Kabupaten Puncak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mouche (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Mouche (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 51:
# [[Wangbe, Puncak|Wangbe]]
 
==Kependudukan==
==Infrastruktur (Fasilitas umum)==
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk kabupaten Puncak sementara adalah 93.363 orang, yang terdiri atas 49.308 laki-laki dan 44.055 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten Puncak masih bertumpu di sekitar Ibukota Kabupaten yakni Distrik Ilaga 16,50 persen, Distrik Sinak 21,00 persen, Distrik Gome 18,96 persen, Distrik Pogoma 17, 10 persen, sedangkan distrik lainnya dibawah 12 persen.
Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, adalah kabupaten yang berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Hanya ada dua cara menuju kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Puncak Jaya yang diresmikan pada 2008 itu, yakni berjalan kaki berjam-jam atau menggunakan pesawat dari Timika di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
 
Dengan luas wilayah kabupaten Puncak sekitar 8.055 kilo meter persegi yang didiami oleh 93.363 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk kabupaten Puncak adalah 12 orang per kilo meter persegi. Distrik yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Distrik Agadugume yakni sebanyak 32 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Distrik Doufo yakni sebanyak 1 orang per kilo meter persegi.
Saat ini, tak ada akses jalan yang menghubungkan Kabupaten Puncak dengan wilayah lain.
 
Sex ratio penduduk kabupaten Puncak adalah sebesar 112, yang artinya jumlah penduduk laki-laki 12 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Sex ratio terbesar terdapat di distrik Ilaga yakni sebesar 120 dan yang terkecil terdapat di distrik Doufo yakni sebesar 105 yang berarti jumlah penduduk laki-laki 5 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, harga barang dan kebutuhan pokok sangat tinggi. Bahkan, bisa dibilang fantastis jika dibandingkan dengan harga di Jakarta, ibu kota RI.
 
Laju pertumbuhan penduduk kabupaten Puncak per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 8 persen. Laju pertumbuhan penduduk distrik Agadugume adalah yang tertinggi dibandingkan distrik-distrik lain di Puncak yakni sebesar 19 persen, sedangkan yang terendah di distrik Doufo yakni sebesar -3 persen. Distrik Sinak walaupun menempati urutan pertama dari jumlah penduduk namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk adalah urutan kedua tertinggi yakni sebesar 14 persen.
Di Jakarta, harga bensin RON 88 Rp 6.600 per liter dan harga solar Rp 6.400 per liter. Di Ilaga, harga bensin RON 88 dan solar masing-masing Rp 50.000 per liter.
 
Jumlah rumah tangga berdasarkan hasil SP2010 adalah 23.356 rumah tangga. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga dari hasil SP2010 rata-rata sebanyak 4,00 orang. Rata-rata anggota rumah tangga di setiap distrik berkisar antara 3,69 orang sampai dengan 4,35 orang.
Mari kita bandingkan dengan harga di Jayapura, ibu kota Provinsi Papua, sebagaimana ditulis dalam laman Kementerian Perdagangan. Di Jayapura, harga minyak goreng Rp 12.333 per liter, cabai Rp 25.000 per kilogram (kg), dan beras Rp 13.000 per kg.
 
Distrik Agadugume, Sinak, Wangbe, dan Doufo memiliki rata-rata anggota rumah tangga di bawah rata-rata Kabupaten. Distrik Ilaga yang merupakan ibukota Kabupaten memiliki rata-rata anggota rumah tangga tertinggi, yakni sebanyak 4,35 orang. Sedangkan Distrik Sinak dengan jumlah penduduk terbanyak, memiliki rata-rata anggota rumah tangga terendah yakni sebanyak 3,69 orang.
Di Ilaga, harga minyak goreng Rp 50.000 per liter dan cabai Rp 150.000 per kg. Adapun harga satu karung beras isi 15 kg Rp 500.000 atau lebih dari Rp 33.000 per kg.
 
Barang-barang di Ilaga umumnya didatangkan dari Timika yang diangkut menggunakan pesawat baling-baling. Setiap orang, termasuk barang maksimal seberat 10 kg, membayar Rp 500.000 untuk perjalanan 30 menit dari Timika ke Ilaga.
 
Untuk mengangkut bahan bakar minyak (BBM) dari Timika ke Ilaga, pedagang di Ilaga menggunakan pesawat. Satu pesawat Cessna Grand Caravan bisa mengangkut tujuh drum BBM dengan kapasitas total 1.400 liter. Ongkos sewa satu pesawat sekitar Rp 30 juta. Ditambah ongkos membongkar muatan dan membawa angkutan dari bandara Ilaga ke tengah Distrik Ilaga Rp 2 juta.
 
Hal lain yang tak kalah penting adalah listrik. Penduduk Kabupaten Puncak yang sekitar 167.000 jiwa tersebar di wilayah seluas 8.055 kilometer persegi. Selama ini, sekitar 20 persen yang terjangkau jaringan listrik. Itu pun listrik dari generator yang hanya menyala setiap hari mulai pukul 18.00 hingga pukul 06.00. Untuk kebutuhan listrik itu, perlu 400 liter solar per hari.
 
Pada pertengahan Februari 2015, proyek pembangkit listrik mikrohidro yang menghasilkan daya 700 kilowatt jam (kWh), dimulai. Jika dua tahun lagi proyek itu selesai, listrik untuk sebagian wilayah di Kabupaten Puncak bisa terpenuhi.
 
Keterbatasan infrastruktur dan akses transportasi membuat Kabupaten Puncak diliputi tingkat kemahalan luar biasa. Ekonomi biaya tinggi itu menekan masyarakat yang mata pencariannya berkebun, yakni menanam kol dan wortel.
 
== Rujukan ==