Abassiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
k {{gabungkepada|Bani Abbasiyah}}
Baris 5:
 
==Pendahuluan==
Bani AbbasyahAbbasiyah merupakan dinasti kerajaan Islam yang merebut kekuasaan dari Bani Umayyah. Berkuasa dari tahun 132 H (750 M) hingga 656 H (1258 M). Disebut Bani Abbas karena berasal dari keturunan Abbas bin Abdul-Muththalib yang merupakan paman Nabi.

Bani Abbasiyah berhasil memegang kekuasaan [[kekhalifahan]] selama tiga abad, mengkonsolidasikan kembali kepemimpinan gaya [[Islam]] dan menyuburkan [[ilmu pengetahuan]] dan pengembangan [[budaya]] [[Timur Tengah]]. Tetapi pada tahun 940 kekuatan kekhalifahan menyusut ketika orang-orang non-[[Arab]], khususnya orang [[Turki]] (dan kemudian diikuti oleh orang Mameluk di Mesir pada pertengahan abad ke-13), mulai mendapatkan pengaruh dan mulai memisahkan diri dari kekhalifahan.<br> Meskipun begitu, kekhalifahan tetap bertahan sebagai simbol yang menyatukan [[dunia]] Islam.
Pada masa pemerintahannya, Bani AbbasyiahAbbasiyah mengklaim bahwa dinasti mereka tak dapat disaingi. Namun kemudian, [[Said bin Husain]], seorang muslim [[Syiah]] dari dinasti [[Fatimiyyah]] yang mengaku bahwa anak perempuannya adalah keturunan [[Nabi Muhammad]], mengklaim dirinya sebagai Khalifah pada tahun 909, sehingga timbul kekuasaan ganda di daerah [[Afrika Utara]]. Pada awalnya ia hanya menguasai [[Maroko]], [[Aljazair]], [[Tunisua]] dan [[Libya]]. Namun kemudian, ia mulai memperluas daerah kekuasaannya sampai ke [[Mesir]] dan [[Palestina]], sebelum akhirnya Bani Abbasyiah berhasil merebut kembali daerah yang sebelumnya telah mereka kuasai, dan hanya menyisakan Mesir sebagai daerah kekuasaan Bani Fatimiyyah. Dinasti Fatimiyyah kemudian runtuh pada tahun 1171. Sedangkan Bani [[Ummayah]] bisa bertahan dan terus memimpin komunitas Muslim di [[Spanyol]], kemudian mereka mengklaim kembali gelar Khalifah pada tahun 929, sampai akhirnya dijatuhkan kembali pada tahun 1031.
Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di [[Bagdad]] (sekarang ibu kota [[Irak]]) sejak tahun 750. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan [[Yunani]] dan [[Persia]]. Kekhalifahan ini meredup setelah naiknya bangsa tentara-tentara Turki yang mereka bentuk. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa [[Mongol]] yang dipimpin [[Hulagu Khan]] yang menghancurkan Bagdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Bagdad.<br>
 
Bani AbbasiyyahAbbasiyah merupakan keturunan dari [[Abbas bin Abdul-Muththalib]] (566-652) yang juga merupakan paman dari Nabi Muhammad s.a.w., oleh karena itu mereka termasuk ke dalam [[Bani Hasyim]]. Sedangkan Bani Umayyah yang merupakan salah satu kabilah dalam [[Quraisy]], bukan termasuk yang seketurunan dengan Nabi.<br>
[[Muhammad bin Ali]], cicit Saidina Abbas menjalankan kampanye untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim di Parsia pada masa pemerintahan Khalifah [[Umar bin Abdul Aziz]]. Pada masa pemerintahan Khalifah [[Marwan II]], pertentangan ini semakin memuncak dan akhirnya pada tahun 750, [[Abu al-Abbas al-Saffah]] menang melawan pasukan Bani Umayyah dan kemudian dilantik sebagai khalifah.<br>
Kekhalifahan Abbasiyah adalah yang pertama kali mengorganisasikan penggunaan tentara-tentara budak yang disebut [[Mamaluk]] pada abad 9. Dibuat oleh [[Al-Ma'mun]] tentara-tentara budak ini didominasi oleh bangsa Turki tetapi juga banyak diisi oleh [[bangsa Berber]] dari Afrika Utara dan [[Slav]] dari [[Eropa]] Timur. Ini adalah suatu inovasi sebab sebelumnya yang digunakan adalah tentara bayaran dari Turki.<br>