Fotografi jalanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ostiamare (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{referensirefimprove}}
[[File:Copenhagen 1987. Street photography.jpg|thumb|Copenhagen 1987, contoh fotografi jalanan]]
'''Fotografi jalanan''' (''{{lang-en|street photography}}'') adalah salah satu aliran dalam [[fotografi]]. Fotografi jalanan umumnya memuat objek yang diambil di ruang terbuka publik dalam kondisi ''candid'' atau tanpa pengarahan. Belum ada kesepakatan mengenai padanan yang baku untuk ''street photography'' dalam Bahasabahasa Indonesia, namun istilah '''fotografi jalanan''' sering dipakai dalam beberapa kesempatan. Foto-foto dalam ''street photography'' dapat mengambil lokasi dari berbagai ruang publik seperti [[jalan]], [[pasar]], [[mal]], terminal, stasiun kereta api, dan sebagainya.<br />
 
Foto-foto yang diambil pada aliran fotografi ini umumnya memakai teknik ''[http[://en.wiki-indonesia.club/wiki/Straight_photography:Straight photography|straight photography]]'',. di mana fotoFoto menggambarkan kondisi apa adanya dengan meminimalkan manipulasi obyekobjek. Dalam perkembangannya, fotografi jalanan banyak memasukkan unsur-unsur seperti surealisme, humor, dan kejutan dalam komposisinya. Untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut dalam suatu foto, perlu dicari saat yang paling tepat dengan posisi obyekobjek yang unik. Istilah '''''decisive moment''''' diperkenalkan oleh [http[://en.wiki-indonesia.club/wiki/Henri_Cartier:Henri Cartier-Bresson |Henri Cartier-Bresson]] untuk menggambarkan kondisi tersebut.<br />
 
== Sejarah ==
Aliran fotografi ini berawal dari Eropa, saat [http[://en.wiki-indonesia.club/wiki/Eugene_Atget:Eugene Atget|Eugene Atget]] mulai mengabadikan suasana jalanan kota Paris sekitar tahun 1890an1890-an hingga 1920an1920-an. Foto-foto Atget banyak mengambil obyek arsitektural, dan hanya sedikit sekali mengambil manusia sebagai subyek foto. Hal ini berbeda sekali dengan fotografi jalanan kontemporer yang dikenal sekarang, di manayang hampir selalu menyertakan manusia sebagai subyek fotonya. Henri Cartier-Bresson mulai memasukkan unsur manusia dan komposisi surealismenya dalam foto-fotonya yang diambil sejak awal tahun 1940an1940-an, hingga akhirnya aliran inilah yang makin berkembang hingga bentuk fotografi jalanan yang populer hingga sekarang.<br />
 
Di Indonesia, aliran fotografi ini masih tergolong muda dibandingkan aliran lainnya. Fotografi jalanan baru mulai berkembang di Indonesia pada sekitar tahun 1990an1990-an, dan makin populer pada dekade pertama tahun 2000an2000-an seiring berkembangnya teknologi fotografi digital.
 
==Bacaan lanjut==