Blok Poros: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 35:
Italia dibawah ''[[Duce]]'' [[Benito Mussolini]] berusaha mengupayakan aliansi strategis Italia-Jerman melawan Perancis sejak awal 1920-an.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124">MacGregor Knox. Common Destiny: Dictatorship, Foreign Policy, and War in Fascist Italy and Nazi Germany. Cambridge University Press, 2000. Pp. 124.</ref> Sebelum menjadi kepala pemerintahan di Italia sebagai kepala gerakan [[Fasisme Italia]], Mussolini menganjurkan aliansi dengan Jerman yang kalah [[Perang Dunia I|perang]] setelah [[Konferensi Perdamaian Paris]] (1919) menyelesaikan PD I.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Mussolini percaya Italia dalam memperluas pengaruhnya di Eropa dengan berkerjasama dengan Jerman melawan Perancis.<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/> Pada awal 1923, sebagai isyarat adanya niat baik ke Jerman, Italia secara diam-diam mengirimkan senjata ke tentara Jerman yang dilucuti senjatanya akibat dari ketentuan [[Perjanjian Versailles]].<ref name="MacGregor Knox 2000. Pp. 124"/>
Pada September 1923, Mussolini menawarkan [[Kanselir Jerman]] [[Gustav Stresemann]] "kebijakan umum": ia mencari dukungan militer Jerman melawan ancaman intervensi militer Perancis atas sengketa diplomatik atas [[Negara Bebas Fiume|Fiume]] dengan Yugoslavia, dimana
Dalam masa [[Republik Weimar]], pemerintah Jerman tidak menghormati Perjanjian Versailles karena menganggap telah dipaksa untuk mentandatanganinya, dan berbagai tokoh pemerintahannya pada waktu itu menolak perbatasan Jerman hasil perjanjian Versailles. Jenderal [[Hans von Seeckt]] (kepala ''[[Reichswehr]]'' memimpin 1920-1926) mendukung aliansi Jerman-[[Uni Soviet]] untuk menginvasi dan membagi Polandia antara keduanya dan mengembalikan perbatasan Jerman-Rusia tahun 1914.<ref name="Christian Leitz p10">Christian Leitz. Nazi Foreign Policy, 1933-1941: The Road to Global War. p10.</ref> [[Gustav Streseman]] sebagai Menteri Luar Negeri Jerman tahun 1925 menyatakan bahwa pengambilalihan wilayah yang hilang ke [[Republik Polandia Kedua|Polandia]] dan [[Kota Bebas Danzig|Danzig]] dalam Perjanjian Versailles adalah masalah penting kebijakan luar negeri Jerman<ref name="Christian Leitz p10"/> Memorandum Menteri ''Reichswehr'' 1926 menyatakan niat unuk mencari cara pengambilalihan kembali wilayah Jerman yag hilang ke tangan Polandia sebagai prioritas pertama, dilanjutkan dengan pengembalian wilayah Saar, aneksasi Austria, dan re-milterisasi Rhineland.<ref name="Christian Leitz p10"/>
|