Gala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
[[Surya Paloh]] melalui PT Surya Persindo memberi asupan saham kepada ''Gala'' pada 1989. Akibatnya oplah koran ini naik menjadi 40.000 eksemplar. Tapi, tepat pada 4 Oktober 1999, ''[[Pikiran Rakyat]]'' membeli ''Gala'' dan mengganti namanya menjadi ''[[Galamedia]]''. Perubahan ini disusul perubahan perusahaan dari PT Galamedia menjadi Galamedia Perkasa. Namun, para pendiri ''Gala'', seperti Sjamsuyar Adnan, tetap memegang kemudi redaksi ''Galamedia''.
 
==Sejarah Referensi Gala==
* "Gala: Jitu Mengail Pengiklan", ''Jurnal Nasional'', 22 Agustus 2007
Gala merupakan koran kedua setelah Pikiran Rakyat yang sudah lebih 40 tahun tetap berkibar dan setia melayani pembacanya. Koran ini dirintis/didirikan oleh H. Syamsujar Adnan (Alm). Ada dua hal penting yang selalu dipesankan oleh pendirinya saat itu, "Koran yang baik adalah koran yang laku dijual dan banyak dibaca masyarakat" dan "Dalam kondisi apapun, Gala harus tetap hadir di masyarakat". Kedua pesan tersebut, menjadikan Harian Gala yang sekarang menjadi HU Galamedia, merupakan koran yang selalu hadir di masyarakat dan identik dengan korannya warga Bandung khususnya dan umumnya warga Jawa Barat. Koran yang tetap berkibar selama lebih 40 tahun di Indonesia, jumlahnya bisa dihitung oleh jari, karena memang tidak mudah untuk mempertahankan bisnis media, terutama tahun-tahun terakhir yang persaingan bisnisnya sudah menjurus pada upaya saling mematikan.
 
Redaksi koran ini pernah ngantor di Gedung Miramar Jln. Asia Afrika, kemudian pindah ke Jln. Rajawali dan kemudian memiliki kantor sendiri di Jln. Soekarno-Hatta, kurang lebih 1 km dari kantor redaksi HU. Pikiran Rakyat sekarang. Saat dibeli Surya Paloh sekitar tahun 1988-1989, kantor HU. Gala menempati gedung mentereng di Jln. Braga (Braga Plaza) tepat diseberang Hotel Braga/Sarinah. Sekarang kantor tersebut digunakan oleh Radio PR FM. Saat itu, Redaktur Exekutifnya antara lain Panda Nababan dan Derek Manangka, kemudian diteruskan antara lain oleh Tjetje Padmadinata, Achmad Fadillah dan Don Bosco Selamun. Saat itu wartawannya antara lain Yustnianus Ibik, Ging Ginanjar, Lea Pamungkas, Sony Farid Maulana, '''''Aep S. Abdullah''''', Sutisna AM, H. Yayat Wiryadi, H. E. Ahmad Zall, Setia Permana (Alm), Ikin Sodikin, Idon Haryana (fotografer) dll.
 
Setelah kerjasama dengan PT. Surya Persindo Group (Perusahaannya Pak Surya Paloh) berakhir, beberapa orang redaksi Gala dulu ada yang berpindah ke Lampung kemudian mendirikan Lampung Post sepert Syamsul Bahri (Lian Nasution) dan Sobur Wadio. Selain itu, yang lainnya ada yang mengikuti ke induk perusahaan PT. Surya Persindo Group, seperti Edi Hidayat, Mathias Brahmana dll, termasuk mantan Redaktur Exekutif Don Bosco Selamun. Beberapa mantan wartawan Gala saat ngantor di Jalan Braga ada juga yang pindah ke media luar negeri antara lain Ging Ginanjar.
 
== Aep S. AbdullahReferensi ==
* "Gala: Jitu Mengail Pengiklan", ''Jurnal Nasional'', 22 Agustus 2007
* [http://www.klik-galamedia.com/ Galamedia]