Garuda Indonesia Penerbangan 206: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 73:
|casualties3=
}}
Operasi pembebasan pesawat DC-9 dikenal dengan sebutan '''Operasi Woyla''' yang dimulai sehari setelah tersiarnya kabar pembajakan tersebut. Pada pukul 21.00, [[29 Maret]], 35 anggota [[Kopassandha]] meninggalkan Indonesia dalam sebuah [[DC-10]] yang disewa, mengenakan pakaian [[sipil]]. Penggunaan DC-10 dikarenakan terdapat kemungkinan bahwa para pelaku akan menerbangkan pesawat tersebut sampai ke [[Libya]]. Pemimpin [[CIA]] di [[Thailand]] menawarkan pinjaman [[jaket anti peluru]], namun ditolak karena pasukan Kopassandha
Pukul 02.30 tanggal [[31 Maret]], prajurit bersenjata mendekati pesawat secara diam-diam. Mereka merencanakan agar Tim Merah dan Tim Biru memanjat ke [[sayap pesawat]] dan menunggu di pintu samping. Semua [[jendela pesawat]] telah ditutup. Tim Hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua tim akan masuk ketika kode diberikan. Pada pukul 02.43,
Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan [[pilot]] pesawat DC-9 ''Woyla'', Kapten [[Herman Rante]], yang ditembak salah satu teroris dalam serangan tersebut. Namun Kapten Herman Rante meninggal di [[Rumah Sakit]] di Bangkok beberapa hari setelah kejadian tersebut. Kedua korban peristiwa terorisme ini kemudian dimakamkan di [[TMP Kalibata]].
|