Transubstansiasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
'''Transubstansiasi''' ({{lang-en|transubstantiation}}, {{lang-la|transsubstantiatio}}, {{lang-gr|μετουσίωσις}}), atau sering juga disebut '''transubstansi''', adalah perubahan dimana — menurut ajaran [[Gereja Katolik]] — [[roti]] (atau [[hosti]]) dan [[anggur (minuman)|anggur]] yang digunakan dalam [[Sakramen (Katolik)|Sakramen]] [[Ekaristi]] menjadi, bukan hanya sebuah tanda atau simbol, tetapi juga adalah [[tubuh]] dan [[darah]] [[Yesus]] [[Kristus]] dalam kenyataan yang sebenarnya.<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=Lb0ng3t7M_4C |author=Richard A. Nicholas |title=The Eucharist as the Center of Theology |publisher=Peter Lang |edition=2005 |isbn=978-0-82047497-7 |page=292}}</ref><ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=EJbL0R_DxuMC |author=Teresa Whalen |title=The Authentic Doctrine of the Eucharist |publisher=Rowman & Littlefield |edition=1993 |isbn=978-1-55612558-4 |page=12}}</ref> Gereja Katolik mengajarkan bahwa [[substansi]] (atau hakikat) dari roti tersebut berubah menjadi [[Tubuh Kristus]] dan substansi dari anggur tersebut menjadi [[Darah Kristus|Darah-Nya]],<ref>According to Catholic theology, the body of the living Christ, into which the bread is changed, is necessarily accompanied by his blood, his soul and his divinity, and similarly his body, his soul and his divinity are present "by [http://www.catholicculture.org/culture/library/dictionary/index.cfm?id=32692 concomitance]" where his blood is.</ref> namun semua hal yang dicerna oleh [[panca indera]] — atau penampilan lahiriah ({{lang-la|species}})<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=pQ24f4v7fR4C |author=Donald L. Gelpi |title=The Conversion Experience |publisher=Paulist Press |edition=1998 |isbn=978-0-80913796-1 |page=160}}</ref><ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=Hzbsz3TOsZAC |publisher=John W. O'Malley |title=The Jesuits: Cultures, Sciences, and the Arts, 1540-1773, Volume 1 |publisher=University of Toronto Press |edition=1999 |isbn=978-0-80204287-3 |page=546}}</ref><ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=cn4QrFoUPQsC |author=Liam G. Walsh |title=Sacraments of Initiation: A Theology of Rite, Word, and Life |publisher=LiturgyTrainingPublications |edition=2011 |isbn=978-1-59525035-3 |page=326}}</ref> — tetap tidak berubah.<ref name="britannica">{{en}} {{cite web |url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/603196/transubstantiation |publisher=Encyclopaedia Britannica |title=Transubstantiation}}</ref><ref name="ccc2213">{{en}} {{cite web |title=Catechism of the Catholic Church |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p2s2c1a3.htm |chapter=Article 3 The Sacrament of the Eucharist |publisher=Holy See}}</ref>{{rp|1413}} [[Katekismus Gereja Katolik]] menyebutkan bahwa bagaimana perubahan tersebut dapat terjadi merupakan suatu [[misteri]]: "Roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dengan suatu cara yang jauh melampaui pengertian."<ref name="ccc2213"/>{{rp|1333}}
 
