Kabupaten Pringsewu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Andriana08 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{no footnotes}}
{{dati2
|nama = Kabupaten Pringsewu
Baris 38 ⟶ 37:
}}
 
'''Pringsewu''' adalah salah satu kabupaten di [[Lampung|Provinsi Lampung]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam [http://www.dpr.go.id/artikel/terkini/artikel.php?aid=5351 Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008], sebagai pemekaran dari [[Kabupaten Tanggamus]]. Kabupaten ini Terletak 37 kilometer sebelah barat [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]], [[ibu kota]] provinsi.<ref>[http://www.dpr.go.id/artikel/terkini/artikel.php?aid=5351 Rapat Paripurna DPR]</ref>
 
Saat ini Pringsewu disetujui menjadi [[kabupaten]] tersendiri karena perkembangannya yang bagus, baik dari segi pendapatan daerah, taraf ekonomi maupun pendidikan penduduk. Mata pencaharian yang utama di Pringsewu adalah bertani dan berdagang. Letaknya yang sangat strategis, sangat sayang jika tidak dimanfaatkan oleh Pemda setempat.
== Sejarah Kabupaten Pringsewu ==
Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (''tiuh'') yang bernama Margakaya pada tahun [[1738]] Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 km dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini).
 
Selanjutnya, 1871787 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari [[Pulau Jawa]], melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]], juga membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.
Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.
 
Saat ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut telah menjelma menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni yang sekarang dikenal sebagai '''‘Pringsewu’'''Pringsewu’ yang saat ini juga merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.
 
Selanjutnya, pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan yang beribukota di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Bapak Ibrahim hingga 1943.
Baris 108 ⟶ 106:
Disamping Angkat Besi dan Angkat Berat, masih banyak atlet-atlet dari Kabupaten Pringsewu yang memiliki prestasi yang cukup handal, diantaranya dari Cabang Bulu Tangkis, Karateka, Tenis Meja dan juga Cabang Olah Raga Sepak Bola.
 
== Pelayanan Kesehatankesehatan ==
Di bidang pelayanan Kesehatan, di Kabupaten Pringsewu telah terdapat '''Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu''', Rumah Sakit Swasta, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pringsewu, serta terdapat pula Balai pengobatan serta Fasilitas Kesehatan milik swasta lainnya.
 
== Pusat Perbelanjaanperbelanjaan ==
Guna melayani kebutuhan warga, di pusat kota Pringsewu sendiri terdapat 4 buah pasar tradisional yakni Pusat Perbelanjaan Pringsewu, Pasar Sarinongko, Pasar Baru Pringsewu, dan Pasar Pagi yang siap melayani masyarakat Pringsewu dan sekitarnya. Selain itu terdapat pula pasar kecamatan yang berada di setiap ibukota kecamatan serta pasar desa.
Bahkan, telah ada satu pusat perbelanjaan modern yaitu Chandra Department Store Pringsewu yang diresmikan mantan Pejabat Bupati Pringsewu Sudarno Eddi pada tanggal 11 November 2011.<ref>{{cite web|url=http://lampung.tribunnews.com/2011/11/11/bupati-buka-grand-opening-chandra-pringsewu|title=Bupati Buka Grand Opening Chandra Pringsewu|date=2011-11-11|accessdate=2011-12-07}}</ref>
 
== Potensi Kabupaten ==
[[Berkas:Pusat Kota Pringsewu.jpg|thumb|Pusat Kota Pringsewu.]]
[[Berkas:Gapura Selamat Datang Pringsewu.jpg|thumb|Gapura Selamat Datang (2014) pada malam hari. Gapura ini terletak pada saat akan memasuki wilayah ibukota Pringsewu.]]
Baris 131 ⟶ 129:
Salah satu komoditas penting perikaan budidaya di Kabupaten Pringsewu adalah Ikan Gurame, disamping komoditas lain seperti ikan lele, mas, nila, belut dan patin. Pada tahun 2009 pemanfaatan kolam untuk komoditas ikan Gurame adalah seluas 92,5 Ha dengan produksi sebesar 309,9 ton. Pemanfaatan kolam gurame tersebut menyebar di 4 (empat) kecamatan yakni, kecamatan Pagelaran, Pardasuka, Banyumas, dan Sukoharjo.
 
Pengembangan komoditas ikan gurame di Kabupaten Pringsewu sangat menjanjikan hal ini disebabkan oleh selain kondisi daerah yang sangat mendukung juga disebabkan kegiatan budidaya ikan gurame memiliki nilai ekonomis yang tinggi disemua tahapan produksi. Potensi bidang peternakan di Kabupaten Pringsewu juga sangat potensial untuk dikembangkan, baik potensi pengembangan ternak kecil maupun besar. Untuk ternak kecil, potensi Kambing dan Domba sangat potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi kambing yang ada sebesar 55.267 ekor dan populasi Domba sebesar 13.857 ekor dan juga ternak babi sebesar 279 ekor.
 
potensi Bidang Peternakan di Kabupaten Pringsewu juga sangat potensial untuk dikembangkan, baik potensi pengembangan ternak kecil maupun besar. Untuk ternak kecil, potensi Kambing dan Domba sangat potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi kambing yang ada sebesar 55.267 ekor dan populasi Domba sebesar 13.857 ekor dan juga ternak babi sebesar 279 ekor.
Dengan memanfaatkan luas lahan serta padang rumput yang ada, usaha pengembangan kambing burawa sangat cocok sekali dikembangkan di Kabupaten Pringsewu. Kambing jenis ini merupakan hasil persilangan antara induk betina peranakan kambing Ettawa (PE) yang memiliki tubuh besar dan kambing pejantan Boer sebagai kambing pedaging.
Untuk Potensi ternak besar, Kabupaten Pringsewu juga sangat potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi ternak besar yang ada seperti sapi sebanyak 9.493 ekor dan populasi kerbau sebanyak 3.276 ekor.
 
Pengembangan Usaha peternakan sapi potong, merupakan salah satu usaha yang cukup prospektif di Kabupaten Pringsewu, peluang pengembangan sapi potong juga didukung oleh harga sapi hidup dan daging sapi yang terus meningkat, tersedianya tehnologi pakan ternak dan reproduksi IB maupun embrio transfer, serta meningkatnya permintaan daging sapi segar dan olahan di dalam negeri. Usaha ini juga didukung oleh ketersediaan lahan yang luas bagi budidaya tanaman rumput gajah sebagai bahan pakan ternak.