Lokomotif B16: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taufik.ahm (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Fierly V.T (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
|cylindersize=230 X 300 mm
|minimumcurve=
|poweroutput=255 HPhp
|topspeed=30 km/h
|notes=
}}
 
Pada masa pemerintah [[Hindia Belanda]], kota [[Pasuruan]] dan kota [[Probolinggo]] merupakan sentra dari produksi [[gula]]. Kota [[Pasuruan]] dikenal sebagai pusat percobaan [[gula]] dan kota [[Probolinggo]] menjadi sentra distribusi dan pengapalan produksi [[gula]], [[tembakau]] dan [[beras]]. Sebagai sentra distribusi dan perdagangan perantara, kedua kota tersebut mempunyai letak yang berfungsi dengan baik, dilengkapi dengan dermaga dan gudang-gudang pengiriman barang. Untuk mempermudah distribusi barang di kota [[Pasuruan]] dan kota [[Probolinggo]], Pemerintah [[Hindia Belanda]] memberikan konsesi kepada perusahaan kereta api swasta Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM) pada tahun 1893 dan perusahaan kereta api swasta [[Probolinggo]] Stoomtram Maatschappij (PbSM) pada tahun 1894. PsSM mendapat konsesi untuk membangun jalan rel di kota [[Pasuruan]] dan sekitarnya hingga ke Wonorejo. Pada tahun 1896 - 1912, PsSM telah berhasil membangun jalan rel dengan total panjang 32 km. PbSM mendapat konsesi untuk membangun jalan rel di kota [[Probolinggo]] dan sekitarnya hingga ke [[Kraksaan, Probolinggo|kota Kraksaan]] dan [[Paiton, Probolinggo]]. Pada tahun 1897 – 1912, PbSM telah berhasil membangun jalan rel dengan total panjang 41 km. Untuk melayani rute tersebut, PbSM mendatangkan 7 lokomotif [[B16|B 16]] sedangkan PsSM mendatangkan 10 unit lokomotif [[B16|B 16]]. 17 unit lokomotif uap [[B16|B 16]] didatangkan pada tahun 1896 - 1900 dari pabrik Hohenzollern (Jerman). Tram ini digunakan untuk angkutan penumpang dan barang/hasil bumi. Tram dengan lokomotif uap ini digunakan untuk menarik rangkaian gerbong barang yang berisi [[gula]].
 
Tram uap dengan susunan roda 0-4-0Tr merupakan lokomotif uap yang memiliki silinder berdimensi 230 mm X 300 mm dengan roda penggerak berdiameter 800 mm. Berat keseluruhan 13 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 30 km/jam
 
Pada masa pemerintahan [[Jepang]] di [[Indonesia]], 2 lokomotif [[B16|B 16]] milik PbSM dibongkar pada tahun 1942 (tidak diketahui alasan pembongkaran ini) sedangkan 2 lokomotif [[B16]] milik PsSM dipindah untuk beroperasi di rute Saketi – Bayah (80 km). Pemerintah [[Jepang]] membangun jalan rel rute Saketi – Bayah (80 km) pada tahun 1942-1945 untuk mengangkut batu bara dari tambang batu bara Cikotok ([[Banten]]). Saat itu, Bayah dikenal sebagai penghasil utama batu bara, yang digunakan untuk bahan bakar kereta api, kapal laut dan pabrik. Di akhir masa dinasnya, pada tahun 1977, masih dapat dijumpai 1 lokomotif [[B16|B 16]] yang beroperasi jalan rel milik perusahaan kereta api swasta Oost-[[Java]] Stoomtram Maatschappij (OJS). OJS memiliki jalan rel untuk tram di kota [[Surabaya] dan sekitarnya dengan panjang 95 km. Dari 17 lokomotif [[B16|B 16]], saat ini masih tersisa 1 lokomotif [[B16|B 16]], yaitu [[B16|B 16]] 02 (milik PbSM, mulai operasional tahun 1897). [[B16|B 16]] 02 dipajang di dalam pabrik PT. INKA ([[Industri Kereta Api]]), kota [[Madiun]], [[Jawa Timur]].
 
== Lihat pula ==