[[Gereja Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental]], dan [[Gereja Asiria Timur]] terkadang juga menggunakan istilah "transubstansiasi" (''[[:en:Metousiosis|metousiosis]]'');<ref name="creeds1">{{en}} {{cite web |chapter-url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/creeds1.v.vii.html |chapter=The Synod of Jerusalem and the Confession of Dositheus, A.D. 1672 |title=Creeds of Christendom, with a History and Critical notes. Volume I. The History of Creeds. |publisher=Christian Classics Ethereal Library}}</ref><ref>{{en}} {{cite web |title=Transubstantiation and the Black Rubric |publisher=Project Canterbury |url=http://anglicanhistory.org/england/cps/black.html}}</ref> namun istilah "[[misteri suci]]", "trans-elementasi" (μεταστοιχείωσις ''metastoicheiosis''),<ref name="Nyssa">Gregory of Nyssa, ''Oratio catechetica magna'', 37 (PG 45:93): {{lang|grc|μεταστοιχειώσας}}</ref> "re-ordinasi" atau "transformasi" (μεταρρύθμισις ''metarrhythmisis''),<ref name="Chrysostom">John Chrysostom, Homily 1 on the betrayal of Judas, 6 (PG 49:380): {{lang|grc|μεταρρύθμησις}}</ref> atau hanya "perubahan" (μεταβολή)<ref name="CyrillJ">Cyril of Jerusalem, ''Cat. Myst.,'' 5, 7 (Patrologia Graeca 33:1113): {{lang|grc|μεταβολή}}</ref> saja yang lebih umum digunakan. Semua [[Gereja]] tersebut - sama seperti Gereja Katolik - juga menganggap Ekaristi, dengan perubahannya dari roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, adalah suatu "Misteri". [[Gereja Katolik Timur]] juga sama dengan [[Gereja Timur]] lainnya, lebih suka menggunakan istilah-istilah tersebut, dan menganggapnya selaras dengan ajaran yang dinyatakan dengan istilah "transubstansiasi".
 
 
Baris 18:
:Mungkin kamu akan berkata, "Saya melihat sesuatu yang lain, bagaimana mungkin kamu menyatakan bahwa saya menerima [[Tubuh Kristus]]?" ... Mari kita buktikan bahwa ini bukanlah buatan alam, tetapi yang telah di[[konsekrasi|sucikan]] oleh berkat, dan kekuatan dari berkat itu lebih dahsyat daripada alam, karena alam itu sendiri diubah oleh berkat. ... Untuk itulah sakramen yang kamu terima adalah terbuat apa adanya dari firman Kristus. Jikalau kata-kata [[Elia]] memiliki kuasa sedemikian untuk menurunkan api dari langit, tidakkah kata-kata Kristus mempunyai kuasa untuk mengubah sifat (hakekat) dari unsur-unsur? ... Mengapa kamu mencari tatanan alam dalam Tubuh Kristus, melihat bahwa Tuhan Yesus sendiri lahir dari seorang Perawan, bukankah tidak sesuai dengan alam? Itulah Daging Kristus sejati yang disalibkan dan dimakamkan, inilah yang kemudian benar-benar Sakramen dari Tubuh-Nya. Tuhan Yesus sendiri menyatakan: "Inilah tubuh-Ku." Sebelum berkat dari kata-kata surgawi tersebut, sifat lain lah yang dibicarakan; namun setelah [[konsekrasi]], Tubuh itu ditandakan. Ia sendiri berbicara tentang Darah-Nya. Sebelum konsekrasi memiliki nama lain, tapi setelahnya disebut [[Darah Kristus|Darah]]. Dan kamu menjawab, [[Amin]], yaitu: Memang benar. Biarkan hati di dalamnya mengakui apa yang diucapkan mulut, biarkan jiwa merasakan apa yang disuarakan.
 
Penulis Kristen lainnya dari [[abad ke-4]] mengatakan bahwa dalam Ekaristi terjadi suatu "perubahan" (menurut St. [[Cyrillus dari Yerusalem]]),<ref name="CyrillJ"/> "transelementasi" (menurut St. [[Gregorius dari Nyssa]]),<ref name="Nyssa"/> "transformasi" (menurut St. [[Yohanes Krisostomus]]),<ref name="Chrysostom"/> "transposisi" (menurut St. [[Kirilos dari Aleksandria|Cyrillus dari Aleksandria]]),<ref>Cyril of Alexandria, On Luke, 22, 19 (PG 72:911): {{lang|grc|μετίτησις}}</ref> "alterasi" (menurut St. [[Yohanes dari Damaskus]])<ref>John Damascene, On the orthodox faith, book 4, chapter 13 (PG 49:380): {{lang|grc|μεταποίησις}}</ref> dari roti menjadi tubuh Kristus.
 
