Ema Bratakusumah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
Kontribusi dan visi Ema di dunia media ia curahkan sebagai jalan perjuangan demi kemajuan sunda dan pergerakan Nasional. Sambil Kursus Tata Buku, ia belajar di bidang pers dan jurnalistik kepada Haji [[Agus Salim]] (Agoes Salim) yang pada waktu itu menjadi redaktur surat kabar [[Neraca]] (Neratja). Kiprahnya berlanjut pada tahun 1918–1921 ketika ia membantu kemudian menjadi redaktur surat kabar mingguan berbahasa Sunda Pajajaran. Pada tahun ini pula ia bergabung dengan perkumpulan [[Paguyuban Pasundan]] untuk energi politiknya. Tiga tahun kemudian, tahun 1921, bersama rekannya membuat surat kabar berbahasa sunda yaitu [[Paguyuban Siliwangi]].
 
Sebagai pembina dan bagian dari generasi muda, paska 1945, Gan Ema, turut mendirikan [[Laskar Rakyat]] yang berfungsi untuk mengatur pengungsian pemerintahan dan masyarakat Bandung pada peristiwa Bandung lautan api.<ref>{{cite web|url=http://www.pasoendan.com/2014/12/mengenal-lebih-dekat-raden-ema-bratakusumah/ |authors=Taufik Satriawan|title=Mengenal Lebih Dekat Raden Ema Bratakusumah|date=1 Desember 2014|accessdate=19 Juli 2015|publisher=Pasoendan.com}}</ref>Gan Ema adalah tokoh heroik pada peristiwa [[Bandung lautan api]] pada saat pendudukan [[Bandung]] oleh [[NICA]] dan sekutu. Tokoh Heroik peristiwa Bandung Lautan Api yang lain adalah [[Barisan Banteng]] ([[Ukar Bratakusumah]]) dan [[Barisan Merah]] (Nukman). Laskar-laskar itulah yang membuat pusing dan kocar-kacirnya tentara NICA dan sekutu. Gan Ema juga tokoh sunda yang membantu terbentuknya [[Forum Pamuda Sunda]] di Bandung Pada kurun waktu tahun 50-an, dengan tokoh [[Ajam Samsupraja]], [[Akil Prawiradirdja]] dan [[Tato Prajamanggala]].
 
Dalam dunia politik ia berguru kepada Dr. [[Ernest François Eugène Douwes Dekker]], bersama [[Darnasukumah]], [[Bakri Suraatmaja]], dan [[Gatot Mangkupraja]] di Bandung. Pada tahun 1949-1950 ia mulai berkiprah di Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bandung. Ema, dalam pandangan politiknya, (1) ingin memajukan bangsanya karena cinta akan tanah air yang dimulai dan diutamakan dari tingkat bawah berdasarkan kebudayaan (suku bangsa dan daerah: Sunda), (2) ingin memerdekakan bangsanya dari belenggu penjajahan melalui persiapan rakyat harus berani bertarung secara individual dan atau kelompok, (3) bentuk negara yang sesuai bagi Indonesia merdeka adalah federasi atau otonomi yang luas, karena sesuai dengan kodrat masyarakat dan geografi Indonesia. Untuk mencapai pandangan tersebut ditempuhlah program pendidikan, pers, dan pencak.