Hyakken Uchida: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Midori (bicara | kontrib)
Baris 48:
 
== Kepribadian ==
Hyakken dikenal keras kepala dan tidak simpatik. Hal ini mungkin disebabkan dirinya dibesarkan dengan cara dimanja oleh neneknya. Hyakken sendiri mengakuinya, dan sering mengangkat topik tersebut dalam karyanya. Ia sering mengaku bahwa dirinya "penggemar [[birokrasi]]", menyukai penghormatan dan pangkat, serta peraturan dan disiplin. Sewaktu menjadi pengajar di Akademi Militer Angkatan Darat, dirinya pernah menerima gelar [[Ju-go-i]]. Sebagai pecinta ketertiban, Hyakken pernah menulis dirinya sangat membenci [[Empat puluh tujuh Ronin|47 ronin]] yang melanggar disiplin karena membalas dendam. Penulis [[Saiichi Maruya]] memperkirakan, "Hyakken mungkin merasakan dirinya miripsebagai [[Kira Kōzuke no Suke]]" (tokoh antagonis dalam cerita 47 ronin).
 
Di sisi lain, Hyakken dikenal sebagai sosok humoris dan sangat disukai mahasiswa yang pernah menjadi muridnya di [[Universitas Hosei]]. Gaya humornya terlihat dari nama pesta ulang tahun yang diselenggarakan sejak ulang tahun yang ke-61. Pesta ulang tahun Hyakken diadakan kelompok beranggotakan mahasiswa yang menjadi muridnya, dokter keluarga, dan mantan rekan sekantor. Mereka menyebut pesta ulang tahun Hyakken sebagai {{nihongo|Maadakai|摩阿陀会}}. Alasannya, Hyakken masih sehat dan mungkin ''belum'' (bahasa Jepang: ''mada'') waktunya mati.
 
Sutradara [[Akira Kurosawa]] mengangkat kisah masa tua Hyakken ke layar perak dengan judul ''[[Madadayo]]''. Judulnya berasal dari kata "''māda dayo''" ("belum") yang diucapkan anak yang belum selesai bersembunyi sewaktu bermain [[petakPetak umpetUmpet]]. Sebagai balas budi atas pesta ulang tahun yang diadakan baginya, Hyakken mengadakan pesta tahun baru setiap tanggal 3 Januari dengan biaya pribadi. Pesta selamatan tersebut diberi nama {{nihongo|Gyokeikai|御慶の会}} dan diadakan di [[Hotel Tokyo Station]].
 
Natsume Sōseki adalah dosen yang dikaguminya. Selain itu, Hyakken menyenangi makan enak, [[koto]], [[sake]], [[rokok]], [[burung]] kecil, [[kereta api]], [[kucing]], dan kue khas Okayama bernama Ōtemanjū. Semuanya sering diangkat sebagai topik dalam tulisannya. Sewaktu masih tinggal di Okayama, ia sering bermain alat musik koto. Setelah bermukim di Tokyo, Hyakken menjadi murid pemain koto tunanetra sekaligus pencipta lagu [[Michio Miyagi]] yang terkenal dengan lagu ''Haru No Umi''. Hubungan antara Hyakken dan Miyagi mulanya tidak lebih dari hubungan antara murid dan guru, namun berlanjut menjadi sahabat. Miyagi sering diceritakannya dalam esai yang ditulisnya. Selain itu, Hyakken sering membimbing Miyagi sewaktu menulis buku. Setelah Miyagi tewas misterius pada dini hari [[25 Juni]] [[1956]] akibat terjatuh dari [[KA Malam Ekspres Ginga]] tujuan Osaka, Hyakken berkabung dengan mengunjungi lokasi kecelakaan di [[Stasiun Kariya]] di [[Kariya, Aichi|Kariya]], [[Prefektur Aichi]], dan menulis cerita ''Tōkaidō Kariya Eki'' (''Stasiun Kariya Tōkaidō'').