Pada tahun [[400]], Santo [[Agustinus]] dalam tulisannya — ''On Christian Doctrine'' — mengutip kata-kata Santo [[Siprianus]]: "Sebagaimana Kristus katakan 'Akulah pokok anggur yang benar,' berarti bahwa darahDarah Kristus adalah anggur, bukan air; dan cawan itu tidaklah dapat mengandung darahDarah-Nya, yang dengannya kita ditebus dan dihidupkan, seandainya anggur tersebut tidak ada; karena dengan anggur itu lahitulah darah[[Darah Kristus]] dicirikan ... ."<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.ccel.org/ccel/augustine/doctrine.xxii_3.html |title=On Christian Doctrine, in Four Books |others=Book IV, Chapter 21 |author=St. Augustine |publisher=Christian Classics Ethereal Library}}</ref>
 
Pada [[abad ke-7]], St [[Yohanes dari Damaskus]] dalam ''Holy and Immaculate Mysteries of the Lord'' menuliskan: "Tubuh tersebut, yang mana dilahirkan oleh Sang [[Perawan Maria|Perawan Suci]], sesunguhnya bersatu dengan keilahian; bukan berarti bahwa Tubuh yang telah terangkat itu turun dari surga, tetapi roti dan anggur itu sendiri yang diubah menjadi Tubuh dan Darah Tuhan."<ref name="Damascene">{{en}} {{cite web |url=http://www.newadvent.org/fathers/33044.htm |author=St. John of Damascus |chapter=An Exposition of the Orthodox Faith (Book IV) |others=Translated by E.W. Watson and L. Pullan (Revised and edited for New Advent by Kevin Knight) |title=Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series, Vol. 9. |editor=Philip Schaff and Henry Wace |location=Buffalo, NY |publisher=Christian Literature Publishing Co. |edition=1899}}</ref> St. Yohanes juga menggunakan istilah "alterasi" ({{lang|grc|μεταποίησις}}) atas perubahan tersebut (dalam ''An Exposition of the Orthodox Faith (Book IV)'' Ch.4 & Ch.13).<ref name="Damascene"/>
 
=== Abad pertengahan ===
Baris 27 ⟶ 29:
Lalu selama [[Reformasi Protestan]], [[doktrin]] transubstansiasi sangat dikecam karena dianggap sebagai "[[:en:pseudophilosophy|pseudophilosophy]]"-nya [[Aristoteles]] yang diimpor ke ajaran Kristiani.<ref name="McGrath">{{en}} {{cite book |chapter=Luther, M. The Babylonian Captivity of the Christian Church. 1520. |author=McGrath, A. |edition=1998 |title=Historical Theology, An Introduction to the History of Christian Thought |publisher=Blackwell Publishers: Oxford }}</ref>{{rp|198}} [[Martin Luther]] menyatakan bahwa: "Bukan doktrin transubstansiasi-nya yang perlu diyakini, tapi, cukuplah bahwa Kristus benar-benar hadir dalam Ekaristi itu".<ref name="McGrath"/>{{rp|197}} Lalu Luther mengajarkan doktrin persatuan [[sakramental]] (''sacramental union''), sementara [[Ulrich Zwingli]] memandang Ekaristi sebagai peringatan (''memorial'') saja.<ref name="McGrath"/>{{rp|198-99}}
 
Kemudian [[Konsili Trente]] dalam sesi ke-13, yang berakhir pada [[11 Oktober]] [[1551]], mendefinisikan transubstansiasi sebagai "perubahan yang indah dan tunggal dari keseluruhan substansi roti menjadi [[Tubuh Kristus|Tubuh]], dan keseluruhan substansi anggur menjadi [[Darah Kristus|Darah]] – penampilan luarnya hanyalah roti dan anggur yang tersisa – dimana memang atas perubahan ini Gereja Katolik paling tepat menyebutnya Transubstansiasi".<ref>{{en}} {{cite web |url=https://history.hanover.edu/texts/trent/ct13.html |title=The Council of Trent - The Thirteenth Session |editor=J. Waterworth |location=London |publisher=Dolman |edition=1848 |others=Scanned by Hanover College students in 1995}}</ref> [[Konsili]] tersebut meresmikan penggunaan istilah "transubstansiasi" untuk mengungkapkan ajaran Gereja Katolik mengenai perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dalam [[Ekaristi]], dengan tujuan menjaga kehadiran Kristus sebagai suatu kebenaran [[harafiah]], sambil menekankan kenyataan bahwa tidak ada perubahan penampilan [[empiris]] dari roti dan anggur tersebut.<ref name="britannica"/> Perubahan tersebut tidak dianggap sebagai pemaksaan terhadap teori Aristoteles mengenai substansi dan ketidaksengajaan (''accidentsaccidentia''), karena hanya membicarakan penampilan luar (''species'') dan bukan istilah [[filsafat]] ''accidentsaccidentia''. Kata "substansi" (atau hakekat) sendiri telah digunakan dalam lingkup gerejani selama berabad-abad sebelum filsafat Aristoteles diterapkan di dunia Barat;<ref name=Sophia>{{en}} {{cite journal |url=http://link.springer.com/article/10.1007/BF02785911 |author=Charles Davis |chapter=The Theology of Transubstantiation |title=Sophia, Vol. 3, No. 1 |page=12-24 |date=April 1964 |issn=0038-1527}}</ref> misalnya dalam [[Kredo Nicea]] dinyatakan bahwa [[Allah Anak|Kristus]] mempunyai hakekat ({{lang-gr|οὐσία}}, {{lang-la|substantia}}) yang sama dengan [[Allah Bapa|Bapa]].
 
