Prahok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Gunkarta (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Karena rasanya yang asin dan kuat, prahok lazim dijadikan sebagai bumbu penambah rasa dalam masakan Kamboja, seperti ditambahkan dalam sup atau saus. Ungkapan Kamboja yang berbunyi, "tanpa prahok, tanpa garam", mengacu kepada masakan yang tawar, tidak memiliki citarasa, atau ''cemplang'', sekaligus menunjukkan betapa pentingnya peran prahok dalam seni kuliner Kamboja. Karena dibuat dengan proses fermentasi, prahok memiliki aroma yang kuat, menyengat, dan kurang sedap, mirip bau terasi di Indonesia.<ref name=ST>Star Chefs [http://www.starchefs.com/NdeMonteiro/recipetips.shtml ''Five main Cambodian ingredients''] Accessed July 21, 2007</ref> Prahok biasanya dimakan sebagai lauk utama, disajikan dengan nasi putih serta sayuran seperti [[kacang panjang]], [[mentimun]], dan [[terong]].
 
Karena mudah disimpan dan cukup awet, prahok matang biasanya menjadi makanan ransum sumbangan untuk korban bencana alam seperti banjir atau kekeringan. Prahok dapat dimasak dengan cara dibakar, dikukus, direbus, atau digoreng. Prahok jarang sekali disajikan mentah-mentah karena alasan kesehatan dan higienis — memasak prahok berarti turut membunuh [[mikroba]] berbahaya yang mungkin tumbuh dan hidup di dalam prahok. Selain itu, prahok mentah tidak tahan lama, mudah busuk, dan aromanya kurang sedap. Ungkapan Kamboja; "mulut prahok", merujuk kepada seseorang yang gemar berbicara kotor (jorok), hal ini merujuk kepada prahok yang memang berbau tidak sedap.
 
==Jenis dan pembuatan==