Wanita: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 35:
== Reproduksi ==
Perempuan yang memiliki [[organ]] [[reproduksi]] yang baik akan memiliki kemampuan untuk [[hamil|mengandung]], [[lahir|melahirkan]] dan [[menyusui]], yang tidak bisa dilakukan oleh pria ini yang disebut dengan tugas perempuan/wanita/ibu.
==Perbedaan Makna Perempuan Dan Wanita==
Sebagai perempuan, Anda tentu kerap dipanggil dengan panggilan yang berbeda-beda. Kadang cewek, kadang perempuan, dan yang paling terdengar elegan adalah wanita.
Secara asasnya, dalam cultural universal,bahasa merupakan salah satu daritujuh pola budaya utama. Bahasa mencerminkan pemikiran dan budaya sesebuah masyarakat. Kadang kala tanggapan terhadap bahasa tersebut berbeza di antarasesebuah masyarakat. Menurut Muhammad Imarah, setiap istilah tidak dapatdipisahkan dari muatan peradaban. Ia merupakan ungkapan untuk menyampaikan peranan sebagai wadah bagi peradaban yang berbeza, hasil interaksi pemikiran yang berlainan serta ideologi yang berbagai-bagai.
Begitu juga dengan perkataan wanita dan perempuan.
Dalam Bahasa Arab, perkataan al-rajul jamaknya al-rijal sama erti dengan lelaki, manakala perkataan al-untha, al-mar’ah dan al-nisa’ sama erti denganperempuan. Perkataan al-untha jamaknya al-inath bererti perempuan atau wanita,lawan kepada lelaki. Ia bermakna lembut dan tidak keras. Ini kerana sifat orang perempuan yang lembut, berbeza dari lelaki (al-dhakar) yang keras dan kasar sifatnya. Manakala perkataan al-mar’ah jamaknya adalah al-nisa’, bererti sedap dan enak. Sedangkan perkataan al-nisa’ berkait rapat dengan al-niswan dan al-nuswan, yang beerti lupa disebabkan kelemahan akal. Dengan pengertian ini, perkataan al-untha, al-mar’ah dan al-nisa’ membawa makna yang inferior berbanding
al-rajul dan al-dhakar.
Dalam Bahasa Melayu, perkataan lelaki turut mempunyai makna yang baik berbanding wanita atau perempuan. Ia bermakna keberanian, ketangkasan dankegagahan. Berbeza dengan perkataan wanita dan perempuan, terdapat pelbagaipengertian yang bersifat kontradik. Menurut Sudarwati, berdasarkan Old Javanese English Dictionary, perkataan wanita bererti yang diinginkan. Erti yang diinginkan dari wanita ini jelas bahawa wanita adalah sesuatu yang diinginkan lelaki. Dengandemikian, perkataan ini bererti perempuan hanya menjadi objek (bagi lelaki) sahaja.Manakala dalam etimologi rakyat Jawa (folk etimology), perkataan wanita dipersepsi secara budaya sebagai “wani ditoto”; terjemahan leksikalnya berani diatur; terjemahan kontekstualnya bersedia diatur; terjemahan mudahnya tunduklah pada suami atau jangan melawan lelaki. Dalam hal ini wanita dianggap mulia bila tunduk dan patuh pada lelaki. Ternyata anggapan Jawa ini mempengaruhi kuat dalam bahasa Melayu. Kesetiaan wanita dinilai tinggi. Oleh sebab itu, dalam bahasa Melayu,perkataan wanita bernilai lebih tinggi.
Walaupun begitu, terdapat juga pandangan lain, perkataan wanita bukanlah produk kata asli (induk). Kata ini hanyalah merupakan hasil akhir dari prosespanjang perubahan bunyi dan proses perubahan kontoid dari kata betina. Urutan prosesnya, mula-mula kata
betina menjadi batina dan kata batina berubah melaluiproses metatesis menjadi banita; kata banita mengalami proses perubahan bunyikonsonan (kontoid) dari [b]-->[w] sehingga menjadi wanita. Justeru, perkataan yang demikian dihormati, bahkan diletakkan pada tempat tinggi di atas perkataan perempuan ini, maksudnya wanita itu, ternyata berasal dari perkataan rendah maknanya
betina.
Sedangkan pada masa sekarang, perkataan wanita menduduki posisi dankonotasi terhormat. Perkataan ini mengalami proses ameliorasi iaitu peningkatan nilai makna dari makna yang biasa atau buruk menjadi makna yang baik. Ertinya sekarang lebih tinggi daripada erti dahulu. Menurut Kamus Dewan, kata wanita merupakan bentuk eufemistik (euphemistic) dari perempuan. Pada halaman yang sama, dicontohkan frasa wanita-wanita genit. Contoh ini paradoksal. Sebab, jika wanita berupakan bentuk halus, mengapa ada kata genit-nya, sesuatu yang jelas tidak halus.