== TeologiPandangan Katolik Roma ==
"Hakekat" disini bermakna sejatinya sesuatu itu sendiri. Bentuk sebuah topi bukanlah topi itu sendiri; begitu juga warna, ukuran, kelembutan atau hal apapun dari topi tersebut yang bisa dicerna oleh indra manusia. Topi itu sendiri (sang "hakekat") ''memiliki'' bentuk, warna, ukuran, kelembutan dan ciri-ciri lainnya, namun topi itu berbeda dengan ciri-ciri tersebut. Walau penampilannya, yang dirujuk dalam istilah filosofis sebagai ''kecelakaan'', dapat dicerna oleh indera manusia, hakekatnya tidak demikian.
 
Baris 35 ⟶ 37:
 
Karena [[Kristus]] yang bangkit dari antara yang mati adalah hidup, Gereja percaya bahwa ketika roti berubah menjadi tubuh-Nya, bukan saja tubuh-Nya saja yang hadir, melainkan Kristus sendiri secara penuh juga hadir, yakni tubuh dan darah-Nya, jiwa dan keilahian-Nya. Hal yang sama juga berlaku bagi anggur yang berubah menjadi darah-Nya.<ref>[http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect2chpt1art3.htm ''Catechism of the Catholic Church'', 1413]</ref> Kepercayaan ini melingkupi hal yang lebih besar daripada doktrin transubstansiasi, yang secara langsung hanya membatasi diri pada perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus.
<!--
This belief goes beyond the doctrine of transubstantiation, which directly concerns only the transformation of the bread and wine into the body and blood of Christ.
 
== Pandangan Ortodoks Timur ==
In accordance with this belief that Christ is really, truly and substantially present under the remaining appearances of bread and wine, and continues to be present as long as those appearances remain, the Catholic Church preserves the consecrated elements, generally in a [[church tabernacle]], for administering Holy Communion to the sick and dying, and also for the secondary, but still highly prized, purpose of [[Eucharistic adoration|adoring Christ present in the Eucharist]].
[[Berkas:Κοινωνικόν του Πάσχα - «Σῶμα Χριστοῦ μεταλάβετε».JPG|thumb|"Terimalah Tubuh Kristus, kecaplah Mata Air Kekekalan" - [[ikonografi]] [[Rusia]]]]
''The Confession of Dositheus'' yang dihasilkan dalam [[:en:Synod of Jerusalem (1672)|Sinode Yerusalem]] oleh [[Gereja Ortodoks Timur]] pada tahun [[1672]] berbicara tentang suatu "perubahan" (μεταβολή) atau "''metousiosis''" (μετουσίωσις) dari roti dan anggur. "Μετ-ουσί-ωσις" (''met-ousi-osis'') adalah kata Yunani yang digunakan untuk merepresentasikan kata Latin "''trans-substanti-atio''",<ref name="elcore">{{en}} {{cite web |url=http://catholicity.elcore.net/ConfessionOfDositheus.html |chapter=The Confession of Dositheus - Chapter VI. of Acts and Decrees of the Synod of Jerusalem (A.D. 1672) |editor=John H. Leith |title=Creeds of the Churches |edition=1982, third edition |publisher=ELCore.Net}}</ref><ref name="creeds1"/> sebagaimana kata Yunani "μετα-μόρφ-ωσις" (''meta-morph-osis'') selaras dengan kata Latin "''trans-figur-atio''". ''The Longer Catechism of The Orthodox, Catholic, Eastern Church'', atau dikenal sebagai [[Katekismus]] St. Philaret (Drozdov) dari [[Moskow]], menggunakan kata "transubstansiasi" atau "μετουσίωσις" pada pertanyaan 339 dan 340.<ref name="Philaret">{{en}} {{cite web |chapter-url=http://www.pravoslavieto.com/docs/eng/Orthodox_Catechism_of_Philaret.htm |author=St. Philaret (Drozdov) of Moscow |chapter=The Longer Catechism of The Orthodox, Catholic, Eastern Church |editor=Philip Schaff |title=The Creeds of Christendom with a History and Critical Notes |url=http://www.ccel.org/s/schaff/creeds2/htm/TOC.htm |others=English translation by Rev. R. W. Blackmore, B.A.}}</ref>
 
