Lokomotif B22: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Sumatra Selatan +Sumatera Selatan)
Fierly V.T (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
|powertype=[[Uap]]
|serialnumber=[[B22]]
|fueltype=Kayu, Batubara/ batubara
|gauge=1.067 mm
|builder=Hartmann, [[Jerman]]
|buildmodel=
|builddate=1989 – 1901
|totalproduction=20 unit
||whytetype=0-4-2
|aarwheels=B-1
|uicclass=B1
|length=78507.850 mmm
|width=
|height=
Baris 27:
}}
 
Selain kaya dengan sumber daya alam, seperti [[kayu jati]], kawasan pantai utara [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] juga terdapat [[minyak bumi]] dan [[gas bumi]], baik di [[Cepu]] ([[Jawa Tengah]]) maupun di [[Bojonegoro]] ([[Jawa Timur]]). Untuk mendukung percepatan arus perdagangan hasil bumi dan hasil [[industri]] [[perkebunan]] kemudian dibangun [[jalan rel]]. Setelah perusahaan kereta api swasta [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) berhasil membangun jalur kereta api rute [[Semarang]] – Gundih - [[Solo]] – [[Yogyakarta]] (166 km) pada tahun 1867 – 1872, NIS kemudian melanjutkan pembangunan jalur kereta api rute [[Surabaya]] [[Pasar Turi]] – Babat (69 km) selesai dibangun pada tahun 1900, rute Babat – [[Bojonegoro]] – [[Cepu]] (72 km) selesai dibangun pada tahun 1903 dan rute Gundih – Gambringan – [[Cepu]] (89 km) selesai dibangun pada tahun 1902. Jalur kereta api ini telah menjadi jalur perdagangan penting, yaitu lembah Bengawa Solo yang terletak di [[Jawa Timur]] bagian utara. NIS mendatangkan lokomotif uap [[B22|B 22]] dari pabrik Hartmann ([[Jerman]]) sebanyak 20 unit lokomotif pada tahun 1989 – 1901. Lokomotif ini dipergunakan untuk menarik rangkaian kereta yang mengangkut hasil bumi, hasil perkebunan, hasil tambang atau penumpang.
 
Setelah [[Perang Dunia II]] berakhir, 1 unit lokomotif [[B22|B 22]] dipindah dari [[Jawa]] ke [[Sumatera Selatan]] dan sisanya tersebar di [[Solo]], Gundih, Kudus dan Purwodadi.
 
Lokomotif ini memiliki dua roda penggerak (susunan roda 0-4-2T) dengan dua silinder compound. Pada lokomotif uap dengan dua silinder compound, uap dari silinder tekanan tinggi disalurkan ke silinder tekanan rendah yang lebih besar volumenya dari silinder tekanan tinggi (agar uap dapat berkembang memuai lebih lanjut dan menghasilkan tenaga penggerak lagi). Baru dari silinder tekanan rendah uap yang sudah terpakai dibuang melalui cerobong. Meskipun lokomotif uap dengan dua silinder compound dapat memberikan efisiensi yang lebih tinggi namun perawatannya lebih rumit. Setelah ditemukannya superheater maka jenis lokomotif uap seperti ini tidak pernah dibuat lagi.
 
Lokomotif [[B22|B 22]] memiliki panjang 7850 mm dan berat 25,1 ton. Lokomotif [[B22|B 22]] dapat melaju hingga kecepatan 55 km/jam. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara.
 
Dari 20 unit lokomotif [[B22|B 22]], saat ini tersisa 3 buahunit B 22, yaitu B2207B 22 07, B2209B 22 09 dan B2220B 22 20. B2207B 22 07 (mulai operasional tahun 1898) di [[Bumi Perkemahan Cibubu]]r ([[Jakarta]]), B2209B 22 09 (mulai operasional tahun 1898) dipajang di [[Museum Transportasi]] [[Taman Mini Indonesia Indah]] (Jakarta) dan B2220B 22 20 (mulai operasional tahun 1900) dipajang di [[Museum KA Ambarawa]] ([[Jawa Tengah]]).
 
== Lihat pula ==