerja asal [[India]] pada [[abad ke-17]] kepada masyarakat di Bengkulu. Seiring dengan perkembangannya, seni dalam membuat motif pada kain tersebut dipadukan dengan tradisi Indonesia yang berciri khas Bengkulu. Pandangan ini lemah karena orang Arab dan India tidak mengenal batik. Kemungkinan mereka memperkenalkan kain-kain bertulisan kaligrafi Arab.
# Batik kemungkinan diperkenalkan oleh pasukan Basah Sentot Prawirodirjo (panglima Pangeran Diponegoro) yang dibuang ke Bengkulu dan wafat serta dimakamkan di Bengkulu. Msyarakat Bengkulu yang sudah memiliki kain besurek mengolah kain dengan teknik batik, maka lahir;lah batik besurek. Karena surek (ayat-ayat) dianggap sakral, makal surek tersebut dimodifikasi mirip surek tetapi bukan surek sehingga lahirlah batik besurek yang pada hakikatnya tidak ada surek-nya.
 
Berdasarkan data Dinas Koperasi PPKM Kota Bengkulu, Batik Besurek mulai diproduksi para perajin sejak tahun 1988. Elly Sumiati dan Doni Roesmandai merupakan dua perajin Batik Besurek yang merupakan pelopor batik ini di [[Kota Bengkulu]].<ref name="ANTARA">[http://www.antarasumbar.com/berita/nusantara/d/22/188747/dinas-koperasi-bengkulu-bina-perajin-batik-besurek.html Dinas Koperasi Bengkulu bina perajin Batik Besurek]</ref>