Keperawanan abadi Maria: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{terjemah|Inggris}}
[[File:Vladimirskaya.jpg|thumb|''Theotokos of Vladimir'' (abad ke-12), pelindung [[Rusia]]. Istilah ''[[Aeiparthenos]]'' (Yang Selalu Perawan) digunakan secara luas dalam liturgi [[Ortodoks Timur]].<ref name=McNally>{{en}} {{citation |title=What Every Catholic Should Know about Mary |author=Terrence J. McNally |year=2009 |ISBN=1-4415-1051-6 |url=http://books.google.com/books?id=IlJRXgcBVvoC}}</ref>{{rp|168}}]]
'''Keperawanan abadi Maria''' ({{lang-en|perpetual virginity of Mary}}), atau '''Maria tetap perawan selamanya''', menegaskan keperawanan [[Maria]] yang nyata dan [[kekal]] bahkan dalam peristiwa melahirkan [[Yesus]] Sang Putra Allah yang menjadi manusia (inkarnasi). Menurut [[doktrin]] ini, Maria selalu atau tetap perawan ([[Bahasa Yunani]]: ''{{polytonic| ἀειπάρθενος}}'', ''[[aeiparthenos]]'') sepanjang hidupnya, menjadikan Yesus sebagai satu-satunya putra biologisnya, dimana pembuahan dan kelahiran-Nya dianggap sebagai hal yang ajaib.<ref name=Miravalle56>{{en}} {{citation |author=Mark Miravalle |year=1993 |title=Introduction to Mary |publisher=Queenship Publishing |ISBN=978-1-882972-06-7 |page=56-64}}</ref><ref name=REBrown273>{{en}} {{citation |title=Mary in the New Testament |editor=Raymond Edward Brown |year=1978 |ISBN=0-8091-2168-9 |page=273}}</ref>
Baris 67 ⟶ 66:
 
Para reformator [[Anglikan]] dari abad ke-16 dan 17, misalnya Hugh Latimer dan [[Thomas Cranmer]],<ref name=Bradshaw/> mendukung keperawanan abadi "atas dasar otoritas Kekristenan jaman dulu".<ref name=Ted150/> Pada abad ke-18, [[John Wesley]], salah satu pendiri [[Metodisme]], juga mendukung doktrin keperawanan abadi maria dan menuliskan bahwa: "... lahir dari Perawan Maria yang terberkati, yang juga setelahnya seperti sebelum ia melahirkan-Nya, melanjutkan suatu keperawanan yang murni dan tak ternoda."<ref name=Ted150/><ref>{{en}} {{citation |title=The works of the Rev. John Wesley, Volume 15 |author=John Wesley, Joseph Benson |publisher=Thomas Cordeux |location=London |year=1812 |chapter=A Letter to a Roman Catholic |page=110 |url=http://books.google.com/books?vid=OCLC09022224}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://wesley.nnu.edu/john_wesley/letters/1749b.htm |title=Letter to a Roman Catholic |date=July 18, 1749}}</ref>
 
=== Ajaran Protestan kemudian ===
 
 
Diarmaid MacCulloch, seorang sejarawan Reformasi Protestan, menuliskan bahwa alasan mengapa para reformis awal menjunjung keperawanan awal Maria adalah karena ia merupakan "jaminan atas [[Inkarnasi]] Kristus", suatu ajaran yang ditolak oleh kalangan radikal lainnya yang menyangkal keperawanan abadi Maria.<ref>{{en}} {{citation |author=D. MacCulloch |title=The Reformation: a History |publisher=Penguin Books |year=2003 |page=613-614}}</ref><ref>{{en}} {{citation |author=Robert Schihl |url=http://www.ewtn.com/faith/teachings/maryc2.htm |chapter=The Perpetual Virginity of Mary |title=A Biblical Apologetic of the Catholic Faith |others=retrieved from EWTN}}</ref> Namun, tidak adanya pernyataan yang meyakinkan dari Alkitab, bersama dengan prinsip ''[[sola scriptura]]'' dan kecenderungan yang mengaitkan penghormatan pada Maria dengan penyembahan berhala, membuat acuan-acuan atas doktrin tersebut tidak masuk dalam pengakuan-pengakuan iman Reformasi.<ref>{{en}} {{citation |author=D. MacCulloch |title=The Reformation: a History |publisher=Penguin Books |year=2003 |page=558-563}}</ref> Semua hal tersebut pada akhirnya menyebabkan penolakan atas doktrin ini di banyak kalangan Protestan yang memandang kata "saudara" ({{lang-el|ἀδελφοί}}) Yesus dalam Perjanjian Baru sebagai anak kandung Maria, yang mengakibatkan sulitnya menjawab pertanyaan mengapa Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada murid yang dikasihinya (Yohanes 19:26-27) dengan asumsi bahwa ibu-Nya masih memiliki anak-anak kandung lain.<ref>{{en}} {{cite book |author=Robert Jamieson, A. R. Fausset, David Brown |title=Commentary, Critical and Explanatory, on the Whole Bible |chapter=Commentary on Matthew 13:56 |chapterurl=http://www.ccel.org/ccel/jamieson/jfb.xi.i.xv.html#xi.i.xv-p102.3 |publisher=CCEL}}</ref>
 
