Ribut Waidi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Ribut Waidi''' ([[Pati]], [[Jawa Tengah]], [[5 Desember]] [[1962]]) adalah salah satu legenda sepak bola [[Indonesia]]. Namanya seketika melambung
▲'''Ribut Waidi''' ([[Pati]], [[Jawa Tengah]], [[5 Desember]] [[1962]]) adalah salah satu legenda sepak bola Indonesia. Namanya seketika melambung ke langit ketika ikut mengantar [[PSIS Semarang]] meraih gelar juara [[Perserikatan]] 1987. Di partai final, di [[Stadion Gelora Bung Karno]], [[Senayan]], PSIS melibas [[Persebaya Surabaya]]. Ribut juga dinobatkan sebagai man of the match pada pertandingan itu.
Setelah
Ribut kemudian selalu dipanggil ke tim nasional. Sepanjang 1986-1990, pemain yang selalu memakai nomor punggung 10 ini membela tim nasional ke [[Piala Kemerdekaan]], kualifikasi [[Piala Asia]], serta Pra-[[Piala Dunia]].
Untuk mengingat jasa serta pengabdiannya kepada bangsa dan negara serta Kota [[Semarang]], Pemerintah Kota Semarang bahkan mendirikan patung Ribut Waidi sedang menggiring bola di Jalan Karang Rejo, jalur utama menuju Stadion Jati Diri]], [[Semarang]].
==SEA Games 1987==
Julukan sebagai salah satu legenda sepak bola Indonesia tidak terlalu berlebihan untuk diberikan kepada Ribut Waidi, mantan pemain nasional dan PSIS Semarang. Betapa tidak, dialah pencetak satu-satunya gol penentu kemenangan Indonesia atas Malaysia pada SEA Games 1987.
Ribut membobol gawang Malaysia setelah berhasil mengecoh dan melewati barisan pertahanan negeri jiran itu. Gol tunggal tersebut
"Yang lebih menegangkan lagi, gol itu terjadi pada menit ke-15 perpanjangan waktu pertama. Waktu itu jalannya pertandingan memang sangat menegangkan," kata Ribut.
Saat itu jutaan pasang mata menyaksikan kepiawaian Ribut dalam mengolah si kulit bundar dan menyelamatkan tim nasional di depan publiknya sendiri. Ribut pun diarak mengelilingi lapangan.
Itulah kenangan yang paling tak terlupakan bagi Ribut. Saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, jantung Ribut ikut bergetar. Ia tak kuasa menahan air mata. "Meski saya anak ndeso, saya sudah ikut memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui sepak bola," kata Ribut. ▼
▲Itulah kenangan yang paling tak terlupakan bagi Ribut. Saat lagu [[Indonesia Raya]] dikumandangkan, jantung Ribut ikut bergetar. Ia tak kuasa menahan air mata. "Meski saya anak ndeso, saya sudah ikut memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui sepak bola," kata Ribut.
Kini, setelah gantung sepatu, Ribut bekerja sebagai karyawan di [[Pertamina]] ▼
▲Kini, setelah [[[pensiun|gantung sepatu]] dari dunia sepak bola, Ribut Waidi bekerja sebagai [[karyawan]] di [[Pertamina]]
* PS Sukun Kudus (1976-1980)▼
*
* PS Kuda Laut Pertamina Semarang (1981-1984)
* PSIS Semarang (1984-1992)
|