Hidangan Batak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 37:
 
==Daging==
Karena [[Suku Batak]] selama sekian abad hidup relatif terisolasi dan mempertahankan sistem kepercayaan nenek moyang mereka, banyak unsur asli budaya mereka yang tetap bertahan, termasuk seni kuliner Batak. Kini banyak orang Batak yang memeluk agama [[Kristen Protestan|Kristen]], misalnya [[Suku Batak Toba]], [[Suku Batak Karo|Karo]], [[Suku Batak Simalungun|Simalungun]], dan [[Suku Batak Pakpak|Pakpak]], sehingga daging [[babi]] dan [[anjing]] lazim dikonsumsi. Daging anjing biasanya disebut B1, merujuk pada bahasa Batak untuk anjing yaitu "biang", sedangkan daging babi kerap disebut B2. Daging babi (B2) atau anjing (B1) itu biasanya dimasak dalam darahnya sendiri dan dibumbui sebagai [[saksang]], atau dibakar sebagai [[babi panggang|panggang]].
 
Meskipun demikian ada pula suku Batak yang [[Muslim]], misalnya [[Suku Batak Mandailing]], [[Suku Batak Angkola|Angkola]] dan [[Suku Batak Simalungun|Simalungun]], sehingga mereka menerapkan hukum pangan [[agama Islam]] yaitu hanya mengkonsumsi makanan [[halal]] dan tidak mengkonsumsi daging babi, daging anjing, dan darah yang diharamkan dalam agama Islam.
 
Salah satu hidangan daging babi khas Batak yang terkenal adalah Babi Panggang Karo — sering disingkat BPK — yang digemari penduduk setempat dan terkenal secara nasional melalui [[Lapo]] atau restoran Batak di kota-kota besar di Indonesia. BPK terdiri dari irisan daging babi panggang dengan tiga saus penyerta: semangkuk kaldu yang terbuat dari rebusan tulang babi, sepiring darah babi yang dimasak dengan lada dan cabai, serta sepiring sambal pedas.<ref name="JakartaGlobe"/>