Degung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
2.1
Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di [[Jawa Barat]], antara lain Gamelan Salendro, Pelog dan '''Degung'''. Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan [[wayang]], [[tari]], [[kliningan]], [[jaipong]]an dan lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, hanya kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyarakat dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di masyarakat. Hal ini menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan dengan keberadaan gamelan salendro, sementara gamelan degung dirasakan cukup mewakili kekhasan masyarakat Jawa Barat. Gamelan lainnya adalah gamelan Ajeng berlaras salendro yang masih terdapat di kabupaten [[Bogor]], dan gamelan Renteng yang ada di beberapa tempat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong kabupaten [[Bandung]]. Melihat bentuk dan interval gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan degung yang sekarang berkembang, berorientasi pada gamelan Renteng.
2.2
Degung merupakan salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas [[suku Sunda|masyarakat Sunda]]. Gamelan yang kini jumlahnya telah berkembang dengan pesat, diperkirakan awal perkembangannya sekitar akhir [[abad ke-18]]/awal [[abad ke-19]]. Jaap Kunst yang mendata gamelan di seluruh Pulau Jawa dalam bukunya Toonkunst van Java ([[1934]]) mencatat bahwa degung terdapat di Bandung (5 perangkat), [[Sumedang]] (3 perangkat), [[Cianjur]] (1 perangkat), [[Ciamis]] (1 perangkat), [[Keraton Kasepuhan Cirebon|Kasepuhan]] (1 perangkat), [[Keraton Kanoman Cirebon|Kanoman]] (1 perangkat), [[Darmaraja]] (1 perangkat), [[Banjar]] (1 perangkat), dan [[Singaparna]] (1 perangkat).
Baris 18:
2.3
Dulu gamelan degung hanya ditabuh secara gendingan (instrumental). Bupati Cianjur RT. Wiranatakusumah V ([[1912]]—[[1920]]) melarang degung memakai nyanyian (vokal) karena membuat suasana kurang serius (rucah). Ketika bupati ini tahun 1920 pindah menjadi bupati Bandung, maka perangkat gamelan degung di pendopo Cianjur juga turut dibawa bersama nayaganya, dipimpin oleh Idi. Sejak itu gamelan degung yang bernama Pamagersari ini menghiasi pendopo Bandung dengan lagu-lagunya.
Baris 38:
2.4
Di luar Indonesia pengembangan degung dilakukan oleh perguruan tinggi seni dan beberapa musisi, misalnya Lingkung Seni Pusaka Sunda [[University of California]] ([[Santa Cruz, USA]]), musisi Lou Harrison ([[Amerika Serikat|US]]), dan Rachel Swindell bersama mahasiswa lainnya di [[London]] ([[Inggris]]), Paraguna ([[Jepang]]), serta Evergreen, John Sidal ([[Kanada]]). Di [[Melbourne]], [[Australia]], ada sebuah set gamelan degung milik [[University of Melbourne]] yang seringkali digunakan oleh sebuah komunitas pencinta musik [[Sunda]] untuk latihan dan pementasan di festival-festival.
|