Gereja Ortodoks Timur, seperti juga [[Gereja Timur]] lainnya, bersepakat bahwa roti dan anggur yang digunakan dalam [[Liturgi Suci]] benar-benar menjadi tubuh dan darah Kristus secara nyata. Namun, sebagaimana tertulis dalam Katekismus St. Philaret, dikatakan bahwa kata "transubstansiasi" tidak digunakan untuk menentukan bagaimana cara roti dan anggur diubah menjadi [[Tubuh Kristus|Tubuh]] dan [[Darah Kristus]].<ref name="Philaret"/> Dan dikatakan bahwa hanya [[Tuhan]] saja yang mengerti akan hal itu; tetapi roti tersebut sungguh, benar-benar, dan secara substansial menjadi [[Tubuh Kristus]] yang sebenarnya, dan anggur tersebut adalah [[Darah Kristus]] yang sebenarnya.<ref name="Philaret"/><ref name="Damascene"/> Kehadiran Kristus secara nyata dalam Ekaristi merupakan sebuah [[dogma]] dalam Gereja Ortodoks Timur, sebagaimana dituliskan St. [[Theodorus Studita]] dalam risalahnya ''On the Holy Icons'': "sebab kita mengakui bahwa umat beriman menerima tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya, menurut suara Tuhan sendiri".<ref>{{en}} {{cite book |editor=Catherine Roth |author=St. Theodore the Studite |title=On the Holy Icons |publisher=Crestwood |edition=1981 |page=30}}</ref>
The Roman Catholic Church considers the doctrine of transubstantiation, which is about ''what'' is changed, not about ''how'' the change occurs, the best defence against what it sees as the mutually opposed interpretations, on the one hand, a merely figurative understanding of the [[Real Presence]] of Christ in the Eucharist (it teaches that the change of the substance is real), and, on the other hand, an interpretation that would amount to [[cannibalism|cannibalistic]] eating of the flesh and corporal drinking of the blood of Christ (it teaches that the [[accident (philosophy)|accidents]] that remain are real, not an illusion, and that Christ is "really, truly, and ''substantially'' present" in the Eucharist,<ref>[http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P41.HTM CCC 1374]</ref> not ''physically'' present, as he was physically present in the Palestine of two millennia ago).<ref>[http://members.aol.com/johnprh/eucharist.html#Prot%201 Cannibalism]; cf. [http://www.catholicworker.org/dorothyday/daytext.cfm?TextID=54 Another Letter to an Agnostic]</ref>
 