Sebaliknya, dalam pandangan semasa, perkataan perempuan mengalamiegradasi semantis, atau ungkapan yang merendah-rendahkan (pejorative),penurunan nilai makna; ertinya sekarang lebih rendah dari erti yang dahulu. Menurut Kamus Dewan, perkataan perempuan beerti wanita, lawan lelaki, dan isteri. Dalamenggunaannya, terdapat pengertian yang mulia, misalnya penggunaan perkataan raja perempuan yang bererti permaisuri. Dengan contoh ini ia tidak memberi ertiyang rendah. Sementara itu, kata keperempuanan bererti perihal perempuan,maksudnya urusan berkenaan dengan keisterian dan rumah tangga. Dalam hal ini,meski tidak terlalu rendah pengertiannya, tetapi jelas bahawa kata ini menunjuk perempuan dengan peranan domestik sebagai penunggu rumah. Selain itu, perkataanperempuan turut dikaitkan dengan sifat-sifat yang jelek, menjadikan ia kontradik dengan pengertian pertama yang mulia. Misalnya perempuan gatal, perempuan jalang dan perempuan jungkat.
Pandangan yang sama dapat dilihat dalam Kamus Bahasa Indonesia, hanya ada sedikit penambahan, tetapi penting, khususnya untuk perkataan keperempuanan. Perkataan keperempuanan juga bererti kehormatan sebagai perempuan. Dari aspek etimologinya, perkataan perempuan berasal dari kata empu yang bererti tuan, orangyang mahir/berkuasa, ataupun kepala, hulu, atau yang paling besar. Ia mempunyai nilai yang cukup tinggi, tidak di bawah, tetapi sejajar, bahkan lebih tinggi daripadakata lelaki. Perkataan perempuan juga berhubungan dengan kata ampu iaitu sokong, memerintah, penyangga, penjaga keselamatan, bahkan wali. Perkataan perempuan juga berakar erat dari kata empuan; kata ini mengalami pemendekan menjadi puan yang ertinya sapaan hormat pada perempuan, sebagai pasangan kata tuan sapaanhormat pada lelaki.
Sehubungan dengan pemaknaan itu, golongan feminis lebih memilih perkataan perempuan daripada wanita berikutan muatan maknanya yang lebihterhormat. Sedangkan dalam penggunaan semasa di Malaysia, perkataan perempuan sering direndahkan, ditempatkan di bawah perkataan wanita. Perkataan wanita dianggap lebih moden dan segar berbanding perempuan walau hakikatnya dari segi etimologinya perkataan perempuan lebih baik pengertiannya.
Perbedaan makna perempuan dan wanita akan dibahas lebih lanjut di sini. Berikut beberapa penjelasannya:
;Makna etimologis
Dalam etimologi Jawa, kata wanita berasal dari frasa ‘Wani Ditoto’ atau berani diatur. Sebutan wanita dimaknai berdasarkan kemampuannya untuk tunduk dan patuh pada lelaki sesuai dengan perkembangan budaya di tanah Jawa pada masa tersebut. Sementara itu menurut bahasa Sanskerta, kata perempuan muncul dari kata per – empu –an. ‘Per’ memiliki makna makhluk dan ‘Empu’ artinya mulia, tuan, atau mahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna kata perempuan adalah makhluk yang mulia, atau memiliki kemampuan.
;Pengertian dalam kamus
Dalam KBBI, kata perempuan bermakna (1) orang (manusia) yg mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui; wanita; (2) istri; bini: — nya sedang hamil; (3) betina (khusus untuk hewan), sedangkan kata wanita bermakna perempuan dewasa: kaum — , kaum putri (dewasa).
Kedengarannya jauh lebih baik makna kata wanita, ya? Padahal pengertian kata wanita menurut Kamus Kuno Jawa-Inggris dahulu bermakna ‘ yang diinginkan’, dalam hal ini perempuan dianggap sebagai objek, sesuatu yang diinginkan oleh pria. Sebaliknya, kata keperempuanan menurut KBBI di tahun 1988 justru bermakna ‘kehormatan sebagai perempuan’.
;Perubahan makna
Tahukah Anda bahwa kata perempuan dan wanita mengalami perubahan makna dari waktu ke waktu? Kata wanita ternyata mengalami proses perubahan makna yang semakin positif, sebutan tersebut merupakan bentuk halus dari kata perempuan. Sebaliknya, kata perempuan justru mengalami penurunan di mata masyarakat.
Ini sebabnya nama lembaga yang ada adalah ‘Komnas Perempuan’ dan bukan ‘Komnas Wanita’, atau nama Kementerian yang melindungi kesejahteraan perempuan adalah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan bukannya Kementerian Pemberdayaan Wanita. Kata wanita yang terdengar indah dan elegan itu memiliki sejarah panjang sisa-sisa sistem feodal dan nuansa patriarki pada zaman dahulu. Kebalikannya, kata perempuan justru memiliki makna yang lebih kuat.
== Lihat pula ==
|