Namun beberapa cendekiawan Lutheran yang konservatif, seperti Franz Pieper (1852-1931), menolak untuk mengikuti kecenderungan di antara kalangan Protestan ''[[:en:Nonconformist |Nonconformist ]]'' yang bersikeras bahwa Maria dan Yosef menjalin hubungan suami istri dan mempunyai anak-anak lain setelah melahirkan Yesus. Hal ini tersirat dalam karyanya, ''Christian Dogmatis'', yang menyatakan bahwa kepercayaan atas keperawanan abadi Maria merupakan pandangan yang sudah lebih lama dan menjadi tradisi di kalangan Lutheran.<ref>{{en}} {{citation |author=Francis Pieper |title=Christian Dogmatics |others=4 vols, 2:308-09 |location=St. Louis |publisher=CPH |year=1950-53}}</ref> Ia mengatakan: "seharusnya cukuplah kita berpegang bahwa [Maria] tetap seorang perawan setelah kelahiran Kristus karena Alkitab tidak menyatakan atau menunjukkan bahwa ia kemudian kehilangan keperawanannya".<ref>{{en}} {{citation |chapter=That Jesus Christ Was Born a Jew |year=1523 |title=Luther’s Works |others=1962, American Edition |editor=Walther I. Brandt |location=St. Louis |publisher=Concordia Publishing House |ISBN=0-8006-0345-1 |page=205-206}}</ref><ref>{{en}} {{citation |author=James Swam |url=http://www.ntrmin.org/Luthers%20Theology%20of%20Mary.htm#V |title=Martin Luther's Theology of Mary}}</ref> Ia mengajarkan bahwa "Kristus, Juruselamat kita, adalah buah nyata dan alami dari rahim suci Maria ... Ini tanpa andil seorang laki-laki, dan Perawan Maria tidak melahirkan anak-anak selain Dia ... Saya cenderung untuk setuju dengan mereka yang menyatakan bahwa 'saudara' benar-benar berarti 'sepupu' di sini, sebab Kitab Suci dan orang-orang Yahudi selalu menyebut sepupu sebagai saudara".<ref>Luther's Works, eds. Jaroslav Pelikan (vols. 1-30) & Helmut T. Lehmann (vols. 31-55), St. Louis: Concordia Pub. House (vols. 1-30); Philadelphia: Fortress Press (vols. 31-55), 1955, v.22:23 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539), quoted in [http://www.davidmacd.com/catholic/martin_luther_on_mary.htm Martin Luther on Mary's Perpetual Virginity]{{citation broken|date=July 2015}}</ref> Vincent Taylor menentang pandangan ini dengan menekankan bahwa apabila mereka benar-benar sepupu, kata 'adelphoi' (saudara) tidaklah diperlukan secara [[linguistik]] dan tidak layak secara [[metafora]], sebab ada kata 'anepsios' (sepupu, [[Kolose 4]]:10).<ref name="Taylor 1952, p248">{{en}} {{citation |author=Vincent Taylor |title=The Gospel According to St Mark |year=1952 |publisher=MacMillan |location=London |page=248}}</ref> Meski kata 'anepsios' juga dapat digunakan untuk menyebut keponakan atau kemenakan.<ref>{{en}} {{citation |url=http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online&aid=8672217 |author=M. Miller |year=1953 |chapter=Greek Kinship Terminology |title=The Journal of Hellenic Studies, 73 |page=46-52 |doi=10.2307/628235. |publisher=Cambridge University Press }}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://biblehub.com/greek/431.htm |title=431. anepsios |publisher=Bible Hub}}</ref>
 
<!--
Baris 74 ⟶ 80:
 
===Protestantism===
[[Diarmaid MacCulloch]], a historian of the Reformation, wrote that the reason why the magisterial reformers upheld Mary’s perpetual virginity, and why they had a "genuinely deep reverence and affection" toward Mary, was that she was "the guarantee of the Incarnation of Christ", a teaching that was being denied by the same radicals that were denying Mary’s perpetual virginity.<ref>D. MacCulloch, ''The Reformation: a History'' (Penguin Books, 2003) pp. 613-614; cf. Robert Schihl, ''[http://www.ewtn.com/faith/teachings/maryc2.htm The Perpetual Virginity of Mary]'' for an extended list and quotations.</ref> However, the absence of clear Biblical statements expressing the doctrine, in combination with the principle of ''[[sola scriptura]]'', kept references to the doctrine out of the Reformation creeds and, together with the tendency to associate veneration of Mary with idolatry<ref>D. MacCulloch, ''The Reformation: a History'' (Penguin Books, 2003) pp. 558-63</ref> and the rejection of [[clerical celibacy]]<ref>see John Calvin's [http://www.vor.org/rbdisk/calvin/ci_html/4_12.htm#4.12.27 ''Institutes of the Christian Religion IV,12,27-28'']</ref> led to the eventual denial of this doctrine amongst Protestants, who consider that the "brothers" (ἀδελφοί) οf Jesus mentioned in the New Testament were children of Mary (and thus his half brothers), rather than of Joseph by another marriage (and thus his stepbrothers) or his cousins, a view not shared by the magisterial Protestant reformers themselves.
 
== Biblical passages and their historical interpretations==