Dekrit XVII dari ''The Confession of Dositheus'' menuliskan:<ref name="elcore"/>
In the acrimonious arguments which characterised the relationship between Roman Catholicism and Protestantism in the 16th century, the [[Council of Trent]] declared subject to the ecclesiastical penalty of [[Anathema#Anathema in the Roman Catholic Church|anathema]] anyone who "''denieth, that, in the sacrament of the most holy Eucharist, are contained truly, really, and substantially, the body and blood together with the soul and divinity of our Lord Jesus Christ, and consequently the whole Christ; but saith that He is only therein as in a sign, or in figure, or virtue''" and anyone who "''saith, that, in the sacred and holy sacrament of the Eucharist, the substance of the bread and wine remains conjointly with the body and blood of our Lord Jesus Christ, and denieth that wonderful and singular conversion of the whole substance of the bread into the Body, and of the whole substance of the wine into the Blood - the species only of the bread and wine remaining - which conversion indeed the Catholic Church most aptly calls'' ''Transubstantiation''"<ref>[http://history.hanover.edu/early/trent/ct13ce.htm Council of Trent, The Thirteenth Session]</ref>. Many Protestant groups now celebrate [[Holy Communion]] more frequently than in years past, and no longer see such a practice as 'Roman'. There is also the tendency in some Protestant denominations to consider Christ to be present in the Eucharistic elements, though none would subscribe to belief in transubstantiation.
:Dalam perayaan (Ekaristi) kita meyakini Tuhan Yesus Kristus hadir. Ia bukan hadir seperti biasanya, bukan hanya figuratif, bukan juga melalui limpahan rahmat, sebagaimana dalam [[Misteri Suci|Misteri]] lainnya ... Tetapi sungguh-sungguh dan benar-benar (hadir), sehingga setelah [[konsekrasi]] roti dan anggur, roti tersebut ditransmutasikan, ditranssubstansiasikan, diubah, dan ditransformasikan menjadi benar-benar Hakikat Tubuh Tuhan ... dan anggur tersebut diubah dan ditranssubstansiasikan menjadi benar-benar Hakikat Darah Tuhan, yang seperti saat Ia tergantung di kayu salib, tercurah bagi kehidupan dunia ini.
 
As already stated, the Roman Catholic Church insists that the "accidents" that remain are real. In the sacrament these are the ''signs'' of the reality that they efficaciously signify.<ref>[http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect2chpt1art3.htm ''Catechism of the Catholic Church'', 1333-1336] is headed "The signs of bread and wine".</ref>And by definition [[sacrament]]s are "efficacious signs of grace, instituted by Christ and entrusted to the Church, by which divine life is dispensed to us."<ref>[http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect1chpt1art2.htm ''Catechism of the Catholic Church, 1131]</ref>
-->
== Parodi transubstansiasi ==
''[[An Oak Tree]]'' karya [[Michael Craig-Martin]] mengisahkan segelas air yang oleh sang seniman dinyatakan telah diubahnya menjadi "sebatang pohon Ek dewasa", terjadi "tanpa mengubah wujud segelas air tersebut".<ref name =CMtext>[http://www.cl.cam.ac.uk/~ig206/oak_tree.html Artist's Text]</ref>. Dalam naskah yang dijadikannya bagian dari karyanya itu disebutkan bahwa: "Ini bukan sekedar simbol. Aku telah mengubah hakekat jasmaniah dari segelas air ini menjadi sebatang pohon Ek. Aku tidak mengubah wujudnya. Pohon Ek secara fisik ada, namun dalam rupa segelas air."<ref name =CMtext>[http://www.cl.cam.ac.uk/~ig206/oak_tree.html ''Artist's Text'']</ref>
Dalam sebuah [[Kuliah Richard Dimbleby]], pada 23 November 2000 [[Sir Nicholas Serota]] berkata,
"Kita mungkin tidak "menyukai" karya Craig-Martin, tetapi yang pasti karya tersebut mengingatkan kita bahwa apresiasi terhadap semua seni itu melibatkan sebuah tindakan iman yang setara dengan kepercayaan bahwa, melalui transubstansiasi, roti dan anggur Komuni Suci menjadi Tubuh dan Darah Kristus."<ref>http://www.independent.co.uk/opinion/commentators/theres-no-need-to-be-afraid-of-the-present-625001.html</ref>
 
Kebiasaan di [[Negeri Belanda]] untuk mengucapkan mantera ''Hocus pocus pilatus pas'' untuk mengiringi tipuan-tipuan sulap konon berasal dari sebuah parodi Protestan untuk kalimat Latin yang diucapkan dalam Misa: "Hoc est enim corpus meum" (Inilah TubuhKu), dan "Sub Pontio Pilato passus" (Menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus).<ref>In de Kou, Godfried Bomans en Michel van der Plas over hun roomse jeugd en hoe het hun verging</ref>{{clarify}}
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Lihat pula ==